Pandemi dan Tiga Nasehat Ibnu Sina

Pandemi dan Tiga Nasehat Ibnu Sina

Oleh: Deni al Asyari

Beberapa hari ini, pikiran dan perasaan kita diaduk-aduk dengan berbagai informasi yang menyedihkan dan mengkhawatirkan tentang serangan varian baru virus covid 19 ini.

Banyak para sahabat, keluarga dan saudara kita yang sakit dan bahkan meninggal dunia. Rumah sakit dan para nakes yang kewalahan menampung pasien. Serta oxigen dan ruang inap yang tidak tersedia, serta berbagai informasi pilu yang menyesakkan.

Dunia seperti tak bertuan. Virus ini dengan merajalela menyasar satu persatu diantara kita. Tidak pandang bulu, baik tua maupun muda. Sebagian mereka yang kena, kadang sudah berupaya taat prokes dan sudah vaksin. Dan sebagian besar tentu mereka yang tidak taat protokol kesehatan.

Negara pun seperti kelimpungan, berbagai jurus seperti tak sanggup menghadapi. Muhammadiyah bahkan menyarankan untuk mengibarkan bendera setengah tiang, sebagai bentuk duka nasional kita.

Tapi apapun yang kini kita hadapi, sungguh wujud nyata atas kekerdilan kita sebagai manusia di mata Allah. Bahwa kita bukan siapa-siapa. Pangkat, jabatan, harta, relasi tak ada nilainya dibandingkan keganasan makhluk Allah yang super mungil ini. Allah lah Maha Segala-Segalanya.

Barangkali, kekuatan untuk menghadapi semua ini, nasehat Ibnu Sina, seorang ulama asal Uzbekistan yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran dunia ini, dapat menjadi pelajaran untuk kita semua, baik bagi mereka dalam kondisi sehat maupun dalam kondisi sakit, yakni;

اَلوَهْمُ نِصْفُ الدَاءِ، (1)

Kepanikan Adalah Sebagian dari Penyakit

Ibnu Sina yang juga dikenal di Barat dengan nama Avicenna, menganjurkan untuk tidak merasa panik dalam keadaan apapun. Sebab kepanikan adalah bagian dari penyakit. Karena kepanikan merupakan gejala kejiwaan yang tidak tenang dan bisa berdampak pada kekuatan fisik maupun imun.

وَالإطْمِئْنَانُ نِصْفُ الدَوَاءِ، (2)

Ketenangan Adalah Separoh Obat

Ketenangan menurut Ibnu Sina adalah kekuatan dan benteng bagi tubuh. Bagi pikiran dan jiwa yang tenang, akan mendorong imunitas manusia menjadi kuat. Ketenangan bisa diperoleh dengan cara ilmiah rasional dan dengan cara zikri kepadaNya.

Dengan bersikap tenang, kita akan selalu optimis dan husnuzon dengan apa yang ditaqdirkan kepada setiap kita. InsyaAllah dengan ketenangan hati, akan mempercepat kesembuhan bagi mereka yang sakit.

وَالصَبْرُ بِدَايَةُ الشِفَاءِ (3)

Kesabaran adalah awal dari kesembuhan

Sikap sabar bukanlah perkara mudah. Bahkan sikap ini tidak semudah menuliskanya. Oleh karenanya, sabar memiliki nilai dan khasiat yang amat tinggi bagi mereka yang bisa melakukanya. Ibarat meminum jamu, rasanya pahit, tapi hasilnya indah.

Maka, dalam kondisi sehat maupun sakit, Ibnu Sina menganjurkan agar menjadikan sabar sebagai kekuatan hati dan pikiran. Karena kemampuan kita berlaku sabar atas ujian yang ditimpakan kepada kita, merupakan awal dari kesembuhan.

InsyaAllah dengan 3 tips ini, yaitu tidak panik, tenang dan sabar, bagi kita yang sehat, insyaAllah terhindar dari marabahaya ini, sedangkan bagi saudara-saudara kita yang sedang sakit, segera diberikan kesembuhan.

Namun menjalankan nasehat tersebut, tetap dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan yang ilmiah rasional, dengan menaati protokol kesehatan serta melakukan proses-proses medis bagi mereka yang sedang sakit.

Dan kita berharap serta berdoa, untuk saudara-saudara kita yang sakit, segera diberikan kesembuhan, serta bagi keluarga yang kehilangan anggota keluarganya, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan, dan bagi mereka yang sekarang menjadi pejuang ekonomi dan kesehatan, selalu dalam lindunganNya dan diberikan kelancaran rezki, insyaAllah negeri ini akan segera tersenyum kembali…..amiin..amiin.

Deni al Asyari, Direktut Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah

Exit mobile version