Allah Memperkenalkan (46) Kafir Penghuni Neraka
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, masih ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 39:
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
wallażīna kafarụ wa każżabụ bi`āyātinā ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.(Qs Al Baqarah 39)
Ada tiga atau empat kata kunci dalam ayat ini, kafir, dusta dan neraka. Atau kalau empat ditambah dengan ayat-ayat. Atau sebetulnya dusta ayat-ayat dijadikan satu, sehingga memang hanya ada tiga kata kunci.
Mari kita coba telusuri kata-kata kunci tersebut dalam ayat-ayat sebelumnya yang kita bahas. Untuk langsung tiga atau empat kata kunci tersebut, ternyata hanya terdapat dalam ayat 39 di atas. Untuk dua kata kunci yang jelas sama terdapat dalam ayat 24, di situ disebutkan dengan jelas bahwa neraka disediakan bagi orang-orang kafir.
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(Qs Al Baqarah 24).
Dengan demikian ayat 39 ini bisa juga berarti penguat dari ayat 24 surat Al Baqarah, apapun alasan dan penyebab kekafirannya. Apakah kafir karena tidak mau menerima peringatan sebagaimana ayat 6 surat Al Baqarah karena hati, pendengaran dan penglihatannya tertutup sebagaiimana tersurat pada ayat 7:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
innallażīna kafarụ sawā`un ‘alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Qs Al Baqarah 6)
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
khatamallāhu ‘alā qulụbihim wa ‘alā sam’ihim, wa ‘alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat. (Qs Al Baqarah 7)
Bisa juga kekafiran itu oleh sebab meragukan Al-Qur’an, sebagaimana terlihat pada Qs Al Baqarah ayat 23 atau kafir sebagaimana Iblis yang membantah perintah Allah sebagaimana tergambar pada Qs Al Baqarah ayat 34:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa ing kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa`tụ bisụratim mim miṡlihī wad’ụ syuhadā`akum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(Qs Al Baqarah 23).
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
wa iż qulnā lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīs, abā wastakbara wa kāna minal-kāfirīn
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir. (Qs Al Baqarah 34)
Mereka yang kafir tersebut, di neraka, sebagaimana telah disebut Qs Al Baqarah ayat 7, mendapat azab yang berat. Demikian pula yang mendustakan ayat-ayat Allah (merupakan kata kunci ketiga) di neraka, sebagaimana tersirat dalam Qs Al Baqarah ayat 10, mendapat azab yang pedih:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. (Qs Al Baqarah 10)
Mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah, bisa disebabkan karena hatinya ada penyakit sebagaimana terlihat dalam Qs Al Baqarah ayat 10 di atas. Tetapi juga karena membeli kesesatan dengan petunjuk yang di dapat dari ayat-ayat Allah sebagaimana tersirat pada Qs Al Baqarah ayat 16:
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰىۖ فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ
ulā`ikallażīnasytarawuḍ-ḍalālata bil-hudā fa mā rabiḥat tijāratuhum wa mā kānụ muhtadīn
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.(Qs Al Baqarah 16).
Tetapi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah itu, bisa juga karena memainkan ayat-ayat amtsal atau perumpamaan yang ada di dalam Kitab Suci. Sehingga karena main-main tersebut, orang tersebut menjadi tersesat. Sebagaimana tersirat dalam Qs Al Baqarah ayat 26:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ
innallāha lā yastaḥyī ay yaḍriba maṡalam mā ba’ụḍatan fa mā fauqahā, fa ammallażīna āmanụ fa ya’lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa ammallażīna kafarụ fa yaqụlụna māżā arādallāhu bihāżā maṡalā, yuḍillu bihī kaṡīraw wa yahdī bihī kaṡīrā, wa mā yuḍillu bihī illal-fāsiqīn
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik, (Qs Al Baqarah 26)
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Apa yang ada pada uraian di atas, hendaknya hanya sebagai pengetahuan saja. Jangan sampai kita terjebak pada situasi yang demikian, sehingga kita masuk golongan kafir atau yang mendustakan ayat-ayat Allah. Kita harus berusaha menghindarinya. Waallahu a’lam bisshawab