JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah, di dalamnya terdapat energi positif untuk meningkatkan spiritual umat dalam melaksanakan berbagai kegiatan sosial dan ibadah, sehingga menjadi momen bagi siapapun untuk berlomba mendapat keberkahan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Keberkahan Ramadhan digunakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk berbondong-bondong menunaikan zakat, infak, dan shadaqah (ZIS) agar mendapatkan kesucian yang sempurna. Dengan demikian momentum Ramadhan menjadi penting bagi Lazismu untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana program ZIS kepada yang berhak menerimanya dalam rangka peningkatan pemberdayaan umat yang berkelanjutan.
Pada momen Ramadhan 1442 H inilah saatnya memaksimalkan penghimpunan zakat, infak, dan shadaqah untuk pemberdayaan umat agar masyarakat bangkit dari berbagai keterpurukan yang sedang melanda Indonesia. Hal ini selaras dengan tema Ramadhan kali ini yaitu “Zakat Bangkitkan Indonesia”. Zakat yang memiliki dimensi ekonomi, sosial dakwah, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan lingkungan sangat strategis perannya untuk mengisi ruang kosong yang belum terisi oleh program-program pemerintah dalam rangka untuk membangkitkan semangat umat keluar dari belenggu pandemi yang mengakibatkan melemahnya sektor strategis.
Ketua Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. menyebut bahwa salah satu latar belakang diambilnya tema tersebut adalah kondisi psikologi, sosial, dan ekonomi bangsa Indonesia. Menurutnya, satu tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan akibat pandemi dengan dampaknya yang begitu luas.
Ia melihat bahwa pada Ramadhan tahun lalu, hampir semua kalangan diliputi oleh rasa ketakutan dan kekhawatiran. Hilman berharap pada bulan Ramadhan tahun ini, masyarakat bisa bangkit dan menghadapi pandemi dengan rasa optimis. Selain itu, ia juga berharap dampak sosial ekonomi akibat pandemi bisa diatasi melalui bulan Ramadhan.
“Kita gelorakan infak, kita bantu kelompok-kelompok masyarakat yang terdampak. Dan mudah-mudahan dengan semangat baru itu kita bisa bangkitkan Indonesia. Kita tunjukkan pada dunia bahwa umat Islam melalui Ramadhan bisa membangun kebersamaan yang kuat,” ujar Hilman. Ia mengajak seluruh komponen bangsa untuk membangun rasa solidaritas yang kuat, rasa gotong royong, ekspresi taawun yang bisa dilakukan secara kolektif. Zakat tidak hanya merupakan ekspresi kesalehan individual, namun juga bentuk kepedulian sosial.
Sementara itu, menurut Edi Muktiono, Direktur Penghimpunan Lazismu Pusat, Lazismu di Bulan Ramadhan memiliki 3 program utama. Yaitu Kado Ramadhan, Back to Masjid, dan Pemberdayaan Ekonomi. Kado Ramadhan memiliki beberapa kegiatan turunan, antara lain Sebar Takjil, Santunan Yatim, Santunan Lansia, Santunan Muallaf, Bakti Guru, Lebaran Mengabdi, Da’i Mengabdi, Paket Sembako, serta penyaluran zakat fitrah dan fidyah.
Program karitas di atas bertujuan untuk memberikan semangat kepada para penerima manfaat agar tetap optimis dalam menatap masa depan. Edi berharap kegiatan di atas bisa memberikan rasa optimisme dalam menyambut Bulan Ramadhan.
“Back to Masjid memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu bersih-bersih masjid, memberikan bantuan kepada masjid, pengeras suara, dan perbaikan minor. Itu adalah upaya meningkatkan peran strategis masjid,” papar Edi. Edi berharap program Pemberdayaan Ekonomi dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha dan menggerakkan roda ekonomi keluarga. Menurutnya, banyak keluarga yang terdampak pandemi. Oleh karena itu, Lazismu berusaha untuk memberikan bantuan modal usaha. “Mudah-mudahan program ini dapat bermanfaat untuk banyak orang,” harapnya.
Lazismu juga membuka kerjasama kemitraan dalam program Ramadhan 1442 H kali ini. Kerjasama yang ditawarkan dengan pihak mitra berupa pembiayaan kegiatan ataupun bantuan produk, serta mengkampanyekan program ini kepada masyarakat luas melalui berbagai macam media, baik yang dimiliki oleh Lazismu maupun pihak mitra.
Target penerima manfaat yang utama adalah masyarakat yang terdampak Covid 19. Hal ini sejalan dengan tujuan program Ramadhan 1442 H, yaitu menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum perwujudan akhlak mulia dengan berzakat, infak, dan shadaqah yang dapat memberdayakan serta mengangkat harkat martabat saudara kita yang masih dalam garis kemiskinan/tidak mampu. (Riz)