MALANG, Suara Muhammadiyah-Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Malang mengadakan resepsi Milad Pemuda Muhamadiyah ke-89 di Gedung PDM Kabupaten Malang Minggu, (2/5).
Sesuai Tagline dari Pimpinan Pusat Pemuda Muhamadiyah, Meneguhkan Pemuda Negarawan, PDPM Kab. Malang menghadirkan Penggagas Komunitas Padang Makhsyar, Dr. Nurbani Yusuf, M. Si, Dr. Nur Subeki, ST. M.T., selaku Wakil Rektor II UMM dan Muhammad Khoirul Abduh, Mantan Ketua PWPM Jawa Timur.
Pada sesi pertama, Dr. Nurbani mengemukakan bahwa Pemuda Muhammadiyah yang merupakan organisasi otonom perlu meneladani gaya dakwah Kiai Ahmad Dahlan yang berfikir futuristik.
“Pemuda Muhammadiyah harus menjadi motor penggerak gerakan dakwah masa depan, mampu membaca tantangan yang akan datang dan mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan itu, Pemuda Muhammadiyah jangan sampai menjadi pengekor,” jelasnya.
Dosen Civic Hukum UMM ini menggarisbawahi bahwa semangat dakwah Kiai Dahlan Amar Makruf Nahi Mungkar itu diaktualisasikan dalam gaya dakwah level tinggi.
“Selera Kiai Dahlan itu tinggi, selera Belanda. Memformat ayat-ayat Al-Qur’an menjadi gerakan nyata dan dirasakan. Sekolah dibangun, Rumah Sakit didirikan, Universitas digagas, tujuannya untuk melawan segala persoalan sosial yang ada, kemiskinan, kebodohan, dan kemusyrikan” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Nur Subeki pada diskusi panel bersama Muhammad Khoirul Abduh menekankan pentingnya melek sejarah.
“Pemuda Muhammadiyah telah lahir mengiringi perjalanan bangsa ini, sehingga kontribusi Pemuda Muhammadiyah tidak perlu diragukan lagi” tegas Wakil Rektor II UMM tersebut.
Menurutnya pemahaman sejarah tersebut akan mengantarkan Pemuda pada langkah untuk berkontribusi dan berkolaborasi membangun gerakan dakwah kebangsaan yang inklusif.
“Berangkat dari pemahaman sejarah itu akan melahirkan kesadaran untuk berkontribusi mengisi dan berperan dalam ranah kebangsaan” ucapannya
Sebagai pembanding, Muhammad Khoirul Abduh dalam orasinya membahas tiga hal penting untuk mengurai Tema Milad Pemuda “Meneguhkan Pemuda Negarawan”.
Menurutnya kematangan ideologi adalah hal yang urgen bagi pemuda Muhammadiyah mengingat infiltrasi ideologi yang marak dan juga memupuk militansi kader.
“Kristalisasi ideologi bagi tiap kader Pemuda Muhammadiyah menjadi penting untuk memperkokoh gerakan dakwah yang dibangun, serta untuk menjauhkan dari kamuflase ideologi transnasional” Tutur Mantan Ketua PWPM Jawa Timur tersebut.
Pihaknya menambahkan, kemapanan intelektual dan juga kontribusi dalam pemecahan masalah merupakan dua basis gerakan dakwah agar mengakar sampai ke bawah.
“Intelektualitas atau kemapanan pola pikir dan kontribusi pada pemecahan masalah umat dan bangsa perlu digalakkan supaya semua gerakan baik kultural maupun struktural solid dan mengakar, tidak sporadis serta berorientasi jangka panjang” tutupnya.