YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah mentransformasikan diri dari Pusat Syiar Persyarikatan menjadi Pusat Bisnis Muhammadiyah. Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar terkait gerakan ekonomi sebagai pilar ketiga persyarikatan.
Suara Muhammadiyah saat ini berikhtiar agar bagaimana menumbuhkan ekosistem baru sebagai ruang dalam kegiatan ekonomi. Termasuk ketika Suara Muhammadiyah mendirikan SM Corner yang menjadi solusi pengelolaan produk persyarikatan yang saat ini sudah berdiri 80 outlet di berbagai daerah termasuk di luar negeri.
“Inilah yang ingin di transformasikan dari bacaan atau teks yang biasa dipublikasikan Suara Muhammadiyah dalam praksis gerakan ekonomi berbasis jamaah,” tutur Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah Deni Asy ‘ari, MA dalam Forum Ekonomi JIBPost “Bangkitnya Usaha dan Jaringan Bisnis Muhammadiyah”, Senin, 26 April 2021.
Turut hadir menjadi narasumber lainnya yaitu Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Prof. Dr. Bambang Setiaji, Jaringan Pengusaha Muhammadiyah (JSM) Bambang Wijanarko, Forum Dekan Fakultas Ekonomi PTM Hendri Saparini, SE,.PhD, dan Komisaris Jamkrindo Muchlas Rowi.
Selain penerbitan majalah dan buku, SM memiliki beragam lini bisnis lainnya yaitu Toko Suara Muhammadiyah, SM Logistic di bidang ekspedisi, Bulogmu di bidang pangan, hingga yang terbaru yaitu Logmart di bisnis ritel. Logmart adalah singkatan dari Bulog Muhammadiyah Mart sebagai salah satu ikhtiar dalam mengkonsolidasikan ekonomi di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
Deni Asy’ari mengungkapkan bisnis yang dikelola Muhammadiyah merupakan sarana jihad ekonomi yang dikelola secara berjamaah sebagaimana karakter pengelolaan usaha di Muhammadiyah yang bersifat bottom-up. “Yaitu dari jamaah untuk menggerakkan ekonomi,” katanya.
Menurut Deni Asy’ari, Suara Muhammadiyah juga berharap melalui jaringan bisnis yang ada dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship di kalangan generasi muda peryarikatan. “Bisnis apa yang terbaik hari ini adalah bisnis yang kita mulai, bukan bisnis yang kita diskusikan,” tandasnya.
Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Bambang Wijanarko sepakat bahwa dalam kondisi saat ini bisnis yang dapat berjalan dengan baik adalah yang dikelola oleh jamaah. Seperti close loop economy yang juga telah diterapkan JSM, yaitu pengelolaan bisnis terpadu di satu daerah mulai dari pengelolaan modal, bahan baku, produksi, hingga pemasaran yang dikolela dari, oleh, dan untuk jamaah persyrikatan.
Sementara itu, Rektor UMKT Prof Bambang Setiaji menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkiprah di ranah ekonomi. Karena umat Islam termasuk Muhammadiyah terus berkembang di Indonesia.
Selain itu, Prof Bambang juga mengingatkan jutaan alumni sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang bisa mendorong usahanya sendiri maupun usaha persyarikatan. “Optimis generasi Muslim mendatang akan lebih berperan dalam kewirausahaan, memajukan bangsa dan memberi lapangan kerja bagi sesama,” pungkasnya. (Riz)