Menguatkan Ukhuwah dan Silaturahim untuk Membangun Sinergi dan Kontribusi

ukhuwah

Menguatkan Ukhuwah dan Silaturahim untuk Membangun Sinergi dan Kontribusi

Oleh: Sun’an Miskan

Silaturrahim Dalam Arti Sempit Dan Luas Atau Ukhuwah

Secara sosiologis Allah SWT menjadikan manusia ini bersuku dan berbangsa adalah berasal dari satu orang laki laki kemudian dijadikan jodoh seorang perempuan untuknya. Lahirlah anak cucu dan keluarga besar.

Firman–Nya , QS Al Hujurat 13 :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿ ١٣﴾

[49:13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Keluarga adalah embrio, basis satu masyarakat dan bangsa. Kuatnya keluarga kuatnya bangsa. Untuk menjaga kekuatan itu wajib silaturrahim antar keluarga terutama mereka yang se ahli waris dan inilah yang disebut oleh para pakar Fiqih Islam  dengan Silaturrahim dalam penegertian sempit.

Firman–Nya, QS An Nisa 1 :

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

[4:1] Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Apalagi kalau salah satu anggota keluarga ada yang sukses, menjabat posisi strategis di pemerintahan atau di kalangan swasta, sebagai pimpinan perusahaan atau perguruan tinggi. Sebagai orang kuat ia harus turun gunung ke yang lemah, terutama orang tuanya yang sudah lansia. Adalah sangat tidak etis, sangat berdosa kalau tidak menggalang silaturrahim dengan keluarga dekatnya.

Firman Allah SWT QS Muhammad 22 :

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ ﴿ ٢٢﴾

[47:22] Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?

Ancaman orang suka memutus tali silaturrahim adalah tidak dapat masuk surga .

Sabda Rasulullah SAW :

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ رَحِمٍ(رواه مسلم)

Dari Jubair bin Muth’im dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak masuk surga orang yang memutuskan Silaturrahim.’ (HR. Muslim : 4636).

Para pakar Fiqih Islam, yang menelurkan Kitab Al Majma’ Al Fiqh Al Islamy Ad Dauly, terbitan Kuwait, mendefinisikan silaturrahim itu dengan :

ﺇيْصَالُ نَوْعٍ مِنَ اﻹحْسَانْ

Iisholu nau’in minal ihsan.

Membalas budi kepada mereka yang pernah berbuat budi baik kepada kita.

Tentu yang pertama adalah kedua orang tua, baru keluarga dekat dan selanjutnya keluarga jauh.

Bentuk ihsan itu harus ada nilai materinya bagi yang mampu. Bagi yang tidak mampu dengan ahlak mulia untuk mengangkat nama baik keluarga. Jadi silaturrahim, halal bi halal, unjung, mudik, toron kata orang Madura itu harus ada buah tangannya.

Bagaimana kalau dilarang mudik untuk mencegah penyebaran Virus Corona 19. Ya silaturrahimnya lewat Hp dengan bicara langsung atau lewat Media-Sosial, WA ( WhatsApp ), twitter , Video, instagram dan buah tangannya, dananya ditransfer saja kerekening mereka untuk dibelikan, dibelanjakan di kampung.

Dengan kuatnya silaturrahim dan persaudaraan antar keluarga yang saling mewarisi ini, Insya Allah pembahagian harta waris, atau pendapatan apa saja bisa berjalan dengan rukun. Mereka yakin bahwa rukun itu agawe santosa. Apalagi harta warisan itu sebetulnya bukan hak. Itu fadlun minallah, keutamaan dari Allah SWT, rizqi nomplok yang jatuh dari langit. Yang kaya mestinya mengalah untuk yang lemah. Tetap dibagi sebagaimana pembagian harta warisan, kemudian yang sudah kaya memberikan bagiannya ke keluarganya yang kekurangan.

Adapun contoh silaturrahim dengan yang agak jauh tetangga non muslim, tetangga negara :

  1. Nabi SAW bersilaturrahim dengan  Raja Mesir Muqauqis,  berkirim surat yang dibawah oleh Khatib bin Abi Balta’ah diplomat Nabi SAW yang ulung ,bijaksana dan fasih berbahasa. Isi surat beliau adalah ajakan untuk memeluk Islam. Berkat kepiawian Khatib bin Abi Balta’ah dalam menjelaskan isi surat Nabi SAW kepada Raja Muqauqis maka surat Nabi SAW beliau terima dengan diberi stempel. Raja Muqauqis lalu membalasnya dengan sambutan gembira atas kerasulan Muhamad SAW, karena ia sudah mempelajari tentang akan datangnya Nabi Akhir Zaman. Teriring hadiah dari Raja Muqouqis untuk Nabi SAW 2 putri cantik putih anak dari Pembesar Qibti yaitu Mariah binti Syam’un Al Qibtiyah dan adiknya yaitu Siirin binti Syam’un Al Qibtiyah, plus 1000 Mitsqal emas, 20 pakaian, kuda keledai tunggangan bernama Dal-Dal dan seorang Syekh yang Agung.

Rasul mengawini Mariah Al Qibtiyah setelah masuk Islam pada thn 7 H. dan lahir darinya putra laki laki bernama Ibrahim. Sayang tidak berumur panjang. Maria Al Qibtiyah adalah Ummahaatul Mukminin begitu gelar yang disandang sesudah wafat Rasulullah SAW.

Adapun Siirin oleh beliau dihadiahkan kepada Penyair Madinah Hasan bin Tsabit Al Anshary.[1]

  1. Nabi SAW menerima hadiah dari raja non Islam yaitu Dzi Yazan dari Kerajaan Hawazin Yaman berupa periuk-periuk besar untuk memasak yang diangkut oleh 30 ekor unta. Nabi SAW membalasnya dengan periuk-periuk juga seharga 20 Qolus ( mata uang saat itu ).[2]
  2. Nabi juga memberi hadiah kurma Madinah yang terkenal Al Ajwa kepada musuhnya Abu Sofyan di Mekkah sebelum Masuk Islam.[3]

Dalam hal ini Nabi SAW mencontohkan perintahnya : “ Suka bersalam salamanlah kamu untuk menghilangkan dendam, saling memberi hadiah dan saling mencintai untuk menghilangkan permusuhan “  ( HR Imam Malik di Kitab Al Muwatho ).

Dari Silaturrahim dengan pengertian yang luas inilah akhirnya bisa masuk ke jantung ukhuwwah  yaitu :

  1. Ukhuwwah Islamiyah.
  2. Ukhuwah Wathaniyah
  3. Ukhuwwah Basyariyah.

Ukhuwah Islamiyah yang didasari iman inilah yang harus dihidup suburkan dikalangan jam’iyah kita Muhammadiyah dan di Amal Usaha Muhammadiyah seperti Pengguruan Tinggi agar bisa membangun sinergi berkemajuan dan berkontribusi.

Sejarah mencatat bahwa Rasulullah SWT setibanya di Madinah membangun ukhuwah Islamiyah ini, integrasi sosial ini yang beliau lakukan terlebih dahulu. Yaitu mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshor. Integrasi sosial atas dasar iman ini sangat kita butuhkan sekarang agar tidak terjadi  disintegritas social seperti yang telah terjadi pada Uni Sovyet dan membuatnya jadi bubar ( thn 1991 ).

Kaum Anshor menganggap Kaum Muhajir adalah saudaranya dan sebagai orang Madinah yang nota bene ekonominya mapan, termasuk juga yang tidak mapan tatkala ada pembagian harta rampasan perang mereka mengalah mengutamakan kaum Muhajir , sebagaimana :

Firman– Nya : QS Al Hasyr 09 :

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ  ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ

Terjemah :

Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Bentuk Bentuk Penguatan Ukhuwah, Berorganisasi, Berbangsa Dan Berantar Bangsa

Dalam berorganisasi

Berorganisasi, atau perkumpulan, maka disana adalah ada sekelompok orang yang suka bermusywarah dan senantiasa berusaha untuk mendapat kesepakatan bulat. Terus dalam menggerakkan rodanya senantiasa kolektof dan kolegial. Muhammadiyah misalnya untuk kesana sudah d atur dalam Muqoddimah AD dan batang tubuhnya yaitu AD dan ART itu sendiri.

Etika bermusywarah, juga begitu bagi yang pendapatnya kalah, ia harus yang di depan dalam menjalankan keputusan yang diambil dengan suara bulat tadi.

Firman–Nya : QS Ali Imran 159 :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴿ ١٥٩﴾

[3:159] Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Dalam berbangsa

Contoh klasik tapi modern dan melampaui zamannya ialah Piagam Madinah di zaman Nabi SAW. Suatu perjanjian antar agama suku untuk menjalin uhuwah memajukan Kota Al Madinah Al Munawarah. Diantara isinya ialah tidak ada paksa memaksa dalam beragama, mereka yang di dlolimi tidak pandang apa agamanya dia yang harus ditolong dan sepakat untuk mempertahankan kesatuan Madinah kalau ada musuh dari luar yang akan merobek-robeknya,

Contoh yang modern ialah : Konsensus politik bangsa Indonesia thn 1945 yang melahirkan negara kesatuan, Bhineka Tunggal Eka dan bekerja sama mengisinya dengan 5 sila yang ada di PS dan Muqoddimahnya.

Dalam Muqoddimah UUD 45 dijelaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.

Itulah sebabnya di mimbar ini saya memakai “ Sal-Palestina “. Saya ingin menunjukkan bahwa negara Zeonis Israel itu adalah penjajah dan permusuhannya ke rakyat Palestina sekarang ini di Gaza itu membabi buta dan brutal. Dimulai dengan memporak – porandakan muslim Palestina yang sedang iktikaf Ramadlan 1442 H di Masjid Al Aqsha. Agama manapun menentang hal ini dan ini sangat bertentangan dengan Muqoddimah UUD 45.

Dalam berantar Bangsa

Setelah perang dunia ke I dan ke II dan begitu pedihnya penderitaan bangsa bangsa sesudah perang usai sepakatlah mereka menjalin ukhuwah basyariyah dengan mendeklarasikan piagam perdamaian PBB tgl. 26 Juni thn 1945 dengan suara bulat di kota San Francisco – AS.

Bentuk Dan Refleksi Membangun Sinergi Berkemajuan dan Berkontribusi di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Amal Usaha Muhammadiyah seperti Perguruan Tinggi adalah milik Persyarikatan Muhammadiyah. Sama dengan Muhammadiyah itu sendiri disana harus ada sekelompok orang yang senantiasa melakukan musyawarah, dengan suara sebulat bulatnya. Bagi pendapatnya yang belum di pakai, ia harus ada di garda depan menjalankan isi keputusan diikuti yang lain sehimgga tidak ada one man show

Isi keputusan puncak musyawarah yang ditelurkan oleh Muktamar Muhammadiyah di Makassar 2015 ialah dalam membangun, memajukan, mengembangkan Perguruan Tinggi harus berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyah, holistik integratif, bertata kelola baik, serta berdaya saing dan berkeunggulan.

Pada kesempatan yang baik ini kita coba urai apa itu  yang disebut dengan bertata kelola baik yang istilah populernya sekarang yaitu Good Governance, yaitu kalau didalam perguruan tinggi itu ada  :

  1. Kewajaran (fairness)
  2. Keterbukaan (tranparansi)
  3. Akuntabilitas (laporam keuangannya tercatat dengan baik )
  4. Pertanggungan jawab (responsibility)
  5. Kemandirian (independen)

Adapun khusus tata kelola keuangan supaya pimpinan bisa mengambil kebijakan cepat, akurat dan mutakhir harus lewat TI ( Teknologi- Informasi ).

Penggunanya, pejabatnya, pimpinannya dan penyedia informasinya ( Brainware nya ) harus  SDM yang ahli, hardware nya ( computernya ) yang standar terkini, softwarenya ( sistemnya) harus terintegrasi berpusat di Rektorat.

Semoga seluruh Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Jakarta akan terus  kesana. Juga sebagai bukti keberhasilannya menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya menjadi orang yang kembali ke fitrah yaitu suka bekerjasama , suka berkontribusi untuk Universitas Muhammadiyah Jakarta  menjadi Universitas “ Terkemuka, Modern dan Islamy pada tahun 2025 “.

M.Sun’an Miskan, Ketua PWM DKI Jakarta

Disampaikan pada Silaturrahim Idul Fitri 1442 H Universitas Muhammadiyah Jakarta, 13 Syawal 1442 H./25 Mei 2021 M

Exit mobile version