Siswa SD Muhammadiyah Ngimbang Belajar di Serambi Masjid

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) Ngimbang Lamongan ini berdiri pada tahun 2013. Dengan siswa angkatan pertama 13 anak. Sekolah ini berdiri di tengah-tengah merebaknya kristenisasi di wilayah Lamongan selatan sekitar 60 km dari pusat ibukota kabupaten.

Saat ini usia SD Muhammadiyah Ngimbang sudah delapan tahun. Dari 13 siswa menjadi 151 siswa. Pada tahun pelajaran ini akan dibuka dengan kuota 40 siswa. SD M Muhammadiyah Ngimbang sudah menerapkan fullday school,  5 hari belajar efektif di sekolah.

Sekolah yang bervisi terwujudnya generasi muslim unggul di bidang pendidikan dan ilmu tehnologi ini memiliki tenaga kependidikan sebanyak 12 orang. Mereka adalah para aktifis di persyarikatan yang berasal dari berbagai ortom.

Bagi anak-anak yang tidak mampu dan rentan sasaran krestenisasi, pihak sekolah menggratiskan semua biaya pendidikan. Biaya itu meliputi dibebaskan pembayaran infaq bulanan, diberikan seragam secara gratis. Beasiswa juga diberikan pada anak dhuafa dan yatim/piatu.

Menurut Monica Slaraswati Kepala SD Muhammadiyah Ngimbang rasanya “bahagia bercampur sedih”. Bahagia karena SD Muhammadiyah Ngimbang sudah dipercaya dan minat masyarakat sangat besar untuk menyekolahkan anaknya di SD Muhammadiyah Ngimbang.

“Sedihnya, karena terkendala sarana pendukung ruang belajar yang sangat terbatas”, ujar Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Ngimbang ini.

Lanjut Monica Slaraswati, gedung yang dimiliki sebanyak 6 ruangan. Satu ruang untuk kantor. Sedangkan 5 ruang kelas dipakai untuk ruang belajar.

“Tentunya, dengan jumlah siswa sebanyak 151 anak  jumlah ruang tersebut belum memadai:, ujar Monica Slaraswati yang sudah memimpin SDM ini sejak berdirinya.

“Bahkan ada satu kelas yang saat ini bertahan belajar di serambi masjid. Semoga akan segera ada  pertolongan Allah Swt, sehingga anak-anak dapat belajar dengan nyaman”, harap alumni PGSD Universitas Terbuka ini.

Jelas Monica Slaraswati pelajaran yang ditanamkan ke anak anak untuk mengurangi dampak krestenisasi yaitu dengan memperkuat aqidah dan akhlak mereka. Anak anak juga diajarkan Tahfidz dan memperdalam Al Qur’an.

Hak tersebut sejalan dengan misi sekolah yaitu mewujudkan kehidupan sekolah yang kondusif dan Islami sesuai dengan Al Qur’an dan As sunnah, membentuk pribadi muslim yang berahlaqul karimah dan memiliki kepedulian social, dan meningkatkan kualitas lulusan dalam bidang pendidikan dan tehnologi yang berorientasi pada kecakapan hidup. (Fathurrahim Syuhadi)

Exit mobile version