Membumikan Izzul Islam Wal Muslimin

Membumikan Izzul Islam Wal Muslimin

Oleh DR Masud HMN

Masa remaja penulis waktu mengaji di masjid dikenalkan dengan kata Izzul Islam wal Muslimin.Masih terngiang-ngiang hingga kini.Maknanya Kejayaan Islam dan kaum Muslimin.

Kemudian ungkapan itu setelah dewasa dengan membaca beberapa sumber maknanya makin saya dalami maksudnya ternyata adalah cita cita perjuangan . umat Islam. Bagi bangsa Indonesia ini ditorehkan para pahlawan dan pendiri bangsa sebelum proklamasi. Sangat bermakna.

Seorang teman anggota DPR RI dalam satu diskusi beperndapat sama dengan saya Yaitu bahwa sesungguhnya itu adalah cita cita umat Islam. Dia tambahkan, seperti itu adalah ideal.Hanya ia membayangkan mudah diungkapkan. Sulit diaplikasikan.

Kata dia, lihatlah Partai politik Islam ada beberapa, sama berazas Islam namun bila ada tantangan yang meemrlukan sikap bersama, sulit dibbuat. Persatuam semakin rumit saja. Yang terjadi bukan persatuan, tapi ber satu satu alias bercerai berai. Bagaimana kajayaan dicapai dengan bercerai berai.

Dalam pandangan dia harapan itu memang belum sesuai dengan kenyataan dalam arti banyak harapan tapi sedikit yang dicapai. Karena minimalnya yang dicapai, maka harapan jauh dari kenyataan, Harapan dan Kejayaan mirip mimpi belaka.

Lantas, jika seperti itu apa yang bisa dilakukan agar ada solusi mengatasi masalah dimaksud.Penulis berpendapat tidak mudah untuk menjawabnya Namun setidaknya Jawaban dapat dilakukan secara manajemen yaitu,

Pertama, memastikan bahwa Kejayaan atau Islam berkemajuan tersandung oleh beberapa halangan dan hambatan.

Kedua, Diantara sekian masalah yang significant adalah masalah Akhlak dan Ukhuwah Islamiyah.

Kedua masalah diatas yaitu akhlak dan Ukhuwah Islaimyah harus dselesaikan Tidak mungkin kejayaan Islam tanpa akhlak dan ukhuwah.

Dua faktor ini agaknya kunci masaalah dan merupakan factor dominan. Secara narasi penelitian kejayaan adalah tujuan factor terikat,Sementara Ahlak dan ukuwah islaimiyah adalah factor menentukan.

Ini sejalan dengan pendapat Ketua Komisi Ukhuwah Islamiya Majelis ulama Indonesia (MUI) Adnan Harahap,Singkat kata,dengan demikian Kejayaan Islam ditentukan oleh faktor ukhuwah Islamiyah dan Akhlak.Menurut dia, semakin positif sumbangan factor akhlak dan ukhuwah semakin maksimal tercapai tujuan. Sebaliknya jika negative atau gagal sumbangan akhlak dan ukhuwah semakin gagal pencapaian kejajaan Islam, tandas mantan Kepala Kantor (Kakanwil) Departemen Provinsi Sumatera itu.

Selebihnya terkait soal aplikasi manajemen. Yaitu apa fokus, apa target dan apa sekup pelaksanaannya.

Persoalan di atas bisa dibentangkan sebagai berikut,

Pertama yaitu adanya ketidak berhasilan bidang akhlak. Akhlak adalah perilaku yang baik, jujur, amanah,Sebutlah bidang siayasah atau politik, mencerminkan perpecahan, sikut menyikut antar sesama.

Jauh dari istiqamah dan lupa diri Padahal agama memberi arah agar istiqamah persatuan diwujudkan.

Kedua, ketidak behasilan dalam ukhuwah. Kita gagal membangun ta’aruf, kita membiarkan hoaks berita bohong dan fitnah.Padal hal kita diajarkan taaruf, saling tegur sapa, saling cek dan recek tentang suatu kebenaran informasi dan saling nasihat menasihati dalam kesabaran.

Dua sisi ini ibarat satu mata uang tidak bisa dipisahkan Disitu Kita mengalami persoalan berat yang harus diselesaikan agar tujuan Kejayaan islam wal muslimin tercapai. Yang lain boleh diurus belakangan,

Ini membawa kesimpulan bahwa ada dua factor penentu umat Islam dalam menuju masa dapannya, Tanpa itu kita akan gagal dan hina dihadapan mahkamah sejarah Pertanyannya bagaimana upaya yang harus dilakukan.

Aplikasi itu adalah focus dengan diutamakan pada angkatan muda usia, Lalu untuk target sasaran ada tersedianya media atau fatwa tuntunan. Selanjutnya untuk luasan segmentasi diarahkan pada pendekatan publik, umum dan sasaran luas.

Ini memenuhi fungsi manajem ( target,focus, segementasi) tidak hanya pada strategi keinginan dan pikiran, melainlan juga ejawantannya secara nyata. Membumikan cita cira Izzul Islam wal muslimin

Hemat penulis para intelektual dan organisasi Islam tiba masanya unruk hadir maksimal dalam mengimplemebtasikan ukhuwah dan akhlak mulia dimaksud. Satu paket kemasan yaitu menegakkan ahklak mulia dan, memasyrakatkan ukhuwah Islamiyah.

Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjad pada maayrakat tanpa akhlak dan tanpa ukhuwah. Mungkin ini dapat menjadi Pesan cendekiawan terhadap umat dan bangsa. Semoga

DR Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammdiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Exit mobile version