JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Prestasi membanggakan kembali diukir oleh Dr Susanti MPhil Apt, dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dr Susanti bersama rekan-rekannya di PathGen terpilih untuk mewakili Indonesia dalam forum dan kompetisi startup inovasi sosial terbesar di dunia, Extreme Tech Challenge (XTC).
Indonesia patut berbangga karena PathGen, startup yang dipelopori oleh anak negeri menjadi salah satu dari 3 startup teratas yang akan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi tersebut. XTC akan diselenggarakan secara daring pada 22 Juli 2021 di California, Amerika Serikat.
Dikabarkan JIB Post, proses seleksi finalis untuk regional Indonesia dilakukan pada bulan April dan demo finalis di hadapan para juri berlangsung pada 26 April 2021 dan diikuti oleh 10 startup terpilih. Terinspirasi oleh 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa, XTC mendukung dan menampilkan inovator yang memanfaatkan kekuatan teknologi untuk mengatasi tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia dan planet kita.
PathGen adalah startup berbasis inovasi yang diprakarsai oleh konsorsium NICCRAT (Nottingham-Indonesia Collaboration for Clinical Research and Training) yang dibentuk tahun 2019 dan dipimpin oleh Dr Susanti dan Prof Mohammad Ilyas (University of Nottingham) untuk membina kemitraan akademisi dengan institusi di Indonesia.
Termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bio Farma, dan beberapa Fakultas Kedokteran dan Kesehatan terkemuka termasuk di Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Yarsi, Universitas Sriwijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Riau, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Di samping itu, PathGen mengusung visi yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan global dalam pengobatan kanker dan penyakit lain lewat pengobatan presisi (precision medicine) dengan menyediakan tes diagnostik molekuler berbiaya rendah dan patologi digital serta terlibat dalam pengembangan kapasitas melalui pertukaran pengetahuan dengan mitra global.
Adapun produk unggulan Pathgen, yaitu ColoMelt-Dx (diagnostik kanker kolorektal) dan INDiPath ViuMe (perangkat lunak dan perangkat keras patologi digital berbasis Artificial Intelligence).
PathGen juga didukung oleh para ilmuwan terkemuka dari Inggris, Australia, dan Indonesia termasuk Dr Ahmad Utomo (Yarsi), Dr Wien Kusharyoto dan Mr. Asep Ridwanuloh (LIPI), Prof Aru W Sudoyo (Yayasan Kanker Indonesia), Dr Ines Atmosukarto (Australia National University), Prof Ilyas (University of Nottingham dan Prof Ian Tomlinson (Cancer Research UK Edinburgh Centre).
CEO PathGen, Dr Susanti, memiliki wawasan unik sebagai penyitas kanker sehingga memungkinkannya untuk membentuk strategi penelitian dan pengembangan yang sangat relevan untuk pasien dan mereka yang hidup di selepas menderita kanker.
Dr Susanti merupakan lulusan Farmasi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia kemudian meraih gelar M.Phil di The John Curtin School of Medical Research at the Australian National University. Dr. Susanti juga menjadi research fellow di Molecular Pathology Group, School of Medicine, University of Nottingham serta menjadi dosen Fakultas Farmasi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah. (jib/riz)