Allah Memperkenalkan (33) Penciptaan Khalifah
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 30:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu mā lā ta’lamụn
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs Al Baqarah 30).
Qs Al Baqarah ayat 30 ini merupakan ayat pertama dalam Al Qur’an yang membahas tentang penciprtaan khalifah (manusia). Yang menarik sebelum ayat penciptaan manusia ini, sebelumnya ayat 29 berisi tentang ayat penciptaan bumi dan langit
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī’an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab’a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs Al Baqarah 29)
Bagaimana penciptaan bumi dan langit yang menjadi layak huni bagi manusia/khalifah, silahkan baca kembali tulisan Allah Memperkenalkan (32) Penciptaan Bumi dan Langit.
Penciptaan khalifah diawali dialog antara Allah SwT dengan malaikat. Dari dialog imi ada dua hal yang perlu dihindari bagi manusia yang merupakan khalifah di muka bumi. Pertama, tidak merusak. Kedua, tidak menumpahkan darah. Artinya manusia di muka bumi harus melakukan pembangunan atau perbaikan, manusia juga harus membina dan melaksanakan perdamaian di bumi.
Tentang hal pertama yang harus dihindari ini, tidak merusak, telah disinggung sebelumnya dalam Qs Al Baqarah ayat 11 dan 12 :
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
wa iżā qīla lahum lā tufsidụ fil arḍi qālū innamā naḥnu muṣliḥụn
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” (Qs Al Baqarah 11)
اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
alā innahum humul-mufsidụna wa lākil lā yasy’urụn
Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. (Qs Al Baqarah 12).
Dari Qs Al Baqarah ayat 11 dan 12 ini, orang-orang yang membuat kerusakan tersebut tidak menyadari. Taunya melakukan perbaikan, tetapi sesungguhnya melakukan kerusakan. Karenanya, orang yang demikian tidak layak dijadikan khalifah di bumi. Siapakah mereka, mereka adalah orang-orang yang mengaku beriman tetapi sesungguhnya tidak beriman sebagaimana terdapat dalam Qs Al Baqarah ayat 13:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَآ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ كَمَآ اٰمَنَ السُّفَهَاۤءُ ۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاۤءُ وَلٰكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ
wa iżā qīla lahum āminụ kamā āmanan-nāsu qālū a nu`minu kamā āmanas-sufahā`, alā innahum humus-sufahā`u wa lākil lā ya’lamụn
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu. (Qs Al Baqarah 13)
Dengan demikian orang yang dapat menjadi khalifah adalah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SwT yang bertasbih dan mensucikan Allah SwT.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Manusia sebagai khalifah di muka bumi, hendaknya memfungsikan dirinya betul-betul sebagai khalifah. Yaitu dengan tidak melakukan kerusakan dan menumpahkan darah. Artinya harus melakukan perbaikan dan menjaga perdamaian. Jika hal ini dilanggar, maka orang tersebut tidak layak menjadi khalifah. Selain itu, seorang khalifah juga harus beriman kepada Allah SwT, Jika mereka tidak beriman, dalam hal perbaikan hanya menuruti hawa nafsunya saja, sehingga ia merasa melakukan perbaikan tetapi sesungguhnya melakukan kerusakan. Waallahu a’lam bisshawab