Allah Memperkenalkan (47) Seruan Untuk Mengimani Al Qur’an
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 41:
وَاٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُوْنُوْٓا اَوَّلَ كَافِرٍۢ بِهٖ ۖ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۖوَّاِيَّايَ فَاتَّقُوْنِ
wa āminụ bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma’akum wa lā takụnū awwala kāfirim bihī wa lā tasytarụ bi`āyātī ṡamanang qalīlaw wa iyyāya fattaqụn
Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku.(Qs Al Baqarah 41)
Qs Al Baqarah ayat 41 ini merupakan lanjutan dari Qs Al Baqarah 40 yang telah menyeru Bani Israil. Dan seruan ini pun tidak berhenti di sini, tetapi hingga Qs Al Baqarah ayat 47. Dan ajaran yang diserukan juga merupakan ajaran Nabi Muhammad saw untuk umatnya.
Sekedar untuk mengingatkan, pada ayat 40, terdapat tiga perintah: Pertama, untuk mengingat nikmat Allah yang tekah diberikan kepada Bani Israil. Kedua, Agar memenuhi janjinya kepada Allah SwT. Ketiga, Agar hanya takut kepada Allah SwT saja.
يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْۚ وَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ
yā banī isrā`īlażkurụ ni’matiyallatī an’amtu ‘alaikum wa aufụ bi’ahdī ụfi bi’ahdikum, wa iyyāya far-habụn
Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku saja. (Qs Al Baqarah 40)
Sedangkan pada Qs Al Baqarah 41 ini terdapat tiga perintah pula: Pertama, berimanlah kepada Al-Qur’an dan jangan menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Kedua, Janganlah menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah, dan Ketiga, bertakwalah hanya kepada Allah SwT.
Dengan demikian jika diurutkan hingga ayat 41 ini, terdapat 6 pesan untuk Bani Israil: Pertama, untuk mengingat nikmat Allah yang tekah diberikan kepada Bani Israil. Kedua, Agar memenuhi janjinya kepada Allah SwT. Ketiga, Agar hanya takut kepada Allah SwT saja. Keempat, berimanlah kepada Al-Qur’an dan jangan menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Kelima, Janganlah menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah, dan Keenam, bertakwalah hanya kepada Allah SwT.
Pertama, untuk mengingat nikmat Allah yang tekah diberikan kepada Bani Israil. Agar Bani Israil dapat merasakan nikmat Allah SwT dan termasuk golongan yang tergambar pada Qs Al Fatihah ayat 6 dan 7, dapat petunjuk jalan yang lurus yang merupakan jalannya orang yang telah diberi nikmat oleh Allah SwT:
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Qs Al Fatihah 7)
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّاۤلِّيْنَ
ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Qs Al Fatihah 7).
Kedua, Agar memenuhi janjinya kepada Allah SwT. Agar tidak masuk golongan orang yang fasik yang melanggar perjanjian Allah sebagaimana tergambar pada Qs Al Baqarah ayat 27:
الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
allażīna yangquḍụna ‘ahdallāhi mim ba’di mīṡāqihī wa yaqṭa’ụna mā amarallāhu bihī ay yụṣala wa yufsidụna fil-arḍ, ulā`ika humul-khāsirụn
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.(Qs Al Baqarah 27)
Ketiga, Agar hanya takut kepada Allah SwT saja. Di antaranya takut untuk dimasukkan dalam nereka atau sesuai hadits Qudsi di bawah ini takut ketakutan di hari kiamat. Sehingga untuk amannya di akhirat kita harus secara dini berhati-hati di dunia dengan takut melanggar perintah Allah dan tidak mengerjakan perintahnya:
Allah berfirman dalam hadits qudsi, “Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di Hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di Hari Kiamat,” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)
Keempat, berimanlah kepada Al-Qur’an dan jangan menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Beriman kepada Kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman yang harus ditegakkan. Bagi Bani Israil, beriman kepada Kitab sebelum Al Qur’an sudah menjadi keniscayaan, tinggal menambah beriman kepada Al Qur’an. Jika tidak mau beriman maka termasuk golongan orang kafir. Tentang beriman kepada Kita b ini, termuat dalam Qs Al Baqarah ayat 2 dan 4:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Qs Al Baqarah 2)
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (Qs Al Baqarah 4)
Tetapi jika mereka ragu mengimani Al Qur’an dan bahkan mengingkarinya tentu tantangan Allah dalam Qs Al Baqarah 23 dan 24 berlaku, untuk membuat hal serupa Al Qur’an:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa ing kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa`tụ bisụratim mim miṡlihī wad’ụ syuhadā`akum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(Qs Al Baqarah 23)
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ
اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Qs Al Baqarah 24)
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
wallażīna kafarụ wa każżabụ bi`āyātinā ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (Qs Al Baqarah 39)
Kelima, Janganlah menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah, Ayat yang senada dengan ini adalah Qs Al Baqarah ayat 16 yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Dengan menjual belikan ayat ini, orang tersebut termasuk orang yang tidak beruntung.
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰىۖ فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ
ulā`ikallażīnasytarawuḍ-ḍalālata bil-hudā fa mā rabiḥat tijāratuhum wa mā kānụ muhtadīn
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.(Qs Al Baqarah 16)
Keenam, bertakwalah hanya kepada Allah SwT. Untuk bisa bertakwa kepada Allah, hendaklah kita menyembah Allah SwT (Qs Al Baqarah ayat 21) dan juga berpegangan kepada Kitab Al Qur’an sebagaimana tersurat pada Qs Al Baqarah ayat 2 di atas.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
yā ayyuhan-nāsu’budụ rabbakumullażī khalaqakum wallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.(Qs Al Baqarah 21)
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Ajaran Nabi Muhammad saw adalah meneruskan dan menyempurnakan ajaran Nabi-nabi sebelumnya, termasuk ajaran Nabi-nabi Bani Israil. Karenanya, ajaran Nabi-nabi Bani Israil yang direproduksi oleh Nabi Muhammad saw adalah juga untuk umat Nabi Muhammad saw. Karenanya, kita harus memperhatikan petunjuk yang ada dalam Al Qur/an. Jika ada perintah kita kerjakan dan jika ada larangan kita tinggalkan. Waallahu a’lam bisshawab