YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi (Prodi) Doktor Politik Islam-Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sukses mempertahankan status pemeringkatan Akreditasi A, dan berhasil mengonversikannya menjadi terakreditasi Unggul (Excellent).
Soal ini, tertuang dalam Surat Keterangan (SK) Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) No.2398/SK/BAN-PT/AK-ISK/D/IV/2021 yang menyatakan bahwa Prodi Politik Islam, pada Program Doktor UMY memenuhi syarat peringkat Akreditasi Unggul. SK ditandatangani oleh Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. T. Basaruddin.
Hal ini tentu menjadikan Prodi Doktor Politik Islam-Ilmu Politik UMY sebagai satu-satunya Prodi Doktor Politik di Indonesia yang memperoleh nilai Akreditasi Unggul saat ini. Masa berlaku SK BAN-PT adalah untuk periode 5 tahun ke depan, yakni tepatnya sejak 27 April 2021 sampai dengan 6 Maret 2026.
Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik-politik Islam UMY Dr. Zuly qodir mengatakan, prestasi ini menunjukkan bahwa budaya yang dibangun di lingkungan prodi telah memenuhi bahkan melebihi standar kerja yang ditetapkan khususnya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Republik Indonesia (RI) dan standar internasional.
Sebagai prodi jenjang doktor ilmu politik pertama yang mencapai Akreditasi Unggul, Prodi Politik Islam-Ilmu Politik UMY telah menerapkan ukuran yang melebihi standar nasional dari Ditjen Dikti Kemendikbud-Ristek RI. Seperti jumlah guru besar di atas 75%, jumlah publikasi di jurnal bereputasi internasional mencapai 1,3 publikasi/mhs/tahun, dan 2 publikasi/dosen/tahun.
Selain itu, prodi ini juga telah berhasil melaksanakan sistem Penjaminan Mutu Internal dengan menerapkan standar mutu di atas Standard Nasional (SN) Dikti. Dari 24 SN Dikti, prodi berhasil melampui ukuran standar yang ditentukan dengan 14 standar.
“Capaian ini merupakan wujud nyata dari komitmen bersama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas dalam berbagai aspek,” katanya, di Kampus Terpadu UMY, Jalan Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, kemarin (29/4/2021).
Sejak didirikan tahun 2006 lalu berdasarkan SK Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Departemen Agama RI No.Dj.II/451/2006. 10 tahun setelah itu yakni pada tahun 2016, Prodi Doktor Politik Islam UMY mendapatkan SK BAN-PT No.0104/SK/BAN-PT/Akred/D/III/2016 dengan nilai Akreditasi A.
Dengan sistem perkuliahan yang dirancang dengan sistem kendali mutu yang ketat, Prodi Doktor Politik Islam-Ilmu Politik UMY mampu menghasilkan publikasi-publikasi ilmiah yang telah memenuhi standar internasional maupun nasional.
Selanjutnya, dari publikasi ilmiah dosen dan mahasiswa, prodi ini berhasil meraih peringkat 1 (satu) Jenjang Doktor Ilmu Politik dalam Science and Technology Index (SINTA) Ristekdikti berdasarkan output dan outcome.
Selain pencapaian pada bidang publikasi ilmiah, prodi juga ini menyelenggarakan Pendidikan doktoral melalui dukungan Beasiswa 5000 Doktor Dalam Negeri dari Kementerian Agama RI dan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di tahun 2019/2020.
“Ke depan, Program Studi Doktor Politik Islam-Ilmu Politik UMY akan menerapkan sistem pengelolaan pendidikan yang semakin mengedepankan pencapaian kualitas melalui penguatan internal dan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka di dalam dan di luar negeri,” katanya.
Program internasionalisasi juga berjalan pesat. Terkait hal ini, berbagai bentuk kerjasama telah dilakukan dengan beberapa Perguruan Tinggi mitra di luar negeri. Seperti Boston University (USA), National University of Singapore, Vrije Universiteit Amsterdam, Universiti Kebangsaan Malaysia, Mindanao State University, Asia University, Khon Kaen University, Universiti Utara Malaysia (UUM), SIAS (China), Flinders University (Australia), Chullalongkorn University (Thailand), dan International Islamic University of Malaysia.
“Dengan demikian, nantinya akan lahir lulusan-lulusan yang memiliki keunggulan dengan kualifikasi akademik terbaik sehingga mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lain,” katanya. (SM/Riz)