MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) Unismuh Makassar menggelar Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah bagi TNI Denma Brigif para Raider 3/ TBS Kostrad di Kariango, Kamis (27/05/2021).
Diketahui, tim PKM Unismuh yang menggelar pelatihan diantaranya, Ustaz Amin Umar S.Pd.I, M.Pd.I, Dr. Dahlan Lama Bawa, M.Ag, Dr. Hasriani S.Pd, M.Pd, Nur Riswandy Marsuki, S.Sos, M.Si, dan Sitti Satriani, Is, S.Pd.I, M.Pd.I.
Sitti Satriani membuka acara menekankan kewajiban seorang Dosen di hadapan anggota TNI. Kata dia, ini adalah kewajiban sebagai bukti legalitas kami sebagai dosen. “Selain memberikan arahan kepada mahasiswa, kami juga harus terjun langsung ke masyarakat,” katanya.
“Harapan kami, jika prajurit TNI diutus dalam suatu operasi dan tugas penyelamatan bencana, prajurit TNI bisa melakukan penyelenggaraan jenazah sesuai syariat Islam. Karena bukan tidak mungkin akan mendapati korban meninggal jika telah berada dalam suatu operasi dan di lokasi bencana,” tutur Siti Satriani.
Ustaz Amin Umar selaku pemateri pertama kembali menegaskan bahwa kematian adalah suatu yang pasti yang kita semua tidak mengetahui kapan, dimana dan bagaimana prosesnya.
“Terkadang kita luput bahwa kematian itu rahasia Allah SWT. Sehingga kita lupa mempelajari bagaimana mengurus jenazah sesuai ajaran agama,” ujar Ustaz Amin yang juga Wakil Dekan IV Fisipol Unismuh
Ustaz Amin kemudian menjelaskan tentang bagaimana mengurus jenazah, mulai dari ciri-ciri orang akan meninggal, cara memandikan, mengkafani, sampai mengantar ke makam.
Dijelaskan sedetail mungkin, sampai pentingnya memilih air yang bersih pun kata dia perlu diperhatikan bagi penyelenggara jenazah. Kita harus menggunakan air bersih sama halnya ketika hendak berwudhu.
Pemateri berikutnya oleh Ustaz Dahlan Lama Bawa, menambahkan beberapa materi sebagai penguatan terhadap materi pertama yang dianggap penting untuk diingat.
“Hal yang perlu diperhatikan, antisipasi utang piutang. Mungkin ada catatan, atau bagi prajurit yang bertugas, perlu melakukan komunikasi kepada istrinya bahwa dia mempunyai utang piutang di tempat tugasnya,” tutur pembina Pondok Pesantren Al-Falah Unismuh.
Kita tidak punya jaminan untuk hidup selamanya, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an bahwa yang namanya ajal jika sudah waktunya, tidak bisa diundur atau dimajukan satu detikpun.
“Untuk itu, perlu untuk memperhatikan utang piutang. Karena orang yang meninggal akan sengsara di dalam kubur jika masih terdapat utangnya yang belum terbayarkan semasa hidupnya,” tutupnya.
Materi berikutnya dipaparkan oleh Nur Riswandy Marsuki. Dipaparkan terkait realitas sosial yang marak terjadi dalam penyelenggaraan jenzah. Terlebih di era sekarang ketika hendak mengantar jenazah. Misalnya dari rumah sakit ke kediaman jenazah ataupun ketika menuju pekuburan. Tindak premanisme dan ugal-ugalan marak terjadi saat keluarga jenazah berada di garda terdepan membuka jalan. Sehingga menjadi problem baru bagi pengguna jalan lainnya
“Serasa dunia terbalik, bukan lagi jenazah yang diantar, tapi jenazah yang mengantar pengantar. Pengantar di depan arak-arakan, sementara jenazah di belakang mengikuti, mirip rombongan suporter yang hendak ke stadion”, tutup dosen muda Sosiologi Unismuh ini.
Para anggota TNI Kostrad sangat antusias mengikuti proses pelatihan. Pada saat praktik penyelenggaraan jenazah misalnya, beberapa anggota TNI turut langsung mempraktikkan materi yang telah mereka terima sebelumnya. Praktek simulasi ini untuk lebih memudahkan prajurit dalam memahami menyelenggarakan jenazah. (Hadi/Riz)