MALANG, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melakukan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bakthiku Negeri Gelombang 9 Kelompok 12 di Kelurahan Bakalankrajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Program dari pengabdian ini salah satunya membantu pembudidaya ikan nila dengan sistem bioflok untuk dapat mengembangkan budidayanya. Mengenal sistem bioflok merupakan gabungan dari dua kata yaitu bios yang artinya hidup dan flok artinya gumpalan. Artinya memelihara ikan air tawar seperti lele dan ikan nila di dalam kolam bundar dengan diameter 2 – 4 meter dengan bantuan bakteri yang menggumpal sebagai pakan tambahan.
Dan bakteri ini perlu bantuan aerator sebagai supply oksigen untuk pertumbuhan bakteri kotoran ikan yang nantinya akan menjadi pakan tambahan untuk ikan sehingga lebih hemat biaya. Sistem budidaya yang juga hemat air ini cocok diterapkan untuk yang memiliki keterbatasan lahan seperti perkotaan seperti halnya di Kelurahan Bakalan krajan Sukun Kota Malang ini. Di Bakalan Krajan sendiri fokus pada budidaya ikan nila merah hal ini dikarenakan air sistem bioflok ini keruh namun tak berbau sehingga untuk ikan dapat terlihat meskipun air keruh.
Pada Ahad, 11 Juli 2021, penyampaian materi yang dilakukan melalui Google Meet dikarenakan masih dalam masa PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Materi yang disampaikan terkait pembudidayaan ikan nila langsung dipaparkan oleh Dosen Perikanan UMM, Bapak Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc. yang juga berpengalaman dalam mengembangkan sistem bioflok dan juga konsep One House One Pond (OHOP) sebagai konsep kemandirian pangan dalam mencegah stunting.
Beliau memberikan ilmunya mulai dari pembibitan ikan nila, perawatan dan perlakukan kepada ikan nila yang baik, hingga pemanenan ikan nila dengan jangka waktu 4-5 bulan. Hal ini tentunya diharapkan untuk dapat membantu masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam dari pembudidayaan ikan nila dengan sistem yang unik ini. Selain itu juga tanya jawab problem solver yang selama ini dialami oleh pembudidaya ikan nila dengan sistem bioflok di Bakalankrajan.
Lurah Bakalan Krajan Bapak Johan Fuaddy, S.STP, M.Si, mengikuti acara ini dalam mendukung dan menambah ilmu terkait budidaya nila ini, Bapak Johan mengucapkan bahwa “materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk pemahaman teori bagi kami masyarakat Bakalankrajan dalam membudidayakan ikan nila dengan sistem bioflok, harapannya kedepan dapat bisa bertemu dan berbagi ilmu kembali dengan Bapak Riza”.
Hal ini juga merupakan wujud semangat untuk memajukan inovasi budidaya ikan nila untuk dijadikan ikon Kelurahan Bakalankrajan yang telah memasuki TOP 99 Kompetisi Nasional Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). Peran ikan nila di Kelurahan Bakalankrajan juga tidak lepas dari adanya POKMAS (Kelompok Masyarakat) Perikanan Tirta Bakra yang rata-rata beranggotakan kaum milenial yang sekaligus menghimpun budidaya ikan nila di Kelurahan Bakalankrajan ini.
Selaku ketua POKMAS, Samuel Eka Kristian Wijayanto mengatakan bahwa acara ini tentunya bermanfaat bagi POKMAS untuk dapat mengembangkan budidaya ikan nila di Bakalan Krajan ini terkhusus dalam mengatasi permasalahan yang sering terjadi dalam masa pembibitan hingga pemanenan.
Sehingga dari adanya background permasalahan teknis maupun non teknis yang dialami oleh pembudidaya inilah yang membuat Kelompok 12 PMM UMM untuk membantu para pembudidaya mengatasi masalah yang dihadapinya. Harapannya ilmu yang sudah tersampaikan tersebut dapat diterapkan untuk mengembangkan budidaya ikan nila untuk menjadi ikon khas Kelurahan Bakalankrajan. (Robi)