Bertemunya Dua Cinta

cinta

Ilustrasi stock

Bertemunya Dua Cinta

Oleh: Alif Sarifudin Ahmad

Ketika orang-orang yang kita cintai telah meninggalkan kita, ada harapan agar dipertemukan lagi. Cinta yang hilang bisa terobati dengan pertemuan yang sangat ditunggu untuk mengobati kerinduan yang terpisahkan. Bertemunya dua cinta akan menambah kebahagiaan sesama hamba Allah.

Empat cinta dan kasih sayang yang telah menjadi pelengkap hidup sebaiknya kita rawat dan dibangun berdasarkan nilai-nilai keikhlasan.

  1. Mencintai keluarga (Ayah, Ibu, Suami/istri, saudara).
  2. Mencintai sesama sahabat (Sahabat kerja, sahabat bisnis)
  3. Mencintai jamaah (Persyarikatan, organisasi)
  4. Mencintai diri sendiri atau masa depan untuk menuju kematian yang baik atau husnul khotimah.

Anak yang berpisah dengan orang tua, suami yang berpisah dengan istrinya, bahkan sahabat yang berpisah dengan sahabatnya, sampai guru yang berpisah dengan muridnya, semua  akan bertemu lagi dengan cinta yang hakiki di tempat abadi yakni di surga. Itu semua akan terjadi apabila dibangun dan dirawat dengan cinta dan kasih sayang di dunia karena iman dan berbekalkan cinta dan menyayangi diri sendiri agar kebaikan-kebaikannya yang bermanfaat untuk orang lain mengantarkan kepada kematian atau akhir yang baik.

Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang cinta dan kasih sayang telah diabadikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala di antaranya terdapat dalam surat Ali Imran ayat 31

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ [٣:٣١]

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam kehidupan sehari-hari, cinta dan kasih sayang dapat diartikan pada berbagai konteks. Berbicara tentang cinta tidak bisa dipisahkan dengan perasaan. Perasaan antara seseorang dengan seseorang lainnya itu berbeda. Sehingga memaknai cinta terkadang menjadi meluas. Secara ringkas dalam Islam,  cinta itu ada beberapa bagian.

  1. Cinta Allah pada hamba-Nya,
  2. Cinta Rasulullah kepada Umatnya
  3. Cinta manusia kepada Allah dan Nabi Muhammad.
  4. Cinta manusia kepada duniawi (harta benda), senang dan menyukai.
  5. Cinta manusia dengan manusia atau sesama hamba Allah

Nabi Muhammad SAW  menggambarkan ciri-ciri sebuah cinta di antaranya adalah lebih suka berbicara dan berbincang dengan yang dicintainya, lebih suka berkumpul atau dekat dengan yang dicintainya, serta lebih suka mengikuti kemauan atau memberi yang diinginkan oleh yang dicintainya. Itulah gambaran cinta sesama orang yanng beriman antara Rasulullah dengan sahabat.

Jika kita mencintai Allah dan Rasulullah, kita haruslah mengutamakan Allah dan Rasulullah di atas segala kepentingan dunia. Hal inilah yang menunjukkan kebesaran atas kekuasaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta memang tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Tetapi karena cinta kita terkadang dikalahkan oleh kesenangan sementara seperti dunia dan yang lainnya sampai melupakan cinta kepada Alah dan Rasulullah.

Ketika kita saling mencintai sesama orang yang beriman, Allah SWT akan mempertemukan lagi besok di surga. Itulah yang dinamakan persahabatan yang akan sampai ke surga. Persahabatan selama-lamanya.Sungguh bersahabat dengan orang-orang yang saleh adalah nikmat yang sangat besar. Umar bin Khattab berkata,

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]

Sangat banyak keuntungan memiliki sahabat yang saleh diantaranya: Sahabat yang saleh akan selalu membenarkan dan menasehati kita apabila salah. Inilah sahabat yang sesungguhnya, bukan hanya sahabat saat bersenang-senang saja atau sahabat yang memuji karena basa-basi saja.Sebuah ungkapan arab berbunyi:

ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ

“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”
“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu” Sahabat yang saleh juga akan selalu mendoakan shahabatnya karena apabila ia mendoakan sahabatnya, sedangkan sahabatnya tidak mengetaui, maka malaikat juga meng-amin-kan doa tersebut sambil mendoakan bagi yang berdoa tadi, artinya orang yang mendoakan juga mendapatkan apa yang ia doakan kepada saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan).

Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim, no. 2733) Sifat seseorang dan kesalehan itu “menular”, dengan berkumpul bersama orang saleh, maka kita juga akan menjadi saleh dengan izin Allah.Perhatikan hadits berikut:

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Perumpamaan sahabat  yang baik dan  yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.[HR. Bukhari dan Muslim]

Dari semua keutamaan memiliki sahabat yang saleh, ada keutamaan yang juga merupakan kenikmatan besar, yaitu persahabatan orang yang saleh akan berlanjut sampai surga dan akan kekal selamanya. Tentu ini kenikmatan yang sangat besar, karena antara sahabat dekat pasti tidak ingin berpisah dengan sahabat lainnya.

Persahabatan yang sifatnya sementara di dunia kemudian akan dipisahkan oleh Allah dengan kematian, tentu kita mengharap agar semua dapat berakhir dengan  indah, yakni Husnul Khotimah.
Salah satu dalil bahwa akan ada persahabatan di hari kiamat yang akan berlanjut  kepada cinta dan kasih sayang abadi yaitu orang yang saling mencintai (termasuk para sahabat) akan dikumpulkan bersama di surga digambarkan dalam hadis berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)

Untuk memfasilitasi hal ini, Allah Ta’ala memberikan keutaamaan kepada seseorang untuk memberikan syafaat kepada sahabatnya yang lain, agar mereka bisa sama-sama masuk surga dan berkumpul kembali.
Hasan Al- Bashri berkata,

استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة

”Perbanyaklah bersahabat dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat antara sahabat di hari kiamat,

حتى إذا خلص المؤمنون من النار، فوالذي نفسي بيده، ما منكم من أحد بأشد مناشدة لله في استقصاء الحق من المؤمنين لله يوم القيامة لإخوانهم الذين في النار، يقولون: ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون، فيقال لهم: أخرجوا من عرفتم، فتحرم صورهم على النار، فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه، وإلى ركبتيه، ثم يقولون: ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به، فيقول: ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه، فيخرجون خلقا كثيرا، ثم يقولون: ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا

“Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukmin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya. Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim nomor 183)

Demikianlah tulisan “Bertemuanya Dua Hati” yang intinya tentang persahabatan di dunia apabila dibangun dengan kekuatan iman akan mengantarkan pertemuan dua hati yakni di surga. Semoga Allah memudahkan langkah kita semua. Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb Wabash-shiril Mu’minin.

Exit mobile version