Saat Cinta Sesama Orang Beriman Terkoyak

Saat Cinta Sesama Orang Beriman Terkoyak

Talak Sebelum Dukhul (1) Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 236-237

Saat Cinta Sesama Orang Beriman Terkoyak

Oleh: Alif Sarifudin

Tak selamanya hidup ini indah. Itulah yang namanya romantika. Ada senang ada juga duka. Kalau ada orang yang tak menyukaimu janganlah surut dalam berjuang. Semua pasti ada akhirnya. Kalau hari ini ada orang yang menyukaimu, hati-hatilah suatu saat ia akan berbalik membencimu karena kesombonganmu. Inilah unngkapan pembuka dalam tulisan ini agar sesama orang beriman tidak terlena dengan bersusah-payah mencari kesenangan sesaat tapi berujung pada sebuah pengkhianatan.

Di saat orang di luar sana tidak tahan dengan lapar, hawa nafsu, dan syahwat politik serta kekuasaan. Senyum pun terasa mahal hingga cintapun terjual. Bersyukur saat ini kita masih memiliki cinta sesama orang beriman. Cinta sesama orang beriman yang akan mampu mengantarkan kepada kebahagiaan hakiki yakni di surga.

Semilir angin bertiup di malam hari, Saat membuka mata di balik selimut seorang alim tuk berganti dengan tetesan air mata tuk ditumpahkan dalam sajadah. Tangis kehidupan mengoyak masa

Menunggu datangnya sinar mentari pagi. Azan subuh menggema tuk bangunkan seluruh makhluk dalam taat. Teringat kasih sayang ibu yang sabar menunggu anaknya agar bisa bangun saat sakit. Cita dan cinta seorang ibu dibangun dari hati yang ikhlas.

Ibu adalah bumi yang menyiapkan ladang untuk kebahagiaan. Ayah adalah mentari yang menyiapkan sinarnya untuk senyuman istri dan anaknya.

Saat cinta tak boleh mengeluh

Saat kebahagiaan harus direngkuh

Saat benci menghalangi penuh

Saat rindu menghunjam keruh

Ada harapan bahwa kita akan bersatu dalam untaian iman dan ikhlas yang utuh

Dalam perjalanan hidup di dunia, setiap manusia pasti mengalami sakit. Adapun bagi hamba mukmin yang sakit terdapat hikmah tersembunyi sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Imamah Al-Bahili yang mengutip sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam. Ketika hamba mukmin akan mengalami sakit, Allah subhânahu wata‘âlâ mengutus empat malaikat, masing-masing dari malaikat tersebut diberi tugas yang berbeda.

Malaikat pertama diperintahkan Allah untuk mencabut kekuatan dalam raga, sehingga hamba yang mukmin itu menjadi lemah tak berdaya. Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat yang kedua untuk mencabut kelezatan rasa dalam lidahnya sehingga makanan apa pun yang masuk dalam mulutnya akan terasa pahit. Sementara malaikat ketiga diperintahkan oleh Allah untuk mencabut kecerahan wajah, sehingga raut mukanya akan terlihat pucat. Dan malaikat terakhir diutus oleh Allah untuk mencabut semua dosanya, sehingga ia berada dalam kondisi suci dari dosa. Ketika hamba mukmin yang sakit tersebut akan disembuhkan oleh Allah, malaikat-malaikat tadi kembali diperintahkan untuk segera mengembalikan kekuatan raga, kelezatan rasa, dan kecerahan wajah, sementara untuk malaikat yang mengambil dosa tidak diperintahkan oleh Allah untuk mengembalikannya. Saat sakit bersabar dosa kan keluar. Saat sehat bersyukur nikmat semakin makmur.

Ketika cinta sesama orang beriman kini sudah mulai terkoyak karena nafsu dunia dan syahwat kekuasaan, marilah kita lihat kasih sayang Allah dalam Asmaul Husna yang diharapkan mampu menggugah semagat persatuan dan kebersamaan. Allah mempunyai nama Ar-Rahman dan Ar-Rahiim yang mengandung pesan kepada orang beriman bahwa kita diharapkan mampu bersikap mengasihi dan saling menyayangi.

Untuk mengukur kekuatan semangat persatuan di antara kita, perhatikan dengan teliti tentang kejadian, sebab-sebab, tugas, serta akhir dari kehidupan. Ada maslahat yang dikembangkan atau digali dalam  aturan yang menyeluruh dan akan menjadi landasan terpeliharanya dalam aturan agama.  istilah yang menjadi dasar perkembangan sepenuhnya adalah Ibda’, Khalaq, dan tadbir.

Ibda’ atau ‘inventation’ ialah tahap mewujudkan sesuatu tidak dari sesuatu lainnya, yaitu dari tidak ada menjadi ada tanpa unsur sebelumnya. Ini mutlak dari Allah SWT. Cinta dan semangat ukhuwah identik dengan istilah ini. Ketika nabi Adam dan Hawa diciptakan Allah, mulailah muncul ada perasaan cinta sesama makhluk dari Allah yang memberi cinta.

Khalaq atau ‘creation’ mewujudkan sesuatu yang bersasal dari sesuatu. Ketika Allah menciptakan Adam dari tanah, begitulah semangat cinta dan persatuan lahir dari nabi Adam karena ada rasa ingin mengasaihi kepada Hawa.

Tadbir  atau ‘management’ yakni maslahat yang menjadikan kepastian dari kehendak Allah dalam mewujudkannya. Allah menurunkan air hujan dari awan dan sebagainya. Cinta yang terkoyak sesama orang yang beriman akan menjadi penggugah ketika semangat ukhuwah kembali dimanage dengan baik sesama orang beriman.

Perjuangan merawat cinta sesama orang yang beriman tidak boleh berhenti. Pengorbanan pun tak boleh mematahkan semangat dalam menegakkan kebenaran. Sudah menjadi rumus dalam kehidupan bahwa roda kehidupan akan terus berputar. Kita harus mampu menggerakkan roda kehidupan agar tidak salah jalan. Di depan kita banyak sekali tantangan sebagaimana terdapat dalam kitab Al-Mursyd Fid-dinil Islam Karya Amer Bek bahwa dalam merawat cinta sesama orang beriman kita akan berhadapan dengan orang-orang yang hasud. Orang hasud menunjukkan betapa sensitif dirinya serta tidak suka kebaikan pada orang lain. Bahkan dia seorang rendahan karena tidak melihat esuatu kecuali hanya kepada dunia. Andaikan ia memandang akhirat, iapun akan berpaling darinya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjawab, obat hasad ada dua, yakni :
1. Berpaling dari perkara yang memicu hasad secara total, melupakannya serta menyibukkan diri dengan urusan yang penting bagi dirinya.

2. Memperhatikan dan mengingat-ingat bahaya hasad. Karena dengan berpikir merenung bahaya suatu perbuatan maka iapun bersegera untuk berlari dan menjauhinya. Hendaknya ia mempraktikkannya.

Demikian tulisan singkat dari penulis mudah-mudahan bisa menggugah semangat persatuan di antara kita. Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarib Wa Bash shiril Mu’minin.

Alif Sarifudin, Ketua PDM Kota Tegal

Exit mobile version