Allah Memperkenalkan (40) Adam Diberdaya Setan
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 36:
فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ
fa azallahumasy-syaiṭānu ‘an-hā fa akhrajahumā mimmā kānā fīhi wa qulnahbiṭụ ba’ḍukum liba’ḍin ‘aduww, wa lakum fil-arḍi mustaqarruw wa matā’un ilā ḥīn
Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.” (Qs Al Baqarah 36).
Dari ayat ini, Allah memberitahukan bahwa Adam dan istrinya diberdaya setan. Akibatnya, keduanya harus dikeluarkan dari surga. Kenikmatan yang selama ini dikecap keduanya ikut hilang pula.
Setan sendiri, menurut Rasulullah saw bisa dari kalangan manusia maupun dari kalangan jin. Ini tersirat dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنِّى لأَنْظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الإِنْسِ وَالْجِنِّ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ
“Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari ‘Umar.” (HR. Tirmidzi no. 3691. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Lalu siapa yang menggoda Adam dan istrinya pada saat itu, tentu setan dari golongan jin. Karena manusia pada saat itu hanya ada dua orang saja, yaitu Adam dan istrinya. Tetapi adakah peran manusia dalam, peristiwa itu. Dari berbagai kisah yang muncul sesungguhnya yang diberdaya pada saat itu adalah istri Adam. Baru kemudian istri Adam ikut memberdaya dan menjadi setan bagi Adam bersama si penggoda.
Lalu siapa sebetulnya yang mengoda Adam dan istrinya sehingga mereka terpedaya. Jika kita telisik dari ayat sebelumnya, Qs Al Baqarah 34 maka Iblislah sebetulnya yang memperdaya keduanya. Iblis yang masuk golongan kafir, karena hanya dialah yang mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Adam as:
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
wa iż qulnā lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīs, abā wastakbara wa kāna minal-kāfirīn
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir. (Qs. Al Baqarah 34).
Kenapa iblis kemudian disebut setan. Julukan iblis sebetulnya hanya diperuntukan bagi seseorang yang pada waktu itu tidak mau sujud atau menghormat kepada Adam as dan orang yang mengikuti iblis untuk membangkang terhadap perintah Allah bisa digolongkan sebagai kafir sebagaimana Iblis yang menurut berbagai cerita seorang jin bernama Azazil. Sedangkan setan adalah seseorang yang berusaha memperdaya orang lain, baik dari golongan jin atau manusia, agar seseorang menjadi zalim karena melanggar larangan Allah. Sebutan zalim ini sebagaimana disebutkan dalam Qs Al Baqarah ayat 35:
وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
wa qulnā yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata wa kulā min-hā ragadan ḥaiṡu syi`tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takụnā minaẓ-ẓālimīn
Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!” (Qs Al Baqarah 35).
Karenanya, dalam perbuatannya memperdaya Adam untuk melanggar larangan Allah ini Iblis disebut setan. Orang lain, baik dari golongan jin dan manusia, juga disebut setan jika melakukan hal yang sama. Barangkali manusia yang disebut setan ini nantinya yang menjadi bahan bakar neraka sebagaimana disebutkan dalam Qs Al Baqarah ayat 24:
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(Qs Al Baqarah 24).
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Setan memang akan selalu menggoda dan menjerumuskan kita pada hal-hal yang terlarang oleh agama. Tetapi setan yang paling berbahaya adalah dari keluarga, sanak, saudara dan handai taulan yang dekat pada kita. Sebagaimana istri Adam yang ikut menyetani agar melanggar larangan Allah untuk mendekati salah satu pohon di surga dan bahkan untuk memakannya. Istri/suami dan keluarga kita bisa mendorong kita untuk melanggar larangan Allah. Misalnya larangan mencari rezeki yang haram, istri atau keluarga bisa mendorong kita korupsi. Itulah sebetulnya perbuatan setan yang dilakukan istri atau keluarga kita. Waallahu a’lam bisshawab