Allah Memperkenalkan (36) Pengajaran Tak Langsung

pengajaran

Ilustrasi

Allah Memperkenalkan (36) Pengajaran Tak Langsung

Oleh Lutfi Effendi

Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.

Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 33:

قَالَ يٰٓاٰدَمُ اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ ۚ فَلَمَّآ اَنْۢبَاَهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْۙ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ

غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَاَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ

qāla yā ādamu ambi`hum bi`asmā`ihim, fa lammā amba`ahum bi`asmā`ihim qāla a lam aqul lakum innī a’lamu gaibas-samāwāti wal-arḍi wa a’lamu mā tubdụna wa mā kuntum taktumụn

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” (Qs Al Baqarah 33)

Apa yang diperintahkan Allah kepada Adam untuk memberitahukan kepada Malaikat yang sebelumnya mengaku tidak tahu itu merupakan pembelajaran tak langsung yang diberikan oleh Allah SwT kepada malaikat lewat Adam. Sebab sebelumnya, pengajaran yang diberikan Allah kepada malaikat dilakukan secara langsung. Sebagaimana terlihat dalam Qs Al Baqarah ayat 32:

قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

qālụ sub-ḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul-ḥakīm

Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (Qs Al Baqarah 32).

Pengajaran tak langsung oleh Allah SwT kepada Adam dan anak turunnya serta malaikat ini bisa dikerjakan oleh keduanya. Dalam kasus ini Adam memberitahukan ilmu Allah kepada malaikat. Dalam kasus lain malaikat Jibril memberitahukan sesuatu, termasuk Al Qur;an ini, kepada Nabi Muhammad saw.

Pengajaran langsung yang diberikan Allah SwT umumnya diberikan kepada malaikat dan para Nabi dan Rasul. Nabi Muhammad saw diberikan pengajaran langsung oleh Allah SwT lewat peristiwa Isra Mi’raj yang memerintahkan Nabi untuk menjalankan shalat fardlu lima kali sehari. Umat Islam pun sebenarnya juga melakukan hal yang sama, tetapi umumnya tidak menyadari. Hal ini sebagaimana terlihat dalam hadits berikut:

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan. Maka ketika hambaku berkata:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

(Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam). Allah SWT berfirman:

حَمِدَنِي عَبْدِي

(Hambaku telah memuji-Ku)

dan ketika seorang hamba berkata:

الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

ِ(Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)

Allah ‘SWT berfirman:

أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي

(Hambaku telah memujiku)

dan ketika seorang berkata:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

(Yang Menguasai di Hari Pembalasan),

Allah berfirman:

مَجَّدَنِي عَبْدِي

(Hambaku telah memuliakan Aku).

dan ketika seseorang berkata:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين

ُ(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan),

Allah SWT pun berfirman:

هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

َ(ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya).

dan saat berkata:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين

(Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah

Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ),

Allah pun berfirman:

هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

َ(Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta). (HR Muslim).

Namun umumnya manusia saat ini diberikan pengajaran tak langsung oleh Allah SwT, baik itu melalui ayat-ayat kauiniyah ataupun peristiwa-peristiwa yang  dialaminya. Dan yang lebih sering dilakukan adalah pengajaran oleh Allah SwT secara tak langsung lewat sesama manusia yang berilmu, Bukankah orang yang berilmu merupakan pewaris Nabi?

Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?

Pengajaran atau pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita. Enath itu pengajaran secara langsung oleh Allah SwT ataupun secara tak langsung. Umumnya ilmu-ilmu yang diberikan Allah akan membawa kemanfaatan dan menghindatkan kemudaratan bagi umat manusia dan lingkungannya. Tetapi jika ilmu itu tak mengandung manfaat dalam kehdupan dan bahkan menimbulak mudarat dipastikan itu bukan ilmu Allah dan jika itu pun ilmu Allah maka sudah tercampur dengan hawa nafsu atau produk hawa nafsu lewat pengajaran iblis dan atau syaitan. Waallahu a’lam bisshawab

Exit mobile version