Soal Kredibilitas Tulisan Dokter Taufiq Muhibbuddin Waly Sp PD
Suatu Tanggapan Enteng-Entengan
Beberapa hari terakhir ini beredar surat terbuka dari dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD untuk Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir. Surat itu berjudul PSEUDO-ILMIAH ATAU TAKLID BUTA. Inti surat itu mempertanyakan pernyataan Prof Dr Haedar Nashir tentang perlunya vaksinasi covid-19 untuk mengurangi kefatalan pandemi covid-19.
Dalam surat itu dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD menyatakan kalau covid-19 itu tidak bahaya dan vaksinasi covid-19 juga tidak diperlukan. Semua itu hanya rekayasa WHO. Sejumlah “fakta” dikemukakan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang berdinas di RSUD Waled Cirebon ini untuk memperkuat argumennya.
Sebagai warga Muhammadiyah saya tegerak untuk mencoba melakukan penelusuran enteng-entengan tentang sejumlah fakta yang dikemukakan dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD. Hasilnya beberapa fakta yang dikemukakan dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD ternyata tidak tepat, bahkan cenderung manipulatif. Di antara kejanggalan itu antara lain:
- Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD mengklaim membuat surat penolakan rencana program vaksinasi DBD di Indonesia sehingga diundang Presiden SBY untuk berdebat dengan para ahli DBD Indonesia di Depkes pada tahun 2012. Klaim ini agak janggal karena kalau ditelusuri vaksin DBD perintisan serius vaksin DBD baru dimulai pada tahun 2015. Walaupun juga ada catatan tentang adanya penelitian vaksin DBD pada tahun 2011 namun semua menyatakan belum selesai pada tahun 2012 jadi tidak mungkin akan program vaksinasi massal DBD di Indonesia pada tahun 2012 (https://tirto.id/mencegah-demam-berdarah-dengan-vaksin-dengvaxia-bYV3 https://www.kompas.com/sains/read/2020/02/14/190300023/penantian-panjang-dibuatnya-vaksin-demam-berdarah?page=all https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3374636/januari-meksiko-negara-pertama-dengan-vaksin-dbd-indonesia-mulai-mengkaji https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-dengue
Demikian pula halnya dengan vaksinasi Zika, sampai pada tahun 2020, vaksin untuk virus zika ini belum ada yang dinyatakan lolos uji https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2667913/bagaimana-perkembangan-vaksin-virus-zika, https://koran.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/448557/vaksin-sel-t-pembasmi-virus-zika
- Untuk meyakinkan kepakarannya, dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD mengklaim tulisan dia tentang LGBT yang berjudul judul LGBT No Way menduduki rangking 2 dari 164.000.000 (Seratus Enam Puluh Empat Juta) pencarian dengan judul LGBT NO WAY (https://www.scribd.com/presentation/ 338611314/LGBT-NO-WAY), setelah kita cek, tulisan beliau di https://www.scribd.com/presentation/ 338611314 sampai tanggal 1 juli 2021 ini hanya dilihat (dibaca) 27 kali. Ya, dua puluh tujuh. Tidak ada kata ribu apalagi juta di belakangnya.
- dr. Muhibbuddin Waly, Sp. PD adalah tokoh yang memberi saran agar penyuntikan vaksin covid-19 kepada Presiden Jokowi diulang, karena dianggap salah dan tidak benar sehingga tidak Pernyataan Muhibbuddin Waly, Sp. PD kemudian dibantah oleh banyak kalangan dan tidak ada balasan balik dari dr. Muhibbuddin Waly, Sp. PD. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5340874/sederet-hoax-vaksin-jokowi-disebut-salah-suntik-hingga-tak-sampai-habis
- Kalau ditelusuri dr. Muhibbuddin Waly, Sp. PD juga mempunyai blog http://renungan-tmudwal.com/. Dalam satu tulisan yang berjudul to be or not to be, http://renungan-tmudwal.com/to-be-or-not-to-be/ beliau menyarankan Prabowo untuk melakukan perang fisik dibanding melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (terkait hasil penghitungan suara pemilihan Presiden 2014). Walau saran ini tidak terkait dengan kesehatan, logika yang dia bangun dapat kita jadikan pertimbangan apakah surat kepada ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir itu perlu ditanggapi secara serius atau tidak. Kita juga dapat membaca semua pemikiran dia di http://renungan-tmudwal.com/ dan menilai sendiri bangunan pemikirannya.
Atas dasar ini semua, saya menyarankan agar surat terbuka dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp. PD kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah itu tidak diikuti dan dipercayai.
Terimakasih
Isngadi, Warga Muhammadiyah