MALANG, Suara Muhammadiyah – Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu kegiatan yang diwajibkan oleh mayoritas kampus yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), khususnya program studi ilmu komunikasi. Meskipun pandemi menerpa Indonesia, KKN tetap wajib untuk dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Dalam UMM, KKN memiliki istilah lain yakni PMM atau Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa. PMM wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa aktif ilmu komunikasi UMM dengan jumlah maksimal 5 orang dalam satu kelompok.
Salah satu kelompok yang sedang menjalankan PMM adalah kelompok 81 dari gelombang 9. Kelompok tersebut terdiri dari 5 mahasiswa aktif ilmu komunikasi angkatan 2018 yaitu, Affahany Rama (Koordinator), Resyanda F. (Sekretaris), Luthfi’ah Yuni (Bendahara), Ilham Labbaikallah (Publikasi, Dekorasi, Dokumentasi), dan Leonardo H. (Perlengkapan). Kelima mahasiswa tersebut mengambil Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang sebagai lokasi PMM mereka.
Desa Sumberdem merupakan salah satu daerah penghasil kopi yang berada pada 1.000-1.200 mdpl. Tidak hanya kopi, Desa Sumberdem juga memiliki berbagai macam produk UMKM seperti teh rosella, lidah buaya instan, keripik balung kuwuk, dan sebagainya. Meski sudah menghasilkan banyak produk, penjualan Desa Sumberdem masih terbatas pada lingkup kecil atau daerah sekitarnya saja. Hal itulah yang mendorong mahasiswa PMM kelompok 81 untuk membantu pemasaran produk UMKM asli Desa Sumberdem.
Diawali dari workshop, mahasiswa berhasil mengajak kurang lebih 15 produsen untuk menentukan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) dari produk mereka, serta membantu untuk menentukan target pasar dari tiap-tiap produk. Hal itu dilakukan karena masyarakat desa masih belum mengetahui pangsa pasar mereka, sehingga proses penjualan atau advertising pun masih belum bisa terlaksana secara maksimal.
Setelah itu untuk memaksimalkan penjualan, kelompok 81 menyewa salah satu tempat yang berada di Kepanjen yang nantinya akan digunakan sebagai outlet drop point produk UMKM Desa Sumberdem. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan masyarakat yang ingin membeli produk karena lokasinya lebih terjangkau daripada saat berada di Desa Sumberdem.
“Saya senang sekali dengan adanya adik-adik mahasiswa UMM sehingga bisa membantu kami dalam pemasaran produk kami. Adanya outlet Kepanjen menjadi salah satu cara yang sangat bagus karena letaknya lebih mudah untuk dijangkau oleh konsumen, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke Sumberdem,” ungkap Widhati selaku direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sumberdem.
Melakukan soft opening selama 4 hari, mulai 7-10 Juli ternyata membuahkan hasil yang cukup manis. Mahasiswa kelompok 81 berhasil menjual habis seluruh produk bakpia serta beberapa jenis minuman. “Saya harap outlet ini bisa terus digunakan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” imbuh Wid. (rfs)