Brand Pondasi Kuat Pemasaran suatu Produk

brand

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi Doktoral Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSDM UMY) menggelar pelatihan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada Senin, 28 Juni 2021 dan Selasa, 6 Juli 2021 secara daring. Dalam pelatihan tersebut PSDM menghadirkan Bakhrul Fahmi salah seorang mahasiswa Manajemen UMY sekaligus pelaku bisnis, sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut.

Dalam pelatihan kali ini, PSDM UMY melakukan pelatihan pengelolaan objek wisata pemasaran, ada lima objek wisata yang didampingi oleh PSDM UMY, yaitu Kampung Wisata Kauman, Tebing Breksi, Pantai Goa Cemara, Desa Wisata Jamu Kiringan dan Desa Wisata Tinalah.

Bakhrul Fahmi selaku pembicara dalam pelatihan tersebut mengatakan, bahwa dalam teknis pemasaran wisata, menyusun brand guideline merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya menyusun brand merupakan suatu pondasi kuat agar pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola wisata dapat lebih efektif dan menarik.

“Manfaat brand salah satunya akan menjaga standar konsistensi pemasaran, disisi lain brand akan lebih mudah diingat sehingga membantu pengelola wisata”Kata Bakhrul Fahmi.

Dalam pelatihan ini juga, Bakhrul Fahmi menjelaskan betapa pentingnya melakukan Kompetitor Audit Internal untuk mengetahui sejauhmana kelebihan dan kelemahan terhadap objek wisata yang dimiliki. Hal ini penting agar pengelola wisata dapat melakukan perbaikan dan memberikan pelayanan yang terbaik. Pentingnya sebuah brand adalah ikatan emosional antara produk dengan konsumen.

Bertujuan untuk membangun loyalitas pelanggan dan membantu pengelola untuk menyebarluaskan obyek wisatanya. Fahmi juga menyampaikan pentingnya logo. Karena berfungsi untuk membuat brand lebih mudah dikenal, mampu membedakan jenis produk, mampu mempengaruhi psikologi pelanggan, dan sebagai simbol perjuangan. Membangnun brand sama dengan membangun kepercayaan.

Kemudian, Agung Sulistyo menjelaskan bahwa Yogyakarta penuh dengan potensi, kaya akan potensi obyek wisata. Menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pengelola obyek wisata berorientasi pada wisatawan, perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para wisatawan untuk menyampaikan saran, pendapat, atau keluhan mereka dengan mudah. Pengelola harus tanggap dalam menangani saran dari pelanggan tersebut. Misi yang perlu diperhatikan pengelola dewa wisata diantaranya daya tarik wisata, kepuasan wisatawan, strategi kompetitif, dan pariwisata berkelanjutan.

Sementara itu, Dr Indah Fatmawati, S.E.,M.Si selaku Ketua Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), mengungkapkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang masif terhadap para pengelola wisata agar dapat mengembangkan objek wisatanya lebih bagus lagi, khususnya terhadap strategi pemasaran wisata agar dapat tersebar luas ke masyarakat.

Sehingga para pengelola wisata kedepannya mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dari bisnis wisata yang mereka kelola. Melihat fenomena kompleksitas kesibukan masyarakat modern, masyarakat sadar akan pentingnya rekreasi, muncul permintaan destinasi wisata yang terjangkau (dalam hal harga dan jarak).

Penyedia jasa merespon dengan membangun objek wisata yang dikelola swasta maupun Bumdes. Semangat berwirausaha ini yang perlu diperkuat dengan pemahaman yang baik mengenai aspek manajemen/pengelolaan badan usaha. Salah satu kunci sukses bisnis yaitu kemampuan analisis dan kemampuan intuisi. Pada pendekatan pemasaran, untuk mampu memahami dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih baik dari pesaing. (Agung)

Exit mobile version