YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setahun lebih pandemi Covid-19 berlangsung, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung penanggulangan penyebaran Covid-19 di Indonesia, baik itu melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
MCCC PP Muhammadiyah saat ini berkonsentrasi penuh untuk menyelenggarakan vaksinasi melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) kesehatan dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) bemitra dengan kemenkes dan dinkes propinsi demikian dikatakan Ketua MCCC PP Muhammadiyah, Agus Samsudin di Yogyakarta, Kamis (29/04/2021).
”Sejauh ini vaksinasi sudah kami laksanakan di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Jakarta, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Istora Senayan Jakarta dan terakhir di Fakultas Kedokteran Universitas Buya Hamka, Ciledung, Tangerang. Kami menyiapkan 85 rumah sakit di seluruh Indonesia untuk mendukung vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah,” kata Agus Samsudin
Total ada 17.691 warga yang telah divaksin oleh MCCC PP Muhammadiyah. MCCC juga melaksanakan pelayanan vaksin bagi warga lintas iman sebanyak 3.170 orang yang terbagi 2.870 di Jabodetabek dan 300 di Medan, Sumatra Utara. “Itu belum termasuk warga yang sudah divaksin melalui Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah di seluruh Indonesia,” imbuh Agus Samsudin.
Menurut Agus Samsudin vaksinasi tersebut melibatkan banyak pihak baik dari internal maupun eksternal Persyarikatan Muhammadiyah. “Vaksinasi yang kami lakukan melibatkan warga Muhammadiyah dan masyarakat umum yang masuk kategori tenaga kesehatan, pelayan publik, lansia dan tokoh lintas agama. Sedangkan tenaga kesehatan yang terlibat berasal dari rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah maupun Aisyiyah,” ungkapnya.
Sedangkan untuk mendukung karantina bagi para penderita Covid-19, Agus Samsudin mengatakan MCCC PP Muhammadiyah melalui PP Aisyiyah, AUM rumah sakit dan universitas, sudah mendirikan shelter-shelter untuk karantina mandiri.
“Tidak semua warga punya tempat layak untuk melakukan karantina mandiri, oleh karena itu kami menyiapkan enam shelter Covid-19. Keenam shelter tersebut adalah shelter PP Aisyiyah 21 kamar, pusdiklat RSI Jakarta Cempaka Putih 23 kamar, Universitas Aisyiyah Yogyakarta 37 kamar, Zaitun PKU Muhammadiyah Gamping 11 kamar, Unires Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 70 kamar dan shelter Gose RS PKU Muhammadiyah Bantul 23 kamar,” ujar Agus Samsudin.
Berdasarkan laporan terakhir yang disusun oleh MCCC PP Muhammadiyah, per tanggal 27 April 2021 85 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) sudah menangani 17.173 orang dengan status terkonfirmasi positif Covid-19, 13.499 orang berstatus suspek dan 2.558 probable. Sedangkan untuk pendanaan, Muhammadiyah sampai saat ini sudah mengucurkan dana sebesar Rp 344.162.461.061,- dengan penerima manfaat sebanyak 31.886.520 orang.
Laporan tersebut mencantumkan pula berbagai program penanganan dampak Covid-19 yang sudah dijalankan oleh MCCC PP Muhammadiyah dengan dukungan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.
Program-program tersebut antara lain Gerakan Ketahanan Pangan (Getapak) dan Sigrak dengan dukungan dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Promoting COVID-19 Prevention Behaviours in Red Zone Communities dukungan dari Unicef dan Usaid, program Mentari dukungan dari Usaid dan pelatihan bagi tenaga kesehatan RSMA dengan dukungan WHO.
Program terbaru yang saat ini baru berjalan, MCCC PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Direct Relief melaksanakan program diseminasi dan publikasi informasi tentang Covid-19 melalui program edukatif kampanye kepatuhan protokol kesehatan.
Program ini berwujud talkshow dan webinar yang disiarkan melalui TVMU, Radiomu dan rilis pemberitaan media online maupun cetak. Pengoperasionalan call center, layanan dukungan agama, kesehatan dan psikologi. Program ini akan berlangsung hingga bulan Desember 2021.
Sementara itu terkait dengan pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan tahun ini, beberapa waktu lalu PP Muhammadiyah sudah mengeluarkan panduan ibadah beberapa waktu yang lalu. Dalam panduan tersebut PP Muhammadiyah menyatakan ibadah Ramadhan seperti Tarawih boleh dilaksanakan secara berjamaah dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
Tarawih boleh dijalankan dengan pembatasan jamaah maksimal 30 % dari kapasitas daya tamping tempat ibadah, jaga shoft/jarak, menggunakan masker dan penegakan protocol kesehatan lainyya. Untuk lingkungan yang menunjukan angka penyebaran covid 19 tinggi maka dianjurkan pelaksanaan ibadah di rumah masing masing. (Budi/Riz)