YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Umat Islam mempunyai iman tetapi dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi dan bisnis belum menerapkan ilmunya. Padahal beragam ayat telah termaktud termasuk telah dicontohkan oleh Rasulullah dalam muamalah ekonomi untuk membangun ekonomi umat.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Anwar Abbas, MM, MAg mengungkapkan ke depan faktor ekonomi ini sangat strategis dan menentukan. Sebagaimana telah menjadi amanat Muktamar ke-47 di Makassar bahwa Muhammadiyah harus memperkuat bidang ekonomi.
Buya Anwar Abbas mengungkapkan jika ingin berbisnis perlu memiliki ilmu dan bersungguh-sungguh dan menjalankan usaha dan bisnisnya. Namun, kebanyakan dari masyarakat memiliki mental pekerja. Oleh karena itu, jika ingin menjadi pengusaha harus menumbuhkan mental dan jiwa pengusaha (enterpreneurship mentality).
“Untuk maju dalam ekonomi, kita harus mengubah diri kita, salah satunya yaitu mental,” tutur Buya Anwar Abbas dalam Talkshow bersama di TVMu Jogja, Senin, 19 April 2021. Hal ini diperkuat dengan penjelasan dari Al Quran Surat Ar Ra’du : 11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Maka, bidang Muhammadiyah yang telah mapan seperti pendidikan, perlu mendorong para lulusan untuk menjadi pengusaha yang memiliki enterpreneurship mentality. Dicontohkan di salah satu kampus, kuliah kewirausahaan bisa sampai 5 (lima) semester serta yang mengajar tidak hanya dosen, tetapi juga para praktisi dan banker. “Agar memiliki ilmu atau teori dan memiliki pengalaman,” tutur Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut.
Jika Muhammadiyah ingin maju, Muhammadiyah harus memiliki modal dan memberikan perhatian lebih mencari jalan agar mapan di bidang ekonomi. Termasuk mengubah kurikulum agar mencerdaskan dalam berbisnis. “Muhammadiyah harus merumuskan kurikulum baru yang lebih dinamis, antisipatif, dan berkemampuan untuk mencetak wirausahawan-wirausahawan baru di lingkungan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Menurut Buya Anwar Abbas ada tiga kunci sukses Pendiri Microsoft Bill Gates, yaitu trust (kepercayaan), innovation (inovasi), dan networking (jaringan). Sebenarnya hal ini telah dicontohkan juga oleh Rasulullah saw yaitu shidiq (trust), fathonah (innovation), dan tabligh (networking).
Umat Islam, tutur Buya Anwar Abbas, termasuk Muhammadiyah memiliki jaringan yang luar biasa namun belum dioptimalkan secara baik. Potensi Muhammadiyah perlu ditransformasikan ke dalam realitas. Pelajaran dalam mengembangkan potensi Muhammadiyah yaitu dalam optimalisasi iuran anggota yang saat belum menjadi sebuah realitas.
Saat ini Muhammadiyah sedang dan terus melangkah membangkitkan peran ekonomi. “Benih-benih sudah mulai ditanam, menurut saya demam berekonomi dan berbisnis sudah muncul di mana-mana,” tutur Buya Anwar Abbas. Pesannya harus bersungguh-sungguh termasuk merajut dan melibatkan sumber daya manusia (SDM) muda. “Generasi millenial harus tampil dalam mengelola potensi yang ada di Muhammadiyah,” pungkasnya. (Riz)