Muhammadiyah di Ruang Cyber

Muhammadiyah

Muhammadiyah di Ruang Cyber

Oleh: Preli Yulianto

Kiprah Muhammadiyah untuk bangsa sangatlah besar dari sebelum merdeka hingga kemerdekaan kita raih terus berpacu menebarkan pencerahan bagi umat. Muhammadiyah memiliki tujuan yang murni (tajdid), adapun tujuan Muhammadiyah ialah “Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Fatah Wibisono, dalam tulisannya yang berjudul Masyarakat Islam Yang Sebenar-benarnya: Kajian Teks, PP Muhammadiyah Majlis Tarjih dan Tajdid disebutkan penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang tertera dalam Maksud dan tujuan Muhammadiyah di atas, oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama serta mempunyai kesadaran mengemban amanah sebagai wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan, serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf, sehingga ummah terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Penerjemahan tujuan Muhammadiyah itu, harus benar-benar menjadi kiblat gerakan Muhammadiyah dengan menerapkan dalam segala aktivitasnya. Aset Muhammadiyah yang tersebar di penjuru negeri harus senantiasa behaluan nilai-nilai tujuan Muhammadiyah. Secara lurus perlu kita sadar bahwa Muhammadiyah gerakan dakwah yang konsisten memurnikan Islam (tajdid) sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW.

Secara garis besar gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan organisasi dakwah yang meliputi aspek healing (pelayanan kesehatan), schooling (pendidikan), dan feeding (pelayanan sosial). Terkadang keliru melihat Muhammadiyah yang menilai sebagai organisasi bisnis di bidang pendidikan dan kesehatan saja tanpa berdakwah. Stigma ataupun asumsi negatif tersebut harus sama-sama kita tampik dan harus kita buktikan dengan action bahwa semua Amal Usaha Muhammadiyah memang benar-benar mencerahkan umat, menebar nilai-nilai dakwah pemurnian.

Gencarnya banjirnya informasi yang masif juga perlu adanya perhatian serius bagi skuat Muhammadiyah untuk senantiasa tetap cerdas mencerna informasi. Gerakan dakwah Muhammadiyah harus senantiasa memiliki strategi dalam menghadapi tantangan zaman seperti era revolusi industri 4.0. Muhammadiyah harus mampu membaca zaman (kondisi) seperti pesan wahyu Allah pertama Surat Al-Alaq ayat 1-5 untuk membaca, yang secara gamblang dapat dimaknakan edukatif, belajar, memulai dengan ilmu. Secara luas bisa dimaknakan membaca situasi dan kondisi lingkungan.

Stategi Dakwah Muhammadiyah di Era Industri 4.0

Suatu organisasi perlu adanya upaya membangun opini publik melalui narasi informasi digital, maupun secara langsung membuat gebrakan gerakan. Kontruksi kesadaran kolektif sangatlah penting dalam mencapai aktualisasi organisasi, melalui langkah membumikan gerakan untuk upaya viralisasi gerakan secara masif menggaung sangatlah penting.

Suharman dan Murti (2019) menjelaskan Industri Revolusi 4.0 adalah era industrialisasi yang saat ini sedang menjadi arah tujuan bagi pembangunan dan pengembangan sektor industri dan manufaktur dunia. Istilah IR 4.0 tidak terlepas dari tiga era industri yang telah terjadi sebelumnya. Revolusi industri pertama ditandai dengan diperkenalkannya mesin uap, revolusi industri kedua ditandai dengan produksi masal. Revolusi industri ketiga ditandai dengan pemanfaatan teknologi elektronik dan teknologi informasi disertai penggunaan mesin otomasi.

Kemudian, revolusi industri 4.0 muncul dari pemerintah Jerman yang mengkampayekan komputerisasi manufaktur. Perkembangan teknologi begitu masif dari segala bidang, yang membawa pada kehidupan manusia yang lebih mudah, praktis, dan instan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat, dalam mengolah data dan informasi dibutuhkan kebijaksanaan dalam memanfaatkan tidak terkecuali, bagi organisasi Muhammadiyah itu sendiri.

Dakwah Muhammadiyah merupakan dakwah yang berstrategi, bukan frontal, bukan klasikal tetapi, dakwah Muhammadiyah mengunakan cara-cara terbaik, secara institusional maupun grilyawan para kader-kader Muhammadiyah. Secara institusional, tentu melalui wadah AUM maupun ortom Muhammadiyah yang senantiasa menebar pencerahan kepada umat.

Dengan hadirkan teknologi informasi yang potensial ini dalam menebar dakwah tentu Muhammadiyah turut pro-aktif. Muhammadiyah dalam mengikuti perkembangan zaman dalam berdakwah, salah satu majalah Muhammadiyah yang terbit pertama kali tahun 1915 yakni, Suara Muhammadiyah kini selain terbit versi cetak juga hadir versi digital, juga website resmi muhammadiyah.or.id, fatwatarjih.or.id, dan masih banyak akun-akun baik website maupun sosial media yang mengemakan dakwah pencerahan bahkan, sebagai wujud strategi dakwah Muhammadiyah terkadang website tertentu merahasiakan identitas Muhammadiyah namun tetap menebarkan nilai-nilai dakwah pemurnian, sesuai tujuan Muhammadiyah.

Semua aset yang dimiliki Muhammadiyah berupa instrumen dakwah digital tentu harus terus ditinggkatkan kontribusinya, pro-aktif, dan konsisten dalam membumikan risalah dakwah pencerahan agar nilai-nilai Islam itu terpelihara terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Gerakan dakwah dengan media digital tentu harus masif, terstruktur dan dinamis, serta konsisten. M. Abdul Halim Sani pernah berkata: “tindakan yang baik tak terorganisir akan mudah dikalahkan dengan kejahatan yang terorganisir”. Website, dan media sosial bernuansa dakwah harus dikelola secara profesional dan konsisten bukan hanya pada tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) saja tetapi harus juga, pada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Istimewa (PCI), Pimpinan Cabang Muhammadiya (PCM), dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dikelola secara masif sehingga terwujud gerakan dakwah yang menyeluruh dan mengakar.

Popularitas Muhammadiyah dengan Gerakan Lain

Muhammadiyah sebagai organisasi yang berkiprah sejak 18 November 1912 sudah menjelajah perjalanan yang panjang dalam mencerahkan umat organisasi yang dikenal sebagai pemurnian ajaran Islam (tajdid). Menurut Nurhayati, dkk. (2018) menjelaskan secara hakikat Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan (movement) memiliki makna bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang dinamis, maju, visioner dan praksis. Sebagai gerakan Islam yang menjadikan dakwah dan tajdid sebagai peran dan fungsi utamanya, Muhammadiyah sejak awal berdirinya merupakan gerakan Islam yang berkemajuan.

Sedangkan, Nahdlatul Ulama (1926) menganut faham Ahlussunah waljama’ah, sebuah pola fikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (1972) dengan gerakan sosial keagamaan dengan metode pengajian tradisional ala pesantren. Sementara itu, Persatuan Islam (1923) dengan gerakan mengembalikan ajaran Islam sesuai aslinya secara kaffah dalam segala aspek kehidupan dengan pendidikan pola pesantren. Kemudian, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (1967) dengan gerakan di bidang dakwah dan pendidikan dengan mengutamakan tiga poros dakwah yaitu: pesantren, masjid, dan kampus.

Berdasarkan data Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) tahun 2020 aset Muhammadiyah dengan rincian yakni: 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang terdiri dari 4 Akademi, 13 Institut, 3 Politeknik, 75 Sekolah Tinggi, dan 61 Universitas dan kampus ‘Aisyiyah 3 Politeknik, 2 Sekolah Tinggi dan 3 Universitas. Selanjutnya, TK, Paud, KB sebanyak 22.000, SD/MI sebanyak 2.766, SMP/MTS sebanyak 1826, RS/Klinik sebanyak 364, Panti Asuhan sebanyak 384, Masjid/Mushola sebanyak 20.198, dan Pondok Pesantren sebanyak 356.

Kiprah sebuah organisasi akan menjadi berarti apabila menuai manfaat bagi umat sehingga patut kita syukuri bahwa Muhammadiyah hingga kini berkembang pesat sampai sekarang ini. Sejauh mana popularitas Muhammadiyah dalam berkiprah apabila kita kulik dalam big data digital. Barangkali cara ini metode sekunder dalam dunia penelitian, namun dengan mengunakan instrumen yang tersedia dalam cyber kita bisa menyimpulkan sejauh mana Muhammadiyah dikenal.

Metode sekunder popularitas Muhammadiyah dalam ruang cyber dibandingkan dengan organisasi Nahdlatul Ulama, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Persatuan Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dapat dilihat melalui google trends untuk melihat trends penelusuran web, gambar, berita, dan youtube.

Hasil popularitas dalam penelusuran web yang terhitung 1 Mei 2020-1 Mei 2021 di wilayah Indonesia dalam ruang cyber Muhammadiyah 86%, sedangkan organisasi Nahdlatul Ulama 9%, Lembaga Dakwah Islam Indonesia <1%, Persatuan Islam 5%, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia <1%. Hal ini menunjukan Muhammadiyah melalui penelusuran Web lebih unggul bila dibandingkan 4 oraganisasi masyarakat lainya, hal ini sangatlah wajar karena masifnya media Muhammadiyah dari ranting hingga pusat yang dikelola dengan baik, ditambah lagi eksistensi media suaramuhammadiyah.id yang produktif dalam syiar dakwah yang sangat mencerahkan.

Hasil popularitas dalam penelusuran gambar yang terhitung 1 Mei 2020-1 Mei 2021 di wilayah Indonesia dalam ruang cyber Muhammadiyah 86%, sedangkan organisasi Nahdlatul Ulama 13%, Lembaga Dakwah Islam Indonesia 0%, Persatuan Islam 1%, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 0%. Hal ini menunjukan keunggulan bagi Muhammadiyah yang tentunya masih berkaitan dengan penelusuran web.

Hasil popularitas dalam penelusuran berita yang terhitung 1 Mei 2020-1 Mei 2021 di wilayah Indonesia dalam ruang cyber Muhammadiyah 94%, sedangkan organisasi Nahdlatul Ulama 6%, Lembaga Dakwah Islam Indonesia 0%, Persatuan Islam 0%, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 0%. Data menunjukan Muhammadiyah jauh unggul dari ormas lainnya, lantaran ormas lain mungkin kurang masif terhadap produksi berita bila dibandingkan Muhammadiyah yang lebih konsisten.

Hasil popularitas dalam penelusuran youtube yang terhitung 1 Mei 2020-1 Mei 2021 di wilayah Indonesia dalam ruang cyber Muhammadiyah 82%, sedangkan organisasi Nahdlatul Ulama 16%, Lembaga Dakwah Islam Indonesia 0%, Persatuan Islam 2%, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 0%. Data dalam Muhammadiyah menunjukan 82% dengan kata kunci yang ditelusuri menunjukan grafik secara pesat yakni kata “milad Muhammadiyah 2020”, “panji NU Muhammadiyah”, “Muhammadiyah tarik dana”,”puasa Muhammadiyah 2021”. Sementara itu, NU dengan data 16% kata kunci yang muncul secara pesat yakni: “Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya”, “sholawat nabi”, “sholawat merdu”, “Lambang Nahdlatul Ulama”.

Menurut Nurhayati, dkk. (2018) menjelaskan memasuki abad kedua dari pendiriannya, Muhammadiyah tidak hanya perlu merevitalisasi konsep “Islam berkemajuan” (Islam progresif) dalam formulasi dan aktualisasinya yang lebih mapan dan holistik, melainkan juga perlu mentransformasikannya ke dalam kehidupan “Indonesia berkemajuan”.

Konsep Islam berkemajuan harus benar-benar direalisasikan, jangan hanya sebagai jargon tetapi jauh panggang dari api. Torehan yang kita capai hari ini semata-mata karena Allah SWT. bukan untuk jumawa lupa dan takabur terbuai dalam kehidupan yang fana ini, teruslah torehkan pencapaian itu, semoga Muhammadiyah terus konsisten, dan berkemajuan.

Preli Yulianto, Mantan Ketua Umum PK IMM FP UM-Palembang Periode 2018-2019

Exit mobile version