KENDARI, Suara Muhammadiyah – LPPM UM Kendari kembali melanjutkan program pengembangan desa mitra terkait potensi Desa Eelahaji Kabuapten Buton Utara sebagai sentra budidaya kepiting bakau.
Adapun pada tahun kedua ini difokuskan pada penataan produksi dan pemasaran kepiting bakau hasil budidaya. Program untuk tahun kedua ini di mulai Juni sampai Desember 2021.
Kemajuan kegiatan ini sangat signifikan. Dimana tahun 2020 saat belum ada program ini, masyarakat nelayan penangkap kepiting hanya mengandalkan penghasilan dari menangkap kepiting secara konvensional, tetapi setelah program ini berjalan, jumlah kepiting yang dijual menjadi bertambah, sehingga pendapatan juga meningkat sebagai hasil dari kegiatan budidaya.
Program ini fokus pada pemeliharaan di area budidaya kepiting. Kepiting muda atau soka yang di tangkap menggunakan cara konvensional tidak dapat ditunda untuk segera dijual, konsekuensinya dijual dengan harga murah.
“Dengan kegiatan budidaya ini kepiting-kepiting soka dapat dipelihara lebih lanjut 2-3 pekan hingga siap di jual dengan harga yang pantas.” Jelas Dr. Rosmawati, S.Pt., M.Si selaku Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UM Kendari pada media, Senin (5/7/2021).
Selain itu adanya kolam budidaya memudahkan para penangkap kepiting menangkap kepiting. Mereka tidak perlu jauh-jauh menangkap kepiting karena kolam budidaya ini telah dirancang sedemikian rupa menjadi tempat berkembangbiaknya kepiting bakau, sekaligus tempat menggemukkan kepiting yang sebelumnya masih dalam kondisi soka.
Program Pengembangan Desa Mitra yang telah dijalankan sejak tahun lalu adalah upaya menjadikan desa Eelahaji sebagai sentra kepiting bakau.
Kegiatan ini didanai oleh RistekBrin yang bertujuan memperbaiki taraf hidup masyarakat nelayan penangkap kepiting sekaligus dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat setempat.
Termasuk masyarakat kelompok sasaran (nelayan penangkap kepiting bakau, aparat pemerintah sebagai penentu kebijakan dan masyarakat lainnya). (Ila/yahya)