Allah Memperkenalkan (39) Larangan Pertama

Allah Memperkenalkan (39) Larangan Pertama

Ilustrasi

Allah Memperkenalkan (39) Larangan Pertama

Oleh: Lutfi Effendi

Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.

Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 35:

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

wa qulnā yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata wa kulā min-hā ragadan ḥaiṡu syi`tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takụnā minaẓ-ẓālimīn

Dan Kami berfirman,

“Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!”(Qs Al Baqarah 35)

Dalam ayat ini, Adam bersama istri diminta tinggal di Surga. Dipersilahkan menikmati apa saja, kecuali mendekati satu pohon. Itu larangan pertama buat kehidupan Adam dan istrinya.  Tetapi ini bukan larangan pertama yang ada di dalam Al Qur’an. Ini merupakan larangan ketiga.

Larangan pertama dalam Al Qur’an adalah larangan berbuat kerusakan di muka bumi. Sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 11:

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ

wa iżā qīla lahum lā tufsidụ fil arḍi qālū innamā naḥnu muṣliḥụn

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” (Qs Al Baqarah 11)

Sedangkan larangan kedua adalah larangan mengadakan tandingan bagi Allah. Sebagaimana tersurat pada Qs Al Baqarah ayat 22:

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

allażī ja’ala lakumul-arḍa firāsyaw was-samā`a binā`aw wa anzala minas-samā`i mā`an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, fa lā taj’alụ lillāhi andādaw wa antum ta’lamụn

(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Qs Al Baqarah 22).

Larangan pertama, jangan berbuat kerusakan di bumi, menyangkut tugas kekahlifahan manusia di bumi. Orang yang melakukannya tergolong sesat dan atau fasik.

Larangan kedua, jangan mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, terkait tugas peribadatan manusia kepada Allah SwT, Orang yang melakukannya disebut kafir dan atau musyrik.

Larangan ketiga, jangan mendekati pohon ini, terkait dengan makanan bagi kehidupan. Halal dan Thayibnya sesuatu makanan. Orang yang melakukannya disebut sebagai dzalim.

Karenanya, larangan-larangan yang demikian harus dihindari, Bagi seorang mukmin tidak pantas untuk melakukannya. Karena ini merupakan larangan Allah SwT yang harus dipatuhi dan tidak untuk dilanggar.

Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?

Bagi seorang mukmin, seluruh larangan Allah SwT tidak boleh dilanggar. Karena akan menjadi mudarat bagi dirinya jika melakukannya. Kemudaratan itu bisa saja berefek hanya di dunia, berefek bagi kehidupan akhirat. Atau malah berefek keduanya, bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Percayalah. Karenanya, wajib kita hindari.  Waallahu a’lam bisshawab

Exit mobile version