Idul Fitri Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021, Muhammadiyah Ingatkan Pandemi Belum Landai

Idul Fitri Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021, Muhammadiyah Ingatkan Pandemi Belum Landai

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan metode hisab yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid telah menetapkan bahwa Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Hari Kamis tanggal 13 Mei 2021.

“Idul Fitri tahun ini masih dalam keadaan musibah Covid-19, yang persebarannya belum landai,” tutur Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto, dalam konferensi pers di Yogyakarta, Senin (10/5/2021). Turut Hadir Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah hadir secara daring.

Menurut Muhammadiyah, Bangsa Indonesia harus gigih dalam mengatasi pandemi ini dengan usaha yang maksimal. Setiap muslim diajarkan menyikapi musibah dengan kekuatan iman, sabar, dan ikhtiar.

Melalui Edaran tentang Tuntunan Idul Fitri 1442 H dalam kondisi Pandemi Covid-19, Muhammadiyah mengimbau beberapa hal. Pertama, Takbir Idul Fitri tahun ini dianjurkan agar dilaksanakan di rumah masing-masing dengan khusyuk dan melibatkan anggota keluarga. Sehingga tercipta suasana keruhanian yang semakin mendekatkan diri kepada Allah SwT.

Kedua, Shalat Idul Fitri dapat dilakukan di rumah untuk masyarakat yang lingkungannya terdapat pasien positif atau kondisi belum aman dari Covid-19. Jika tidak ada warga yang tertular Covid-19. Jika tidak ada warga yang tertular virus corona atau kondisi setempat dipandang aman Covid-19, shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan di lapangan kecil atau tempat terbuka di sekitar tempat tinggal dalam jumlah jamaah yang terbatas.

Ketiga, Idul Fitri yang merupakan Hari Raya Berbuka Puasa agar dijadikan momentum peningkatan kualitas takwa sebagaimana tujuan berpuasa Ramadhan. Momentum tersebut merupakan wahana perwujudan praktik keislaman yang menyemai nilai-nilai kebaikan, kesalehan, perdamaian, keadilan, kesahajaan, sikap tengahan, persaudaraan saling tolong, kasih sayang, persatuan, dan kebajikan utama dalam kehudupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Keempat, berkaitan dengan kebijakan pemerintah tentang larangan mudik, semua warga bangsa sebaiknya mengikuti dengan seksama demi pencegahan dan ikhtiar mengatasi Covid-19 agar tidak bertambah luas seperti terjadi di negara lain. “Memang berat meninggalkan tradisi mudik yang memiliki manfaat positif bagi persaudaraan di tempat asal. Tetapi karena situasi pandemi maka akan lebih maslahat bila semua pihak ikhlas dan menunjukkan kearifan kolektif,” ungkap Agung Danarto.

Kelima, kepada warga bangsa terutama elit negeri dapat memanfaatkan momentum Idul Fitri untuk melakukan gerakan keteladanan dalam berbangsa dan bernegara. Agar secara kolektif menampilkan sikap dan tindakan yang jujur, amanah, adil, bertanggungjawab, moralitas luhur, taat hukum, dan mewujudkan good goverrnance di segala lapangan kehidupan.

Keenam, pandemi belum berakhir, setiap warga bangsa harus senantiasa waspada dan berdisiplin tinggi. Maksimalkan berikhtiar, berdoa, dan bermunajat kepada Allah SwT agar pandemi ini segera berakhir. “Mari kita jadikan momentum Idul Fitri untuk mengaktualisasikan takwa dan keshalehan diri dalam kehidupan pribadi keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan universal,” tambahnya.

Ketujuh, khusus bagi warga Muhammadiyah agar mengukuti Tuntunan Ibadah yang telah dimaklumatkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Termasuk dalam melaksanakan Idul Fitri serta tuntunan beragama yang telah dikeluarga oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, disertai uswah hasanah dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta berbangsa dan bernegara.

“Semoga Allah SwT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi bangsa Indonesia, khusus bagi kaum muslimin semoga diterima amal ibadahnya serta memperoleh pahala dari Allah SwT,” pungkasnya, (Riz)

Exit mobile version