Baitul Arqam UNIMEN, Menyatukan Persepsi Muhammadiyah di Tengah Persaingan Ideologi

ENREKANG, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN) menggelar Baitul Arqam bagi Pimpinan dan Dosen sebagai Penguatan Akademik Civitas Akademika di Pusdiklat Unismuh Makassar Kabupaten Gowa, Sabtu (26/6/2021).

Kegiatan yang mengangkat tema “Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah” tersebut diikuti oleh seluruh pimpinan dan Dosen Universitas Muhammadiyah Enrekang yang berlangsung mulai Sabtu dan sedianya sampai Senin (26-28/6).

Baitul Arqam adalah sebuah bentuk pembinaan yang berorientasi pada pembinaan ideologi keislaman dan kepemimpinan serta peneguhan ideologi Muhammadiyah utamanya kepada Pimpinan dan Dosen kampus Muhammadiyah.

Baitul Arqam Pimpinan dan Dosen Unimen dibuka secara langsung oleh ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Mawardi Pewangi, di Aula Sang Surya Pusdiklat Unismuh Makassar.

Saat acara pembukaan, Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang Yunus Busa dalam sambutannya menegaskan kepada seluruh Pimpinan dan Dosen agar fokus mengikuti kegiatan.

“Di sini, agar kita fokus, semoga dapat bermanfaat, di tempat ini kita kembali menguatkan ideologi Muhammadiyah, menyamakan persepsi, menyatukan visi misi membangun Unimen ke depan.” Ujarnya.

Rektor Unimen juga sangat bersyukur akan kesediaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah meluangkan kesempatan mengelola Baitul Arqam bagi Pimpinan dan Dosen Unimen.

“Banyak terimakasih kepada Pimpinan Wilayah yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya berbagi ilmu,” tutupnya.

Sementara dalam amanahnya, Ketua PWM Sul-Sel Uzt. Mawardi Pewangi menekankan, Baitul Arqam ini menjadi penting untuk menyatukan persepsi tentang Muhammadiyah di tengah persaingan ideologi.

“Baitul Arqam seperti ini harus diintensifkan karena saat ini terjadi persaingan ideologi yang luar biasa. Insyaallah dalam Baitul Arqam ini kita akan kupas bagaimana Karakter Muhammadiyah yang sesungguhnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dalam bermuhammadiyah harus ada keseimbangan antara Kesalehan individu dengan kesalehan sosial sehingga insyaallah menjadi Muhammadiyah yang Inklusif dan akomodatif. (El)

Exit mobile version