MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus berupaya meningkatkan jabatan fungsional dosen, hingga mencapai jenjang Guru Besar. Salah satunya dengan menggelar Coffee Morning, yang menghadirkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Prof Jasruddin.
Kegiatan digelar di Balai Sidang Unismuh Makassar, Selasa (13/7/2021). Acara ini menerapkan protokol Kesehatan yang ketat, mulai dari kewajiban cuci tangan dan menggunakan handsanitizer, kewajiban memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh peserta, hingga pengaturan jarak tempat duduk antar peserta.
Wakil Rektor II Unismuh Dr Andi Sukri Syamsuri menyatakan bahwa acara Coffee Morning ini dibuat dalam rangka peningkatan kualitas tenaga pendidik (dosen) di Unismuh Makassar. Secara khusus, lanjutnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengakselerasi peningkatan jabatan fungsional dosen.
“Hingga saat ini, Unismuh telah memiliki 79 orang dosen yang memiliki jabatan fungsional Lektor Kepala. Kita berharap, melalui acara ini, dapat memotivasi, dan memberikan dukungan penuh, agar pencapaian Guru Besar tersebut bisa segera tercapai,” jelas mantan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar ini.
Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse dalam sambutannya, mengapresiasi kehadiran Prof Jasruddin di Unismuh Makassar.
Ide acara ini, kata Ambo Asse, bermula dari kehadiran Kepala LLDIKTI Wilayah IX dalam pengukuhan dua orang Guru Besar Unismuh Makassar Prof Akhmad dan Prof Andi Tenri Ampa, Sabtu (10/7/2021). Saat itu, Jasruddin memotivasi dosen-dosen Unismuh agar terus meningkatkan jabatan fungsional hingga mencapai posisi Guru Besar.
“Gayung bersambut, Unismuh memang sedang gencar-gencarnya mendorong peningkatan jabatan fungsional dosen. Kita sudah pernah mengadakan Bimtek peningkatan Jafung tingkat Universitas. Beberapa Fakultas juga sudah pernah melakukan. Jadi acara ini, wujud kesamaan pandangan kami dengan Prof Jasruddin,” jelas Ambo Asse.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Gagaring menyatakan bahwa pengembangan SDM ini merupakan strategi Unismuh menuju kampus unggul.
“Bagaimana mungkin kita bisa mencapai status unggul, jika dosen-dosen yang berpendidikan S3, atau berjabatan fungsional lektor hingga Guru Besar masih terbatas,” ungkapnya.
Gagaring meragukan komitmen dosen yang tidak mengurus jabatan fungsional, lebih memprioritaskan kegiatan di luar kampus. “Saya mendukung kebijakan Pak Rektor. Jika perlu dosen yang seperti itu, kita tanyakan ulang komitmennya sebagai dosen,” jelas Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Hasanuddin itu.
Empat Tipe Dosen
Ketika diberi giliran memberi pemaparan, Kepala LLDIKTI Wilayah IX Prof Jasruddin meminta izin untuk berdiri dan maju ke depan peserta. “Saya datang ke sini, bukan untuk memberi pengarahan, melainkan untuk mengakselerasi jabatan fungsional dosen-dosen Unismuh,” ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan Jasrudddin, ia mengklasifikasi empat tipe dosen dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
Pertama, katanya, dosen yang hanya mengajar, dan tidak melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi lainnya, seperti Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat.
“Bagaimana mau urus jabatan fungsional, jika kerjanya hanya mengajar, lalu fokus ke tugas lain di luar kampus,” jelasnya.
Tipe kedua, lanjut Jasruddin, dosen yang sebenarnya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tapi tidak mendokumentasikan kegiatannya.
“Saya pernah ketemu dengan dosen dari Malaysia, ia menulis CV 350 halaman. Semua yang dia lakukan ditulis dan terdokumentasi secara baik. Kalau kita, diundang orasi ilmiah, CV-nya paling banyak 3 halaman. Kita sering abai mendokumentasikan apa yang kita lakukan. Saat ditanya mana dokumennya, kita lupa simpan dimana,” jelas Jasruddin, disambut tawa peserta.
Ketiga, tipe dosen yang melaksanakan Tri Dharma dan mendokumentasikan. “Tipe ini yang biasanya cepat jadi Guru Besar. Ada yang sinis, bilang itu ji naurus. Padahal, memang begitulah seharusnya dosen,” tambah Jasruddin.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX ini juga menyebut tipe keempat, dosen yang mengumpulkan sebanyak-banyaknya angka kredit, tanpa peduli halal maupun tidak. “Jangan juga jadi dosen model seperti itu,” pesan Jasruddin.
Selanjutnya, Jasruddin memanggil para dosen secara berturut turut, dosen yang masih bertstatus tenaga pengajar, asisten ahli hingga Lektor Kepala untuk maju ke depan.
Kepala LLDIKTI ini melakukan wawancara singkat, alasan para dosen tersebut belum mengurus jabatan fungsional, atau belum mengurus kenaikan jafung. Malah, Jasruddin memberi tantangan, dosen yang memasukkan berkas paling lambat 21 Juli 2021, akan diberikan akselerasi pelayanan khusus.
“Akselerasi jangan disalahpahami, atau bahkan disebut melanggar. Persyaratan cum tetap wajib dipenuhi, yang diakselerasi hanya percepatan pelayanan,” pungkasnya.
Acara berakhir dengan komitmen, para dosen yang telah mencapai syarat untuk mengajukan kenaikan pangkat, akan segera menyiapkan berkas sebelum 21 Juli 2021. (Hadi/Riz)