Bertaqwa dan Upaya Mencapainya
Khutbah Jum’at oleh Deri Adlis
اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،
Kaum muslimiin
Mari kita selalu bersyukur kepada Allah SWT dan shalawat kepada Nabiullah Muhammad SAW. Allah senantiasa meberikan nikmatnya kepada manusia. Selama kita hidup dunia ini Allah tidak pernah putus memberikan nikmatnya. Bahkan kenikmatan itu bukan hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai ke Akhirat.
Kaum muslimin
Mari kita senantiasa untuk selalu bertaqwa kepada Allah. Dalam Al-qur’an, Allah selalu mengajak manusia untuk bertaqwa kepadanya serta menjadikan taqwa sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan ini Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (Qs: Ali Imran : 102).
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ .
Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (Qs: Al-baqarah :197)
Ali bin Thalib mengatakan ; . Takwa adalah tidak mengulang- ulang perbuatan maksiat, dan tidak terperdaya dengan merasa puas melakukan ketaatan”. Sebagian ulama juga mendefinisikan Taqwa dengan mencegah diri dari adzab Allah dengan membuat amal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau terang-terangan.
Kaum muslimiin
Taqwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan muqorobatullah; merasa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap atas limpahan karunia dan magfirah-Nya.
Ali bin Abi Thalib mengatakan,orang bertaqwa kepada Allah akan senantiasa memiliki empat sifat yang melekat pada dirinya yaitu :
Pertama, Al-Khaufu Minal Jalil (taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal). Dengan adanya rasa takut kita kepada Allah yang mempunyai sifat Jalal ini menjadikan kita untuk berpikir kembali atau mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Ta’ala. Dan tentunya dengan adanya rasa takut itu kita menjadi timbul keinginan kita untuk bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu di bulan puasa ini dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar takut kepada Allah menjadikan kita insan-insan yang selalu mendekatkan diri dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala.
Kedua, Wal ‘amalu bit tanzil (beramal dengan dasar al-Qur’an as Sunnah). Dengan ada pedoman hidup berupa Al-Quran dan As-Sunnah yang telah diturunkan oleh Allah dan dtinggalkan Rasulullah ﷺ tentunya menjadikan kita tidak melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui dalil/dasarnya atau biasa disebut taqlid buta. Sehingga derajat taqwa yang akan kita capai sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.
Ketiga, Al-Qana’atu bil Qalil (menerima terhadap yang sedikit). Setiap orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah Ta’ala. Misalkan saja kita sudah mempunyai penghasilan dari menjadi seorng PNS, seharusnya penghasilan tersebut harus diterima dan disyukuri berpapun itu. Namun inilah karena nafsu manusia terlalu banyak keiinginan sehingga terkadang penghasilan yang ada pun tidak mencukupi baginya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bersyukur bukan orang yang kufur akan rizki yang diterima.
Keempat, Al-isti’dadu li yaumir rakhil (bersiap-siap menghadapi hari perpindahan). Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.
Kaum muslimiin
Agar empat sifat taqwa tersebut dapat kita dapati, para ulama telah memberikan jalan dengan cara yaitu; pertama dengan cara mu’ahadah. Yaitu mengingat perjanjian dengan Allah SWT dengan cara menyendiri (berkhalwat) guna mengintropeksi diri terhadapa kesalahan dan dosa yang diperbuat. Kedua dengan muraqabah (merasa diri dekat dan diawasi Allah SWT). ketiga dengan cara muhasabah (mengintropeksi) diri terhadap segala kesahan dan dosa. Keempat mu’aqobah (memberikan sangsi diri) terhadap kesalahan yang diperbuat. Kelima yaitu mujahadah (optimalisasi) yaitu memanfaatkan segala kesempatan yang diberikan Allah dengan bersungguh-sungguh beribadah kepadanya sebelum ajal menjemput.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ … أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Marilah pada khutbah kedua ini, kita sama-sama memohon kepada Allah SwT agar dikukuhkan sebagai hamba yang bertaqwa, hamba yang menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam segala niat, amal, dan perbuatan.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Deri Adlis, Sekum PDPM dan Mubhaliq Kepulauan Anambas