LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Ramadhan saat tepat bertaubat. Hal itu diungkapkan oleh KH Shodikin, MPd, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan pada kegiatan Syafari dan Pengajian Ramadhan putaran pertama. Kegiatan ini bertempat di masjid Al-Akbar Cabang Kalitengah, yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan, Ahad (18/4/2021)
KH Shodikin, MPd, menyatakan bulan Ramadhan sebagai bulan ampunan sehingga kesempatan sebagai hamba Nya untuk bertaubat. Sebagian manusia melakukan dosa, kebodohan atau ketidaktahuan. Untuk itu perbanyaklah beristighfar dan berdoa setiap akan beraktifitas
Ia menyitir Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 17-18
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا * وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Sesungguhnya taubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk karena ketidaktahuan, kemudian segera bertaubat. Mereka itulah yang Allah terima taubatnya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S An-Nisa : 17)
Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah) bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk hingga ketika ajal datang kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Aku benar-benar bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka berada dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah Kami sediakan adzab yang sangat pedih (Q.S An-Nisa : 18)
Kiai Shodikin mengingatkan bahwasannya Ramadhan adalah moment paling tepat agar kita sadar. Sebagai manusia banyak khilaf, dosa dan kesalahan. Maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali bertaubat mohon ampun kepada Allah Swt.
Ia menambahkan bahwa taubat kepada Allah Swt pantas dilakukan bagi setiap orang yang berbuat kesalahan karena ketidaktahuan. Faktor ketidaktahuan ini banyak sekali. Diantaranya adalah karena belum pernah belajar, lingkungan yang mendukung untuk berbuat maksiat dan motivasi yang minim untuk belajar agama Islam.
“Sebagai hamba Allah yang lemah dihadapanNya, maka motivasi untuk selalu bertaubat harus ada pada hati sanubari kita. Sejarah mencatat banyak manusia yang berlumpur dosa namun saat menjelang akhir hayatnya dia sadar dan bertaubat kepada Allah Swt. Begitupun sebaliknya, ada manusia sholeh namun su’ul khotimah, Na’udzubillahi min dzalik.”, jelasnya
Menurutnya, kata عَلِيمًا حَكِيمًا dijelaskan dengan sangat lugas dan jelas. Bahwasannya ilmu Allah Swt Maha Luas yang kalau diibaratkan ilmu yang dimiliki oleh manusia ibarat tangan yang di celupkan ke air. Apa yang menetes itulah ilmu manusia. Sedangkan, ilmu Allah Swt itu ibarat air di lautan yang sangat luas dan air itu didatangkan berkali-kali.
Kiai Shodikin membuat tamsil bagaimana kecilnya manusia itu dengan renungan. Bahwasannya di dalam tata surya ini adalah jutaan planet. Ada milyaran bintang dan benda angkasa yang lain.
“Di antara itu semua, ada satu planet bernama bumi yang dihuni sekitar tujuh milyar manusia dan diatara tujuh milyar manusia itu adalah kita. Dengan keadaan yang seperti ini saja, kadang manusia masih menyombongkan dirinya”, jelas Sekretaris Dinas Pendidikan Lamongan ini.
Dijelaskan, mengenai mundurnya waktu subuh delapan menit. Keputusan Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini melalui penelitian jangka panjang.
“Diantara dasarnya adalah pada temuan riset yang dilakukan Islamic Science Research Network (ISRN) UHAMKA, Pusat Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Pastron UAD), dan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU)”, paparnya
Ia juga menjelaskan selain itu juga hasil pengamatan datangnya waktu subuh dari beberapa negara muslim atau negara berpenduduk muslim. Maka diputuskan, pedoman 20 derajat di atas ufuk itu berubah menjadi 18 derajat yang kalau dihitung maka waktu subuh mundur delapan menit.
“Besar harapan kami seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah mematuhi keputusan Majelis Tarjih ini”, tegas Kiai Shodikin
Menurut Irawan Arianto, Wakil Ketua Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama sekaligus ketua Panitia, bahwa kegiatan Syafari dan Pengajian Ramadhan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan ini dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim antar pimpinan, menggembirakan dakwah, dan mengenali kondisi masyarakat yang kemudian akan dipetakan sebagai pemetaan dakwah Pemuda Muhammadiyah di Lamongan.
Sedangkan, Ustadz Zainul Arifin selaku Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalitengah, menyampaikan bahwa pemuda sebagai penerus keberlangsungan agama Islam. Maka harus benar-benar bisa menjaga aqidah dan syariat agama Islam. “Dengan menjaga diri, jiwa, dan harta semata-mata untuk berjuang di jalan Allah Swt,” tegasnya. (Fathurrahim Syuhadi)