SYDNEY, Suara Muhammadiyah – Kembali seorang anak bangsa atas nama Basiswanto Wiratama, mengukir prestasi yang cukup membanggakan. Bukan hanya untuk keluarganya saja, tetapi juga menjadi kebanggaan segenap bangsa Indonesia. Beliau telah berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dalam bidang akuntansi pada Departemen Pemerintahan dan Hubungan Internasional, the University of Sydney, Australia, dengan hasil yang sangat memuaskan. Beliau mempertahankan disertasi berjudul “Performance-Based Budgeting (PBB) and The National Culture of Indonesia: How Good is the Fit?” dan telah mengikuti wisuda minggu lalu.
Dalam penelitiannya, auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia ini, antara lain menemukan bahwa karakteristik masyarakat-budaya Indonesia yang dominan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip penganggaran organisasi antar pemerintah (IGO). Dimana budaya mempengaruhi preferensi pembuat anggaran Indonesia untuk dua prinsip utama PBB, yaitu pembuat anggaran menghargai hierarki yang kuat dan umumnya lebih memilih sentralisasi daripada desentralisasi yang direkomendasikan oleh praktik terbaik internasional IGO. Di samping itu, penganggaran umumnya menanamkan sistem ‘kolektivisme’ dan penghargaan dan sanksi berbasis kelompok daripada sistem berbasis individu.
Selain sebagai auditor, beliau juga adalah seorang instruktur pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BPK RI. Selama mengambil program doktoralnya, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah memperoleh beasiswa dari pemerintah Republik Indonesia melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Dalam menempuh pendidikan selama hampir lima tahun di Benua Kanguru, anggota Bidang Dakwah dan Pendidikan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales ini, memiliki berbagai kesan yang sangat baik. Katanya, belajar di Australia punya tantangan yang sangat berat. Itulah yang membuatnya harus berpikir dan bekerja secara sistematis, metodologis, analitik, hati-hati dan terbuka.
“Studi doktoral ini juga membentuk sikap disiplin, komitmen dan konsistensi serta pantang menyerah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan mencapai tujuan. Menimba ilmu di Australia tidak hanya memberikan pengalaman akademik, tetapi juga kepada keluarga dan anak-anak juga ikut merasakan hidup dalam lingkungan internasional yang multi budaya. Anak-anak ditempa untuk dapat berbahasa Inggris dengan baik dan adaptif terhadap lingkungan yang sangat dinamis” kata ayah dua putri ini.
Di samping itu, suami dari Endah Wahyuningtyas, menjelaskan sebagai keluarga muslim, sangat menikmati indahnya beribadah dan menjadi bagian keluarga besar muslim di Sydney. Khusus bulan Ramadhan di Sydney, melalui bulan suci terindah dengan mengikuti berbagai macam aktifitas di kalangan saudara Muslim Indonesia maupun saudara Muslim bangsa lain.
Ketua PRIM New South Wales, Purwanto, menyambut dengan gembira atas penyelesaian studi anggotanya ini. Beliau berharap ini menjadi penambah semangat kepada anggota Muhammadiyah lainnya untuk dapat segera menyelesaikan pendidikannya yang saat ini studi di berbagai universitas khususnya di Negara Bagian New South Wales. Menurut rencana, Basiswanto dengan keluarga akan kembali ke tanah air dalam waktu dekat. Untuk mendedikasikan ilmu yang diperoleh untuk kemaslahatan agama, bangsa dan negara. (Haidir Fitra Siagian)