InstalSensor Internal dalam Menangkal Hoax
Oleh: Bobi Hidayat
Diera digitalisasi teknologi yang semakin canggih, akan memudahkan manusia dalam mengakses informasi yang diinginkan. Bahkan tanpa diminta atau dicari, berita atau informasi akan bermunculan di wall masing-masing pengguna media sosial aktif. Salah satu efek negatifnya adalah munculnya hoax atau berita bohong dangan maksut dan tujuan tertentu.
Hoax adalah salah satu efek negatif dari kemajuan teknologi terutama pada digitalisasi informasi teknologi. Hoax akan terus bermunculan dan akan menyertai berita yang beredar secara digital di dunia maya. Hal ini dapat disengaja atau tidak disengaja tergantung dari orang yang memanfaatkan dan mengonsumsi berita tersebut. Dengan adanya hoax ini masyarakat dunia maya sering direpotkan. Bahkan dengan tidak lengkapnya informasi yang diterima dan kemudian disebarluaskan padahal memiliki makna dan informasi berita yang berbeda dari sesungguhnya maka akan berdampak buruk dikemudian hari. Melihat kondisi seperti ini maka perlu adanya upaya untuk menghindari diri dari berita hoax yang menjadi konsumsi masyarakat dunia maya sehari-hari dengan cara menginstal sensor internal diri. Hal ini ibarat hoax itu adalah vurus, maka diperlukan antivirunya yang terinstal dalam tubuh agar dapat memenangkan pertarungan menghadapi virus hoax tersebut.
Tabayuun (Telitilah Dulu)
Sebagai manusia tentu akan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupanya. Permasalahan yang muncul perlu diselesaikan dengan penuh arif dan bijaksana. Terutama dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan pengadilan, maka diperlukan jalan yang disebut dengan tabayyun. Tabayyun dalam islam merupakan jalan yang disarankan untuk memutuskan sesuatu. Tabayyun yang artinya telitilah dulu, merupakan tradisi umat islam yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Metode ini digunakan dengan cara mengklarifikasi dan menganalisis terlebih dahulu suatu masalah agar mendapatkan kesimpulan sebagai bentuk penyikapan yang tepat dan bijaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Tabayyun ini juga dapat digunakan sebagai metode mengenali berita atau informasi yang muncul apakah informasi/berita itu bohong (hoax) atau bukan.
Tabayyun atau istilah lain dapat juga disebut dengan klarifikasi dapat dilakukan dengan cara mencari berita yang sama dari sumber berita yang berbeda. Kegiatan ini dapat dilakukan tidak hanya pada satu atau dua berita yang sama dari sumber yang berbeda, namun bisa lebih dari pada itu. Dalam bahasa ilmiah disebut dengan istilah triangulasi sumber. Triangulasi sumber sering dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian kualitatif sebagai metode untuk mencari kebenaran data yang sama namun diperoleh dari sumber yang berbeda sehingga dapat mendapatkan kesimpulan yang akurat.
Agar kita dapat terhindar dari berita bohong (hoax) dan informasi yang tidak benar melalui dunia maya, maka kita perlu membiasakan untuk melakukan tabayyun (telitilah dulu) atau biasa juga disebut dengan klarifikasi. Sering melakukan ini pada berita atau informasi yang masuk pada wall dunia maya kita, maka akan dapat menjadi karakter kita sehingga kita dapat terhindar dari berita bohong. Jika kita memiliki karakter mengkonsumsi berita yang baik dan benar, maka dapat juga ikut menyebarkan berita itu sehingga dapat membawa kebaikan dan kebernaran yang lebih luas.
Rasionalitas
Di era digital saat ini, dengan bebas keluar masuknya informasi atau berita melalui dunia maya, maka akan banyak sekali ditemui pemberitaan yang muncul di dunia maya baik pada wall pengguna medsos atau melalui brosing berita diinternet. Dalam hal ini, manusia dalam dirinya dibekali dengan fikiran yang dapat digunakan untuk berfikir secara rasional. Manusia dapat melihat sesuatu dengan cara yang rasional dan dapat diterima oleh akal manusia. Dalam menelaah sebuah informasi atau berita diharapkan bukan hanya mengedepankan emosi semata, akan tetapi dapat mengedepankan rasionalitas. Rasionalitas akan memberikan gambaran awal pada pembaca akan kebenaran sebuah berita atau informasi yang dibacanya.
Rasionalitas pada dasarnya merupakan hasil dari realita yang ada yang dapat diterima oleh akal manusia dan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhkan. Meski perkembanganya disesuaikan dengan disiplin ilmu yang menggunakanya. Namun dalam perspektif informasi digital, rasionalitas dimaknai bahwa informasi atau berita yang muncul dapat diterima oleh akal manusia atau tidak dan sesuai dengan realita yang ada atau hanya sebatas tampilan menarik dalam berita namun tidak dapat diterima oleh akal manusia bahkan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebernaran isi dari berita tersebut.
Rasionalitas dan tabayyun menjadi satu kesatuan agar kita dapat terhindar dari berita hoax atau berita bohong. Keduanya saling berkaitan dan saling menguatkan satu dengan yang lainya. Agar beita atau informasi dapat rasional diterima oleh akal maka perlu dikuatkan dengan bertabayyun atau mengklarifikasi dengan berita yang sama dari sumber yang berbeda atau dalam hal lain disebut juga menggunakan metode triangulasi sumber.
Diakhir tulisan ini, penulis ingin menyampaikan bahwa paling tidak dua jalan ini jika telah menjadi karakter kita dalam menyikapi berita atau informasi yang diterima secara digital, itu berarti dalam diri kita telah terinstal sensor internal untuk menangkal virus hoax atau berita bohong yang meresahkan. Jangan sampai kita tergesa-gesa dalam menyikapi sebuah informasi atau berita sebelum kita mengetahui kebenaran berita tersebut yang kemudian dapat merugikan diri kita, bahkan masyarakat luas karena kita ikut serta menyebarluaskan. Mari kita tanamkan dalam diri kita kebiasaan bertabayyun dan berfikir rasional dalam menyikapi setiap berita dan informasi yang masuk agar diri kita terhindar dari virus hoax.
Bobi Hidayat, Dosen FKIP UM Metro