TAIWAN, Suara Muhammadiyah – Bulan suci Ramadan adalah bulan mulia. Salah satunya karena di dalamnya Allah menurunkan Alquran. Umat Islam perlu menambah bekal keilmuan dan beberapa strategi sebagai persiapan menyambut datangnya bulan istimewa ini.
Pertama, berdoa kepada Allah SWT agar kita dipertemukan dengan Ramadan. Salah satu kalimat doa yang baik adalah, “Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadan dan serahkan Ramadan kepadaku dan Engkau menerimanya kepadaku dengan kerelaan.”
Mu’alla bin al-Fadhi berkata, “Dulunya para salaf berdoa kepada Allah SWT selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadan. Kemudian mereka berdoa kepadaNya selama enam bulan berikutnya agar Dia menerima (amal-amal saleh) yang mereka kerjakan.” (Lathaif Al-Ma’arif: 174)
Kedua, menuntaskan puasa tahun lalu. Tuntaskan hutang puasa sebelumnya di bulan Sya’ban. Sebagaimana Aisyah r.a. tidak dapat mengqadha puasanya kecuali di bulan Sya’ban. Perlu diketahui, menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i sampai masuk Ramadan berikutnya adalah dosa. Maka kewajibannya adalah tetap mengqadha dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.
Ketiga, persiapan keilmuan, yakni memahami fiqh puasa. Mu’adz bin Jabal ra berkata, “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, sebab mencari ilmu karena Allah adalah ibadah.” Atsar ini mendapatkan perhatian dari Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. Beliau berkata, “Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya, dan apa-apa yang menguranginya.”
Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam QS Al Mujadalah ayat 11, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim No 2699).
Keempat, persiapan jiwa dan spiritual (tazkiyatun nafs). Sebagian cara untuk mempersiapkan jiwa dan spiritual untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya. Minimal memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.
Aisyah ra berkata, “Aku belum pernah melihat Nabi berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadan, dan aku belum pernah melihat nabi berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sesering di bulan Sya’ban.” Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Rajab dengan Ramadhan. Padahal di bulan itu, amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam. Maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR An-Nasa’i dan Abu Daud)
Kelima, persiapan finansial. Ibnu Abbas berkata, “Nabi adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan di bulan Ramadan.” [HR Al Bukhari dan Muslim]
Keenam, persiapan fisik, menjaga kesehatan. Rasul bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” [HR. Al-Hakim]
“Terkhusus mahasiswa baru di Taiwan, ada beberapa masjid yang dapat dikunjungi. Misalnya: Taipei Grand Mosque (TGM), Tainan Mosque, Taichung Mosque, Taipei Cultural Mosque. Dua tahun terakhir ini, Masjid Agung Taiwan (TGM) tidak mengadakan buka puasa bersama. Namun masih mengadakan shalat Tarawih bersama,” jelas Muhammad Muslih. Beliau adalah Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan periode 2021 – 2023.
Lebih lanjut, Muhammad Muslih memberikan nasihat agar meningkatkan energi positif. “MatematikaNya Allah itu berbeda dengan matematika kita. Kalau kita berinfak di jalan Allah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Hal ini juga sesuai dengan hukum kekekalan energi. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun ia hanya berubah bentuk. Apalagi menebar energi kebaikan. Ia akan kembali kepada diri kita sendiri,” jelasnya sambil tersenyum.
Kegiatan dwi mingguan yang diselenggarakan oleh Indonesian Muslim Student Association (IMSA) TMU ini bertempat di room 2301 TMU, hari Jumat 09 April 2021. Sekitar 33 orang peserta sangat antusias mengikuti acara hingga usai. Selain menambah pengetahuan dan pengalaman baru, sebagian mahasiswa baru yang hadir memang sengaja meluangkan waktu untuk saling bersilaturahmi, sekaligus memperkuat ukhuwah.
“Kajian ini menambah wawasan dan paparan baru, terutama untuk mahasiswa baru yang tahun ini menjalankan puasa Ramadan di negeri orang (Taiwan).” Demikian ungkap Syahru Agung Setiawan. Ia mahasiswa baru program PhD di International Graduate Program in Medicine (IGPM), College of Medicine, Taipei Medical University (TMU), Taiwan. (Dito Anurogo)