YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah —Meskipun penyekatan dimana-mana sudah dilakukan oleh pemerintah, namun libur Idul Fitri 1442 H kali ini tetap menimbulkan kekhawatiran banyak pihak bisa menjadi pemicu peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia pasca Idul Fitri nantinya.
Kekhawatiran ini muncul setelah ada warga yang tetap lolos mudik meski jumlahnya tidak sebanyak kondisi normal, kemudian mobilitas warga untuk merayakan Idul Fitri yang cukup tinggi, banyak warga berwisata tanpa protokol kesehatan dan arus kedatangan WNA di tengah-tengah penyekatan yang dilaksanakan secara ketat bagi WNI.
Selain potensi peningkatan kasus Covid-19 pasca libur Idul Fitri 1442 H, Indonesia juga dihadapkan dengan ancaman munculnya varian Covid-19 yang berasal dari berbagai negara. Varian baru tersebut adalah B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B. 1617.
Dari ketiga varian tersebut, B.117 menjadi varian yang dilaporkan paling banyak muncul di berbagai negara dan mempunyai tingkat penularan lebih tinggi 36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 tersebut, Muhammadiyah sebagai salah satu pihak yang terus konsisten membantu pemerintah dan rakyat Indonesia dalam menghadapai pandemi Covid-19, menyiapkan beberapa langkah antisipasi.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan hal tersebut dalam keterangannya kemarin, (16/05/2021). “Muhammadiyah menyiapkan langkah-langkah promotif, preventif dan kuratif untuk antisipasi peningkatan jumlah kasus Covid-19 pasca libur Idul Fitri 1422 H ini,” kata Agus Samsudin.
Langkah-langkah tersebut, menurut Agus Samsudin terus dilakukan secara konsisten. “Kami terus mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan menggelar berbagai event seperti webinar, pengajian, Covid-19 Talk yang disiarkan melalui berbagai media milik Muhammadiyah maupun umum. Juga pemasangan baliho/spanduk-spanduk di berbagai area publik dan penerbitan panduan-panduan terkait Covid-19,” ujarnya.
Secara preventif, Agus Samsudin mengatakan penerapan protokol kesehatan di kantor-kantor Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan acara-acara di lingkup internal Muhammadiyah terus dilakukan.
“Penyelenggaraan berbagai acara di internal Muhammadiyah dilaksanakan secara online atau jika tidak pasti dilaksanakan dengan prokes yang ketat. Vaksinasi juga sudah beberapa kali kami lakukan di berbagai tempat dan menyasar puluhan ribu warga. Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan vaksinasi lintas agama di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan kawasan Indonesia Timur” imbuhnya.
Untuk penanganan secara kuratif, Agus Samsudin mengatakan pihaknya tetap mengandalkan penanganan pasien Covid-19 melalui Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) di berbagai daerah yang selama lebih dari setahun ini sudah menjalankan layanan Covid-19.
“Layanan perawatan pasien Covid-19 di 84 RSMA di seluruh Indonesia, kemudian shelter-shelter Covid-19 yang terkoneksi rumah sakit dan isolasi mandiri dirumah, tim perawatan jenazah protokol covid dan tim logistik yang akan mensuport bagi warga masyarakat yg melaksanakan isolasi mandiri di rumah semuanya kami tingkatkan kesiapannya mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19,” ungkapnya.
Dengan potensi peningkatan kasus Covid-19 dan masuknya tiga varian baru Covid-19 tersebut, Agus Samsudin terus mengingatkan penerapan prokes. “Cara paling murah dan efektif tidak lain adalah dengan konsisten menerapkan 5M dalam kehidupan kita sehari-hari, menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. Kami juga berharap pemerintah tegas menutup tempat-tempat wisata karena terbukti banyak yang tidak mengindahkan prokes” pungkasnya. (Budi Santoso)