Cara Pelaksanaan Takbir dan Bangkit dari Rakaat Ganjil dalam Shalat

Cara Pelaksanaan Takbir dan Bangkit dari Rakaat Ganjil dalam Shalat

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Saya tertarik pada pembahasan shalat; pada rakaat ganjil Rasulullah saw tidak langsung bangkit tetapi duduk sebentar. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana dengan takbirnya?

Nurainun Nasution, Kec. Barus, Tapanuli Tengah Sumatra Selatan

Jawaban:

Sebelum menjawab pertanyaan saudara, perlu kami sampaikan bahwa dari pertanyaan yang saudara sampaikan ada dua masalah, yaitu; 1) Duduk sebentar setelah sujud kedua ketika akan berdiri pada rakaat berikutnya (dari rakaat ganjil menuju rakaat genap atau rakaat yang tidak ada tasyahud), dan 2) bagaimana cara takbir dari rakaat tersebut. Kedua masalah tersebut saling berkaitan.

Adapun masalah pertama, yaitu duduk sejenak sesudah sujud kedua sebelum berdiri pada rakaat berikutnya, didasarkan pada beberapa hadits Nabi sebagai berikut:

1- أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ اللَّيْثِيُّ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَإِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا (البخارى:الأذان:من استوى قاعدا فى وتر من صلاته ثم نهض)

Artinya: “Malik ibn al-Huwairits telah menceritakan bahwa dirinya telah melihat Nbi saw shalat, maka apabila beliau berada dalam rakaat gasal dari shalatnya, beliau sebelum berdiri, duduk dulu sehingga sempurna duduknya .” (HR al-Bukhari)

2- عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ اللَّيْثِيِّ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَكَانَ إِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا  (الترمذى: الصلاة:ماجاء كيف النهوض من السجود)

Artinya: “Malik ibn al-Huwairits telah menceritakan bahwa dirinya telah melihat Nbi saw shalat, maka apabila beliau berada dalam rakaat gasal dari shalatnya, beliau sebelum berdiri, duduk dulu sehingga lurus duduknya .” (HR at-Tirmidzi)

3- عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَإِذَا كَانَ فِي وَتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا (النسائى:التطبيق:الاستواء للجلوس عند الرفع من السجدتين)

Artinya: “Malik ibn al-Huwairits telah menceritakan bahwa dirinya telah melihat Nbi saw shalat, maka apabila beliau berada dalam rakaat gasal dari shalatnya, beliau sebelum berdiri, duduk dulu sehingga lurus duduknya .” (HR an-Nasai)

4- عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا (ابو داود:الصلاة: النهوض فى الفرد)

Artinya: “Malik ibn al-Huwairits telah menceritakan bahwa dirinya telah melihat Nbi saw shalat, maka apabila beliau berada dalam rakaat gasal dari shalatnya, beliau sebelum berdiri, duduk dulu sehingga lurus duduknya .” (HR Abu Dawud)

5- عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ كَانَ مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ يَأْتِينَا فَيَقُولُ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلِّي فِي غَيْرِ وَقْتِ الصَّلَاةِ فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ فِي أَوَّلِ الرَّكْعَةِ اسْتَوَى قَاعِدًا ثُمَّ قَامَ فَاعْتَمَدَ عَلَى الْأَرْضِ (النسائى:التطبيق:الاعتماد على الأرض عند النهوض)

Artinya: “Diriwayatkan dari Abi Qilabah, ia berkata: Malik al-Huwairits telah datang kepada kami, kemudian ia berkata; Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang shalat Rasulullah saw, ia shalat pada selain waktu shalat ini, maka apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua pada rakat pertama, beliau duduk dulu dan menekan kepada tanah lalu berdiri.” (HR. an-Nasai)

Dari kelima hadits di atas (al-Bukhari, at-Trmidzi, Abu Dawud, dan an-Nasai) yang diriwayatkan melalui shahabat Malik al-Huwairits dapat disimpulkan bahwa Nabi mengajarkan apabila bangkit dari sujud yang kedua dalam rakaat ganjil (rakaat pertama dan ketiga), beliau duduk terlebih dahulu dengan sempurna, kemudian menekan kepada tanah (tempat shalat) lalu berdiri untuk rakaat berikutnya dan tidak mengangkat kedua tangan.

Masalah kedua, bagaimana cara takbir ketika bangkit dari sujud yang kedua, apakah membaca takbirnya ketika bersama mengangkat kepala dari sujud atau ketika berdiri untuk rakaat berikutnya. Berkaitan dengan hal ini kami akan mengemukakan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan tentang cara takbir dalam shalat diantaranya;

1- عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ عَنْ اللَّيْثِ وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقْضِيَهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنْ الثِّنْتَيْنِ بَعْدَ الْجُلُوسِ (البخارى:الأذن:التكبير إذا قام من السجود)

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Syihab ia berkata; Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits telah menceritakan kepadaku, bahwa ia telah mendengar Abu Hurairah berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila beliau melaksanakan shalat, bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika akan ruku, lalu membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika mengangkat tulang punggunggnya dari ruku’, kemudian beliau membaca “Rabbanaa lakal hamdu” dalam keadaan berdiri – menurut riwayat dari Abdullah bin Shalih dari al-Laits (ia membaca) “Rabbanaa wa lakalmahdu” , lalu membaca takbir lagi ketika turun (untuk sujud), kemudian bertakbir lagi ketika mengangkat (kepala) dari sujud, lalu bertakbir lagi ketika sujud (kedua) dan bertakbir lagi ketika mengangkat kepala (dari sujud kedua), kemudian beliau mengerjakan hal semacam itu dalam (pelaksanaan) shalat seluruhnya sampai menyelesaikan shalatnya, dan beliau bertakbir (dengan mengangkat kedua tangan) ketika berdiri dari rakaat kedua setelah duduk”. (HR al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab at-takbir idza Qaama minas sujud)

2- عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ الرُّكُوعِ ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقْضِيَهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنْ الْمَثْنَى بَعْدَ الْجُلُوسِ (مسلم: الصلاة:إثبات التكبير فى كل خفض ورفع فى الصلاة)

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Abdurrahman , bahwa ia telah mendengar Abu Hurairah berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila beliau melaksanakan shalat, bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika akan ruku, lalu membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika mengangkat tulang punggunggnya dari ruku’, kemudian beliau membaca “Rabbanaa walakal hamdu” , lalu membaca takbir lagi ketika turun (untuk) sujud, lalu bertakbir lagi ketika mengangkat kepala (dari sujud), kemudian bertakbir lagi ketika sujud (kedua) dan bertakbir lagi ketika mengangkat kepala (dari sujud), kemudian beliau mengerjakan hal semacam itu dalam (pelaksanaan) shalat sampai menyelesaikan sahalatnya, dan beliau bertakbir (dengan mengangkat kedua tangan) beliau mengerjakan hal semacam itu dalam (pelaksanaan) shalat seluruhnya sampai menyelesaikan shalatnya, dan beliau bertakbir (dengan mengangkat kedua tangan) ketika berdiri dari rakaat kedua setelah duduk”. “. (HR Muslim, Kitab as-Shalat, Bab Isbaatut Takbir fii kulli Khafdhin wa raf’in fis Shalat)

Kedua hadits di atas (riwayat Abu Hurairah) yang matannya hampir sama menjelaskan tentang cara melakukan takbir ketika shalat. Nabi Muhammad saw. melakukan takbir ketika berdiri (takbiratul ihram), ketika akan ruku’, tatkala akan turun untuk melakukan sujud, dan ketika mengangkat kepala dari sujud pertama dan kedua, dan ketika berdiri dari duduk pada rakaat kedua.

Adapun cara takbir ketika berdiri dari duduk pada rakaat kedua/raka’at genap atau rakaat yang ada tasyahudnya, yaitu ketika bangkit dari duduk untuk berdiri. Hal ini berdasarkan beberapa hadits diantaranya;

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ (رواه أبو داود)

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila ia berdiri dari rakaat yang kedua (setelah tasyahud awal), beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya.” (HR Abu Dawud)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara takbir ketika bangkit dari sujud kedua dari rakaat ganjil  dilakukan ketika mengangkat kepala dari sujud. Hal ini sejalan dengan pemahaman hadits riwayat dari Malik al-Huwairits al-Laitsy yang dikeluarkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Abu Dawud di atas.

Wallahu a’lam bish shawab

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sumber: Majalah SM No 23 Tahun 2008

Exit mobile version