Psikososial dan Spiritual Penyintas Karena Krisis dalam Situasi Bencana Alam, Non Alam dan Maupun Kecelakaan Agar Mawas Diri
Oleh. H.M.Sun’an Miskan,Lc.
Indonesia Negara dengan Tingkat Kebencanaan Tinggi
Indonesia negara dengan tingkat kebencanaan tinggi karena dikepung lempeng tektonik dunia, juga di jalur The Pasific Ring Of Fire ( Cincin Api Pasifik ) yang merupakan jalur rangkaian gunung aktif di dunia. Jumlah gunung berapinya 240 buah dan 70 buah masih aktif.
Selain factor geografis tersebut di atas, fenomena bencana terjadi akibat pengelolaan sumber daya alam besar–besaran yang tidak dibarengi dengan dengan tanggung jawab untuk mengembalikan keseimbangan alam.
Dari dua faktor tersebut di atas bencana itu tidak dapat dihindari. Yang bisa dihindari adalah ancamannya, paling tidak bisa diminimalisir kurbannya.
Kewajiban Kita Menyelamatkan Diri, Keluarga dan Masyrakat untuk Terhindar dari Bencana,
Firman Allah QS At Tahrim 6 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿ ٦﴾
[66:6] Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat–malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan–Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa diri dan keluarga kita harus diselamatkan dari azab di dunia dan akherat nanti.
Di dunia kita hindarkan dari bencana dengan cara memberi pelatihan tentang penanggulangan bencana seperti pelatihan yang sedang dilakukan hari ini.
Untuk Meminimalisir Korban Bencana Alam Seperti Gempa Bumi, Tsunami, Letusan Gunung Berapi, Banjir Dan Longsor Maka Masyarakat Harus Memiliki Pengetahuan Tentang Bencana
Firman Allah SWT QS Ar Rum 41 :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿ ٤١﴾
[30:41] Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Ayat diatas adalah musibah akibat ulah tangan manusia. Disamping ada musibah yang memang fenomena alam karena faktor geografis seperti Tsunami yang datang 300 tahun sekali akibat longsornya lempengan di pantai Barat Aceh sampai ke negara Teluk. Longsoran raksasa itu masuk kedalam laut dengan membawa air. Setelah bongkahan sampai kedasar lautan , maka air bertaut kembali keatas dengan kekuatan dahsyat yang menerjang daratan Barat Aceh dan sebagian Sumatra begian Barat.
Setiap bencana mengakibatkan korban apalagi masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang bencana alam.
Tsunami Aceh misalnya karena sudah ratusan tahun tidak datang, lupa bahwa hari Minggu , 26 Desember 2004. Di dahuli pada jam 07.59 dengan gempa dangkal; berkekuatan M 9,3 di dasar Samudra Hindia . Tiba tiba ada fenomena alam yaitu air laut surut sedalam–dalamnya.Ikan pada berkeliaran, lalu masyarakat pada ramai–ramai mencari ikan . Tidak lama sesudah itu muncul gelombang tsunami dengan kecepatan 100 meter perdetik atau 360 km per jam. . Maka banyak sekali korban nyawa manusia, binatang pemukiman hancur dan menyeret Kapal PLTD Apung kedarat sejauh 5 km.
Pada hal kalau ada sirine bahaya saja dan mereka pada lari kedarat sejauh 15 km meter dengan berbagai kendaraam, maka korban manusia bisa diminimalisir. IAIN Ar Raniri yang di tepi laut kena tsunami, tapi Univ Muhammadiyah yang jauh dari pantai selamat. Berbeda dengan di pulau Simeuleu berjarak 150 km dari daratan Aceh. Pulau yang terisolir dari daratan Aceh, di tengah Samudra Hindia, mayoritas penduduknya muslim masih punya tradisi kuwat peninggalan leluhurnya bahwa kalau ada gempa kemudian air lautan surut jauh kedalam, mereka pada lari ke atas gunung karena akan datang tsunami. Dan betul begitu stunami datang penduduk pada selamat .
Kepanikan Ketidak Berdayaan Bisa Membawa ke Perbuatan Syirik
Kepanikan, ketidak berdayaan bisa membawa ke perbuatan syirik. Memang ada yang pasrah total. Ada yang melakukan ritual–ritual mistik seperti yang dilakukan Mbah Marijan, dukun terkenal di lereng Gunung Merapi Utara Yogyakarta. Selama Mbah Marijan masih melakukan ritul–ritual mistik itu diyakini bahwa Yang Mbau Rekso (Makhluk Ghaib Yang Menjaga) Gunung Merapi di Utara Yogyakarta itu tidak akan mengamuk dengan mengirim lahar merapi yang menimbulkan korban.
Mbah Marijan nya sendiri sudah diperingatkan bahwa posisi tempat dia bertahan dan bersemedi itu akan dilalap oleh lahar panas. Tetapi dengan keyakinannya ia bertahan dan apa yang terjadi. Mbah Marijan akhirnya dilalap lahar panas dan meninggal bersama orang orang yang meyakini kesaktiannya. Kalau saja Mbah Marijan saat itu selamat mungkin keyakinan Takhayul, Bid’ah dan Khurofat ( TBC ) disekitar penduduk Gunung Merapi dan daerah lainnya akan makin mmenjadi jadi.
Alhamdulillah Allah SWT dengan peristiwa ini memberi pelajaran bagi kita dan kita jadi bisa mawar diri.
Bencana alam diatas bukan azab seperti yang ditimpakan kepada ummat terdahulu dengan azab total, seperti kaum Nabu Nuh dengan banjir yang melanda dari Turki Selatan sampai Yaman, sehingga tanah subur di jaziarah Arabia menjadi padang pasir. Musuh Nabi Nuh AS mati total termasuk anak kesayangannya, juga ummat Nabi Luth yang berlumur dosa, termasuk istrinya diazab dengan bumi tempat tinggalnya dibalikkan.
Firman Nya QS Al Anfal 33 :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿ ٣٣﴾
[8:33] Dan Allah sekali–kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.
Azab bencana di ummat Muhammad SAW akibat perbuatan dosanya itu supaya sadar kembali , mawas diri dan mencari jalan keluarnya. Terutama jangan merusak lingkungan.
Menggalang Kerjasama Semua Pihak Atau Multistakeholder untuk Penyelesaian Semua Masalah Bencana
Firman Allah QS Al Maidah 2 :
…. وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿ ٢﴾
…. dan tolong–menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong–menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa–Nya
Diantara bentuk kerjama dari ayat tersebut diatas ialah kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menaggulangi bencana.
Perangkat regulasi penamggulangan bencana tertuang dalam UU no 24 thn 2007 berisi kerangka penanggulangan bencana meliputi prabencana, tanggap darurat dan pascabencana.
Bencana Hal Yang Niscaya Tinggal Bagaimana Kita Menyikapinya Agar Ia Menyadarkan Psichososial, Sriritual Kita Untuk Mawas Diri
Firman Allah QS Al Baqoroh 155-157 :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿ ١٥٥﴾
[2:155] Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah–buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang–orang yang sabar.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿ ١٥٦﴾
[2:156] (yaitu) orang–orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun”
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿ ١٥٧﴾
[2:157] Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang–orang yang mendapat petunjuk
Tiga ayat diatas yang sangat populer di masyarakat, termasuk mereka yang kecelakaan karena tabrakan kendaraan akibat mengantuk, pasti mereka terpekik “ Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun “. Kekuatan sepiritual dengan kembali kepada Allah, beristirja’ mengucap Innaa Lillah Wa Innaa Ilaihi Rajiun inilah dorongan utama untuk menghadapi berbagai bencana dan cobaan hidup.
Rasulullah meminta kita agar sesudah mengucap Innaa Lillah Wa Innaa Ilaihi Raji’un ditambah dengan dengan do’a :
اَللّهُمَّ أَجِرْنَا فِى مُصِيْبَتَنَا وَاخْلُفْ لَنَا خَيْرًا مِنْهَا
Ya Allah berilah kami pahala dalam musibah dan bencana ini dan gantilah dengan pengganti yang lebih baik
Memang bencana adalah hal yang niscaya, tinggal bagaimana kita menyikapinya agar seperti janji Allah pada ayat 157 itu yaitu mereka ( yang kena bencana bersabar dan beristirja’) dapat pujian dari Allah, mereka dapat rahmat ( paling tidak ilmu tentang bencana untuk cara mengurangi resikonya ) dan mereka itulah yang dapat hidayah, dapat petunjuk ( untuk mawas diri dan kembali ke Islam ). Bahwa bencana merupakan kasih sayang Allah kepada manusia. Ia ujian dan cobaan keimanan. Mereka memahami bahwa apapun yang menimpa mereka adalah kebaikan dari Allah yang Rahman dan Rahim. Bencana adalah takdir dari Allah. Ada yang bersifat siklus alam yang tidak ada kaitannya dengan manusia seperti gempa, tsunami, gunung berapi. Dan ada yang karena “ dosa sosiologis “ semisal exploitasi alam, penebangan hutan lindung, gunung menjadi gundul, tidak dapat menyerap air sehingga terjadi banjir.
Alhamdulillah untuk mendalami hal ini Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menyusun “Fikih Kebencanaan“ ( 2015 ).
Penutup
Dari uraian diatas banyak sekali pelajaran yang kita dapat, tetapi yang paling penting bahwa, pribadi, keluarga dan masyarakat itu harus punya ilmu tentang bencana ini agar dapat mengurangi kurban. Memahami pra bencana, keadaan darurat dan pemulihannya. Untuk itu atas nama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI saya sangat menyambut baik kegiatan Maljis Pelayanan Sosial PWM DKI dengan menyelenggarakan pelatihan “ Pendampingan Psikososial dan Spiritual “ bagi Relawan Sosial se DKI hari ini, Selasa, 11 Mei 2021. Semoga Ilmu yang didapat ini diajarkan ke keluarga dan masyarakat.
Nasrun Minallah Wa fathun Qorib.
Sumur Batu – Jakarta Pusat , 29 Ramadlan 1442 H. / 11 Mei 2021 M
Disampaikan secara on–line pada kegiatan Maljis Pelayanan Sosial PWM DKI dengan menyelenggarakan pelatihan “ Pendampingan Psikososial dan Spiritual “ bagi Relawan Sosial se DKI hari ini, Selasa, 11 Mei 2021