YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Semangat memperluas Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan spirit yang harus tetap dipelihara dan ditingkatkan di persyarikatan Muhammadiyah. Karena salah satu kekuatan Muhammadiyah adalah Amal Usaha dalam rangka memperluas tajdid dan memperkokoh kemajuan organisasi.
Demikian diungkapkan Guru Besar Antropologi Kangwon National University Korea Selatan Prof Hyung-Jun Kim dalam Pengajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1442 H. “Proses mendirikan amal usaha memberi pengalaman luar biasa, semangat dan rasa puas bagi aktivis Muhammadiyah,” ungkapnya pada Ahad (18/4/2021). Turut hadir dalam panel sebagai narasumber pada hari terakhir pengajian yaitu Prof Azyumardi Azra dan Prof Abdul Mu’ti.
Prof Hyung-Jun Kim menyampaikan hasil penelitiannya tentang pengalaman di balik proses membuat amal usaha oleh aktivis persyarikatan Muhammadiyah. Dirinya takjub dengan semangat para aktivis yang telah berkhidmat dengan ikhlas di Muhammadiyah serta menunjukkan jumlah amal usaha terus meningkat yang turut menjadi kebanggaan.
Menurutnya dari objek penelitian, sebelum membuat Amal Usaha partisipan kurang aktif di dalam Muhammadiyah, sementara itu selama proses pembuat Amal Usaha menjadi super aktif. Pengalaman membuat Amal Usaha penuh dengan dinamika dan tantangan. Namun di balik itu ada sebuah kegembiraan ketika Amal Usaha yang diperjuangkan terwujud.
Ketika menerangkan pengalaman mendirikan amal usaha, aktivis Muhammadiyah memperlihatkan segi spiritual dan rela menunjukkan perasaan aktivitasnya di Muhammadiyah. Amal Usaha adalah arena dimana aktivis dapat mengalami pengalaman spiritual (yaitu merasa sentuhan berkah dari tuhan). Mereka meyakini adanya dukungan dari umat dan menganggap dirinya sebagai anggota Muhammadiyah sejati.
Penulis Revolusi Perilaku Keagamaan di Pedesaan Yogyakarta tersebut berpesan agar Muhammadiyah harus mengapresiasi pentingnya pengalaman subyektifnya aktivis dan warga ketika mendirikan amal usaha. Dalam rangka mencari jalan supaya terus ada ladang amal usaha, karena melalui prosesnya aktivis dan warga dapat bertemu pengalaman spesial.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sistem untuk menyebarkan informasi dan contoh baik secara luas. Seperti membuat study tour, menyebarkan informasi lewat app mobile, mengadakan kompetisi maupun penghargaan, membuat kursus, maupun membuat buku tentang pengalaman aktivis terkait dengan pendirian amal usaha.
Kemudian, lanjut Prof Kim, tantangan ke depannya adalah aktivis Muhammadiyah harus menyadari pentingnya amal usaha untuk bertajdid. Sesudah amal usaha Muhammadiyah berjalan dengan stabil, perlu terus menyebarkan dan mengembangkannya sesuai kondisi zaman. (Riz)