Allah Memperkenalkan (52) Bertemunya Penyembahan dan Pertolongan
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 45:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,(Qs Al Baqarah 45)
Qs Al Baqarah ayat 45 ini masih merupakan lanjutan dari QS Al Baqarah ayat 40, 41, 42, 43 dan 44. Kalau sebelumnya sudah ada 12 seruan kepada Bani Israil. Kini ditambah dengan satu seruan. Yaitu seruan untuk memohon pertolongan dengan sabar dan shalat. Sehingga menjadi 13 seruan. Tetapi ingat meski seruan ini diperuntukkan kepada Bani Israil tetapi seruan ini juga berlaku untuk umat Nabi Muhammad saw.
Seruan untuk memohon pertolongan dengan sabar dan shalat ini mengingatkan kita dengan Qs Al Fatihah ayat 5:
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Qs Al Fatihah 5)
Dua hal yang ada dalam Qs Al Fatihah ini, menyembah dan mohon pertolongan ternyata bertemu dalam Qs Al Baqarah ayat 45 yang kita bahas pada tulisan ini. Hanya dalam ayat 45 ini disebut dengan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Shalat sendiri merupakan bentuk atau cara penyembahan yang ditetapkan Allah SwT dan diajarkan lewat Rasul-Nya.
Dengan demikian, sebetulnya shalat adalah cara untuk menyembah Allah dan sekaligus cara untuk mohon pertolongan kepada Allah SwT. Dua hal yang telah disebutkan dalam Qs Al Fatihah ayat 5. Bukankah doa (mohon pertolongan) itu sebetulnyanya inti ibadah? Ini sebagaimana diungkapkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi no 2969, Rasulullah Saw bersabda,
الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ
Artinya: “doa itu merupakan inti dari ibadah”
Doa sebagai inti ibadah ini juga bisa dilihat dari bacaan shalat ketika, berdiri, rukuk, sujud dan duduk. Ketika berdiri kita diwajibkan membaca surat Al-Fatihah. Di dalam Al Fatihah ini terdapat doa pada ayat 6 dan 7:
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Qs Al Fatihah 6)
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Qs Al Fatihah 7)
Bahkan ada yang berpendapat bahwa keseluruhan Qs Al Fatihah itu merupakan tatacara berdoa yang diajarkan Allah. Di mana ayat 1-5 berisi pujian bagi Allah dan ayat 6-7 merupakan bentuk permohonan atau doa. Cara ini juga bisa dipakai untuk minta seseorang membantu kita, dipuji dulu baru kemudian kita ungkapkan permintaan bantuan kita. Insya Allah lebih berhasil ketimbang langsung minta atau malah dengan memaki terlebih dahulu. Ini juga sejalan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan. Maka ketika hambaku berkata:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam). Allah SWT berfirman:
حَمِدَنِي عَبْدِي
(Hambaku telah memuji-Ku)
dan ketika seorang hamba berkata:
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
ِ(Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
Allah ‘SWT berfirman:
أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي
(Hambaku telah memujiku)
dan ketika seorang berkata:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(Yang Menguasai di Hari Pembalasan),
Allah berfirman:
مَجَّدَنِي عَبْدِي
(Hambaku telah memuliakan Aku).
dan ketika seseorang berkata:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين
ُ(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan),
Allah SWT pun berfirman:
هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل
َ(ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya).
dan saat berkata:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين
(Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ),
Allah pun berfirman:
هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل
َ(Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta). (HR Muslim).
Bahkan untuk menyempurnakan hal ini, ada yang memilih bacaan surat setelah Al Fatihah yang mengandung doa seperti surat An Nas dan Al Falaq serta ayat-ayat yang mengandung doa yang lain. Sedangkan posisi shalat yang lain, isi bacaannya juga mirip Al Fatihah, berisi doa atau pujian bagi Allah.
Catatan yang penting bagi kita, dalam Qs Al Baqarah ayat 45 yang kita bahas kali ini selain ada mohon pertolongan dan shalat juga ada seruan untuk sabar. Artinya untuk dikabulkan suatu doa harus dilakukan berulang kali dan bahkan terus-menerus untuk memohon jalan yang lurus sebagaimana tergambar dalam Al Fatihah. Tetapi tentu saja tidak menutup kemungkinan berdoa sekali langsung dikabulkan.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Penyembahan dan pertolongan Allah tak kan lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Karena dhoifnya kita, dalam kehidupan ini butuh pertolongan Allah SwT. Pertolongan Allah itu kadang diberikan kepada siapa saja tanpa harus memakai penyembahan karena sebab Ar Rahman-Nya Allah. Tetapi kadang pertolongan Allah itu datang harus disertai dengan bentuk penyembahan atau doa karena sebab Ar Rahim-Nya Allah. Untuk yang terakhir ini, kita harus sabar melakukannya. Berdoa tidak jemu-jemu. Waallahu a’lam bisshawab