Tata Kelola Alat Peraga Edukatif yang Baik dan Benar

Alat Peraga

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Selama masa pandemik COVID 19 pembelajaran tahun akademik 2020/2021 di KB Al Amna dilakukan secara on line. Alat peraga edukatif (APE) tidak dimanfaatkan secara maksimal bahkan cederung terabaikan, sehingga APE  terbengkelai dan rusak.

Dosen Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Iskandar Bukhory mengadakan kegiatan pengabdian di Kelompok Bermain Al Amna Bausasran. Bentuk pengabdian yang dilakukan adalah pendampingan pengelolaan APE. “Pengabdian ini bertujuan meningkatkan kualitas  tata kelola APE,” tuturnya.

“APE terkesan disimpan di tempat apa adanya. Jadi wajar jika alat peraga menjadi cepat usang, rusak dan pada akhirnya akan menjadi salah sumber masalah kesehatan dan keamanan bagi peserta didik KB,”  imbuh bapak satu anak ini.

Lebih lanjut Iskandar menambahkan bahwa tujuan lain dari membantu kelompok bermain  yang belum terakreditasi  agar bisa segera mendapatkan status terakrediasi. KB Al Amna adalah KB yang sudah lama berdiri dan termasuk KB dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Namun KB  Al Amna mngalamo banyak kendala tehnik, administrasi serta fisik sehingga pertengahan tahun 2021 ini stutus terakreditasi belum juga diperoleh.

Dalam program yang berlangsung pada pada hari Kamis (24/6/2021) kali ini tim pengabdian masyarakat UMY bersama dengan jajaran  guru KB Al Amna melakukan diskusi (Focus Group Discussion) untuk mensepakati standart penilaian APE, alat peraga seperti apa yang masih memenuhi syarat dan layak dipakai dalam proses pembelajaran, dan APE seperti apa yang harus dibuang atau dimusnahkan karena berbahaya untuk peserta didik.

Selanjutnya para guru menindaklanjuti hasil diskusi dengan memilah dan memilih semua APE yang dimiliki KB Al Amna, menentukan alat peraga yang bisa langsung dipakai, permainan yang membutuhkan “treatment tertentu” agar layak dan aman, dan terakhir menentukan APE yang harus dibuang. Apabila ditemukan APE yang sudah tidak layak, namun APE tersebut pentung untuk proses pembelajaran, maka guru mengusulkan pengadaan APE baru kepada tim pengabdian masyarakat untuk proses pengadaannya.

“Agar APE tidak rusak maka proses penyimpanan dan tempat penyimpanan menjadi masalah kedua yang harus dicarikan solusinya” imbuh Iskandar . Oleh karena itu tim pengabdian masyarakat dari program studi Manajemen UMY ini juga melakukan kegiatan pengadaan tempat penyimpanan APE yang sesuai dengan kelas-kelas kelompok bermain serta aman untuk anak-anak usia dini. “ Pilihan yang pas adalah rak-rak dari kayu yang kuat, di cat dengan cat warna-warni” jelas Iskandar Bukhory. (Riz)

Exit mobile version