Allah Memperkenalkan (35) Pengajaran Malaikat

malaikat

Foto Dok Ilustrasi

Allah Memperkenalkan (35) Pengajaran Malaikat

Oleh: Lutfi Effendi

Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.

Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 32:

قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

qālụ sub-ḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul-ḥakīm

Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (Qs Al Baqarah 32)

Dari ayat di atas, Malaikat mengetahui sesuatu berdasarkan apa yang telah diajarkan Allah SwT kepadanya. Apa-apa yang tidak diajarkannya tidak diketahuinya. Mereka diajarkan sesuai dengan beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Karenanya, mereka bisa bekerja secara penuh dan sempurna dalam menjalankan tugasnya.

Yang diajarkan Allah kepada malaikat Jibril tentu lain dengan yang diajarkan kepada malaikat Mikail. Demikan pula yang diajarkan kepada malaikat Raqib dan ‘Atid akan lain dengan yang diajarkan kepada Munkar dan Nakir. Tetapi ada hal yang sama yang diajarkan Allah SwT adalah bertasbih dan mensucikan nama Allah SwT.

Tugas bertasbih ini nampak dari jawaban yang disampaikan malaikat kepada Allah SwT: sub-ḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul-ḥakīm  (“Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana). (Qs Al Baqarah 32).

Jawaban malaikat dimulai dengan bertasbih terlebih dahulu. Selain  dalam ayat tersebut, dalam ayat  sebelumnya Qs Al Baqarah ayat 30, kebiasaan bertasbih dan mensucikan nama Allah juga telah mengemuka ketika Allah SwT akan mencipta seorang khalifah:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu mā lā ta’lamụn

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs Al Baqarah 30).

Dengan jelas malaikat mengatakan: wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, (sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu). Sedangkan firman Allah dalam Al Baqarah 30 ini innī a’lamu mā lā ta’lamụn (Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.) lebih menegaskan lagi bahwa malaikat hanya tahu apa yang telah diajarkan oleh Allah SwT.

Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?

Malaikat yang telah diberi ilmu dalam menjalankan tugasnya, akan sangat sempurna dalam menemban dan mengerjakan tugasnya. Malaikat Raqib dan ‘Atid yang bertugas mengawasi kita dan yang mencatat apa yang kita lakukan, akan sangat serius dan sempurna menjalankan tugasnya. Karenanya jangan sampai malaikat pencatat kejelekan yang terus bekerja dalam mengawal kita.

Sibukkan malaikat pencatat kebaikan mengawal kita beramal shalih, pensiunkan malaikat pencatat kejelekan kita. Mari kita berlomba dalam kebaikan, mari kita berlomba dalam beramal shalih. Dengan demikian Malaikat Munkar dan Naqir nanti akan ramah ketika menjumpai kita untuk menjawab pertanyaan yang mereka ajukan. Waallahu a’lam bisshawab

Exit mobile version