Allah Memperkenalkan (57) Hari Hisab
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 48 yang lagi-lagi merupakan seruan kepada Bani Israil secara langsung:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
wattaqụ yaumal lā tajzī nafsun ‘an nafsin syai`aw wa lā yuqbalu min-hā syafā’atuw wa lā yu`khażu min-hā ‘adluw wa lā hum yunṣarụn
Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong. (Qs Al-Baqarah 48)
Ayat ini masih merupakan seruan pada Bani Israil. Seruan pada Banu Israil untuk takut ini juga telah ada pada Qs Al Baqarah ayat 40 agar takut hanya pada Allah saja:
يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْۚ وَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ
yā banī isrā`īlażkurụ ni’matiyallatī an’amtu ‘alaikum wa aufụ bi’ahdī ụfi bi’ahdikum, wa iyyāya far-habụn
Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku saja. (Qs Al Baqarah 40)
Jika pada Qs Al Baqarah ayat 48 Allah mengingatkan untuk takut atau berhati-hati akan datangnya hari hisab, di mana amal-amal manusia dinilai untuk menentukan kedudukan mereka di akhirat. Tetapi pada Qs Al Baqarah 40 Allah mengingatkan untuk takut pada Allah saja. Karena Allahlah yang menentukan segalanya, termasuk waktu manusia diperhitungkan amalnya di hari hisab. Karenanya perlu berhati-hati dalam menjalankan kehidupan.
Dalam arti berhati-hati ini, maka seruan Allah SwT kepada Bani Israil dalam Qs Al Baqarah ayat 41 itu patut diperhatikan:
وَاٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُوْنُوْٓا اَوَّلَ كَافِرٍۢ بِهٖ ۖ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۖوَّاِيَّايَ فَاتَّقُوْنِ
wa āminụ bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma’akum wa lā takụnū awwala kāfirim bihī wa lā tasytarụ bi`āyātī ṡamanang qalīlaw wa iyyāya fattaqụn
Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku.(Qs Al Baqarah 41)
Agar kita beriman kepada Kitab Allah yang berisi petunjuknya agar tidak kafir dan sesat jalan. Ini senada dengan peringatan Allah kepada manusia pada umumnya untuk takut pada api neraka ketika tidak beriman pada Al-Qur;an yang terdapat pada Qs Al Baqarah ayat 24:
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ
اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Qs Al Baqarah 24).
Dalam hal takut pada hari hisab ini, Rasulullah Muhammad saw mempunyai resep sebagai berikut:
هُمْ عَلى كَثِيبٍ مِنْ مِسكٍ حَتَّى يُفْرَغَ مِنْ حِسَابِ الخَلائِقِ رَجُلٌ قَرأَ القُرآنَ ابْتِغَآْءَ وَجْهِ اللهِ وَاَمَّ قَوْماً وَهُمْ بِهِ رَاضُوْنَ وَدَاعٍ يَدْعُوْنَ إلى الصَّلواتِ ابْتِغآء وجْهِ اللهِ وَرَجُلٌ اَحْسَنَ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَوَالِيهِ. (رواه الطبراني في معاجم الثلاثة).
Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang tidak akan mengalami ketakutan pada hari yang sangat menakutkan dan mereka tidak akan dihisab, mereka berada diatas tumpukan kasturi hingga selesai hisab terhadap semua manusia: (1) Seseorang yang membaca Alquran semata-mata mengharap ridha Allah, dan ia mengimami suatu kaum sedang mereka menyukainya; (2) Dai yang mengajak shalat semata-mata mengharap ridha Allah SWT; (3) Orang yang menjaga hubungan baik antara ia dengan tuannya dan antara ia dengan bawahannya.” (HR Thabrani)
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas?
Penting sekali mempersiapkan diri untuk menghadapi hari hisab. Bekal yang paling baik untuk menghadapi itu adalah Takwa kepada Allah. Karena dengan Takwa kepada Allah ini yang juga mengandung rasa Takut kepada Allah maka Allah akan menuntun kita di jalan yang lurus. Yang salah satu amalnya akan menjadikan kita tidak khawati pada hari itu. Waallahu a’lam bisshawab