MEDAN, Suara Muhammadiyah – Keluarga besar Pimpinan dan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Sumatera Utara melakukan shalat ghaib untuk dokter Sanusi Piliang yang berpulang ke rahmatullah, Kamis (8/7) malam. Shalat Ghaib yang diimami Manajemen RSUM, Dokter Bahril Datuk itu, diwarnai rasa duka yang dalam atas kepergian dokter ‘santun dan ramah itu secara mendadak.
Sanusi Piliang meninggal dunia Kamis malam di RSUP Adam Malik setelah dirawat beberapa hari karena Covid19.
Rasa duka yang dalam juga disampaikan Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kota Medan Dr. dr. Delyuzar yang juga Wakil Dekan FK-USU. Kepada jurnalis SM Delyuzar menyampaikan rasa dukanya. ” Sedih sekali, seorang dokter yg mengabdi untuk profesi mendidik Co-ass yang ramah masuk ICU berhari-hari akhirnya berpulang Kerahmatullah,” kata Delyuzar dalam pesan pendeknya.
Cegah Dihulu
Penyebaran Covid yang semakin masif menjadi perhatian Dr. dr. Delyuzar, Ketua MCCC Kota Medan itu. Katanya, mari kita cegah di hulu, dengan tetap Prokes, memakai masker, menjaga jarak , menghindari berkerumun, mengurangi mobilitas, mencuci tangan dan menolak makan bersama dulu.
Itulah persoalan di hulu. Dipastikan kesadaran masyarakat akan prokes (5M) masih sangat lemah. Edukasi dan penindakan yang juga lemah menjadi penyebaran Covid19 sangat sulit dihindari. Sehingga angka konfirmsi baru dan kematian terus saja terjadi dalam jumlah yang besar.
Untuk itu, kata Delyuzar, bila prokes atau kehidupan dengan 5M tidak dilakukan maka kasus terinfeksi akan terus makin banyak. Berapapun tenaga kesehatan disiapkan tidak akan cukup dan pada saatnya mereka juga akan kelelahan kemudian mereka juga akan jatuh korban.
Sebut Delyuzar saat ini ketersediaan fasilitas kamar isolasi, ICU dan ventilator tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien COVID 19 yang semakin massif.
KotaxMedan saat ini sama seperti banyak kota di Jawa dan Bali berada pada kondisi zona merah dan harus menerapkan PPKM Darurat pada 12 hinggan 20 Juli mendatang. (Syaifulh/Riz)