SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Silaturahim Keluarga Besar Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya, bersama Ustad Drs. H. Nurcholis Huda, M.Si., Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, 5 Juni 2021. Dan tetap terapkan protokol kesehatan.
Menjalin silaturahim setiap waktu, setiap ada kegiatan, setiap saat mari kita syiarkan, sehingga tidak usah menunggu waktu hari raya,”minal aidzin walfaidzin itu sebenarnya sudah lama dilakukan oleh ummat Islam, sehingga pembiasaan ini harus berjalan, tidak usah menunggu hari raya idul Fitri,” sambut Drs. Ranu Wasisto, MM. Selaku ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya saat memberikan sambutan.
Meskipun dalam kondisi sekarang ini, masa pandemi covid-19 kita harus tetap jalin silaturahim, karena itu yang akan memberikan Rahmat dan Berkah dalam kehidupan kita.
Harapan nya setiap kegiatan persyarikatan Muhammadiyah harus kita ikuti sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sesuai program kerja, kita menyadari banyak guru dan karyawan perguruan Muhammadiyah yang juga pulang menemui keluarga yang ada diluar kota satu minggu sekali.
Sehingga kegiatan Persyarikatan Muhammadiyah cabang Wiyung nanti akan direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu kegiatan keluarga dan sekolah.
“Menguatkan Sinergi dan Produktivitas Menuju Gerakan Berkemajuan,” tema yang diangkat dalam kegiatan silaturahim halal bihalal Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung tahun ini.
Sedangkan tausiyah Ustad Drs. H. Nurcholis Huda, M.Si. Menyampaikan macam-macam ucapan hari raya idul Fitri, ada ada banyak sekali, ada yang Taqobbalallahumina Waminkum, Taqobbal ya Kariim, mohon maaf lahir batin, selamat hari kemenangan, selamat idul Fitri, marhaban idul Fithri, selamat hari kemenangan dan lain sebagainya.
Sebenarnya kalimat yang tepat itu selamat idul Fitri, tidak usah ada tambahan hari, sehingga tidak terbatas pada satu hari itu, “tapi bisa sewaktu waktu dan sepanjang masa sampai akhir hayat tuk sambung silaturahim.” Sambung nya, sambil tersenyum.
Disamping itu, tutur Nurcholis Huda, panggilan akrabnya, “simbol mata hati itu ada tiga, yang bpertama bergerak, baik di rumah, tempat kerja maupun di masyarakat, kedua bermata hati itu tumbuh, tidak akan mati sehingga kehidupan kita ini penuh makna dan arti, sedangkan ketiga Istiqomah, tetap kita jalankan tugas dan amanah ini terus menerus sesuai kemampuan kita.”
Nah, oleh karena itulah kita harus bisa memahami kunci agar bersyukur kepada Allah SWT. yaitu berpikir apa yang sdh dimiliki, bayangkan jika segalanya tidak ada, fokus apa yang dimiliki bukan PD akan kekurangan dan bersyukur apa yg ada.
Selanjutnya kebaikan itu harus kita lakukan terus menerus, karena setiap kebaikan itu akan bisa menambah pahala buat kita di sisa-sisa kehidupan yang ada di dunia saat ini, marilah kita iringi dengan do’a dan dzikir kepada Allah SWT. “Semoga kita semua bisa menjalankan hidup ini penuh dengan berkah dan maghfirah… Aamiin ya Robbal Aalamiin.” Ungkap ustad Nurcholis Huda, sambil menutup kegiatan silaturahim. (Ali Shodiqin)