LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Moderasi Pemuda Muhammadiyah Sebagai Pencerah Semesta. Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Masro’in Assafani, MA Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan pada kegiatan Syafari dan Pengajian Ramadhan putaran Kedua. Kegiatan ini bertempat di masjid masjid Al Muttaqin PRM Surabayan, Sukodadi yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan, Ahad (25/4/2021).
Masro’in Assafani mengajak seluruh Pemuda Muhammadiyah untuk senantiasa memiliki kebanggaan akan identitasnya. Tentu sebagai kaum muda yang identik dengan semangat tinggi dan kebulatan tekad.
Ia membedah makna-makna dari lambang Pemuda Muhammadiyah. Setangkai kuncup melati dengan dua daun di atas pita bersemboyan fastabiqul khairat
Warna dasar melati hijau, artinya lambang kedamaian, kesuburan, kesabaran dan kesegaran. Warna kuncup melati dan tulisan putih berbunyi fastabiqul khairat, artinya lambang kesucian, ketulusan dan keikhlasan.
Bunga melati sebagai lambang kesatriaan, kecintaan dan keharuman. Mencerminkan kepribadian Pemuda Muhammadiyah yang tegas pantang menyerah. Menebar cinta kasih kepada sesama, dengan senantiasa meninggalkan nama harum bagi nusa dan bangsa.
“Melati adalah bunga khas Indonesia. Baunya serbak mewangi. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah harus senantiasa menunjukkan sikap setia kepada bangsa dan Negara”, jelas Wakil Ketua PDPM Lamongan periode 1999-2004 ini
Tangkai bunga berjumlah satu, berarti Tauhid. Enam kelompok bunga bermakna rukun iman. Lima daun bunga bermakna rukun Islam. Dua buah daun bunga bermakna syahadatain. Sedangkan pita berarti kegembiraan
Masro’in Assfani menambahkan bahwa fastabiqul khairat bermakna berlomba-lombalah dalam mengamalkan kebaikan dan keutamaan. Untuk itu Pemuda Muhammadiyah di manapun harus selalu benebarkan kebaikan
Ia juga mengajak seluruh warga Muhammadiyah, khususnya Pemuda Muhammadiyah untuk menekankan pada kegiatan literasi. Secara garis besar, literasi adalah kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Menambah wawasan, mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan merupakan tujuan literasi. Di samping itu juga melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan baik. Termasuk melatih kemampuan berpikir dan menganalisa.
“Sebaiknya para aktifis gerakan Pemuda Muhammadiyah dalam berorganisasi dan berdakwah harus dibarengi dengan kegiatan literasi. Apalagi saat ini sedang trent adanya literasi digital untuk mengimbangi kemajuan zaman”, ujar penulis buku 99 Mutiara Hati ini ,
Anang Nafi’uzzaki, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan mengajak seluruh kader Pemuda Muhammadiyah untuk bergiat dalam wilayah literasi. Mengaktifkan forum kajian-kajian, sebagai majelis ilmu.
“Penting bagi Pemuda Muhammadiyah untuk gemar membaca. Selalu mencari ilmu dari mana pun dan dari siapa pun”, ujar Alumni Pesantren Muhammadiyah Babat ini.
Sedangkan Ustadz Ismail, S Ag mewakili PCM dan PRM Surabayan menyampaikan terima kasih atas kehadiran jamaah dan atas dipilihnya Ranting Surabayan sebagai tempat kegiatan Syafari dan Pengajian Ramadhan putaran kedua yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan,
Lantas ia mengutip al Qur’an An.Nisa’ ayat 9 tentang kewajiban orang tua mempersiapkan generasi yang kuat. Maka sebagai pemuda harus mempunyai empat kreteria yaitu memiliki fisik yang sehat, memiliki ilmu, agar bisa meneruskan generasi tua hari ini karena ilmu itu modal dasar untuk berdakwah
“Memiliki keterampilan dan keahlian, serta mengusasai ilmu keislaman. Karena akan membentuk akhlaqul karimah”, jelas mantan Kepala Desa ini. (Fathurrahim Syuhadi)