Muhammadiyah Untuk Semua
Selamat Milad Muhammadiyah ke-112
8 Dzulhijjah 1330H – 1442H
Oleh: Nur Ngazizah
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku
Hari ini tepat 112 tahun Muhammadiyah dalam hitungan miladiyah, saat kondisi pandemi covid-19 masih menyelimuti kita. Refleksi milad di tengah pandemi memberikan nuansa tersendiri. Di awal saat berdirinya Muhammadiyah, KHA Dahlan memberikan pelajaran kepada kita tentang teologi Al Ma’un, atau kepedulian sosial pada yang membutuhkan. Ternyata luar biasa implementasi nya dalam kehidupan sekarang ini. Muhammadiyah hadir untuk semua.
Muhammadiyah selalu hadir di tengah kehidupan ini memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di bidang kesehatan, kebencanaan, Pendidikan, Lazismu, pemberdayaan masyarakat, ekonomi, sosial budaya, tabligh, tarjih dan lain lain.
Di tahun tahun pandemi ini, Muhammadiyah betul betul diuji keistikomahan dan kekokohan dalam menghadapi pandemi covid-19 ini.
Bagaimana persyarikatan ini melalui semua majelis, lembaga dan amal usahanya bergerak bahu membahu untuk menghadapi pandemi covid-19 in. Tak terhitung lagi berapa Tenaga kesehatan yang syahid di saat mereka berjihad menjadi garda terdepan merawat dan mengobati para pasien covid 19. Bukan hanya nakes saja yang terlibat, tetapi para Relawan untuk mengurusi jenazah yang terpapar covid 19. Itu baru untuk sisi kesehatan, di sisi yang lain bagaimana para Relawan psikolog memberikan konsultasi untuk mensupport orang orang yang melakukan isolasi mandiri. Dan juga tentunya support logistik untuk para keluarga yang melakukan isolasi mandiri dari berbagai ortom seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah ataupun PTM/PTA atau juga dari MCCC. Dan masih banyak lagi tak terhitung banyaknya kebaikan yang sudah dilakukan Muhammadiyah.
Muhammadiyah hadir untuk semua lapisan masyarakat Muhammadiyah hadir dengan segenap daya upaya yang dimiliki Muhammadiyah hadir untuk memberikan solusi atas masalah negeri ini dan juga dunia internasional.
Menjadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, adalah nikmat yang luar biasa.Ada kebanggaan dan keharuan tersendiri. Kami tidak bisa memberikan apa-apa yang berarti, kami hanya bisa bangga menjadi bagian dari persyarikatan ini. Persyarikatan yang menaungi warganya, memberikan jalan ke luar dari setiap permasalahan dan berpikir ke depan dan berkemajuan. Persyarikatan yang terus kokoh dan Istikomah di saat pandemi ini, walaupun bertubi-tubi ujian menghadang, tetapi jalan dakwah ini terasa menggembirakan.
Kami sebagai orang kecil dan hanya berperan sangat kecil di daerah ini, betapa bangga dan cintanya kami pada Muhammadiyah, jangan tanyakan apa yang diberikan Muhammadiyah pada kita, tapi tanyakan apa yang sudah kita lakukan terhadap Muhammadiyah. Apa yang sudah kita lakukan untuk dakwah amar ma’ruf nahi munkar ini.
Sudahkah kita wakafkan waktu, harta dan juga jiwa kita? Sudahkah kita wakafkan anak anak kita di jalan dakwah ini? Sudahkah kita kader keluarga kita untuk bersama berjuang di Muhammadiyah? Sudahkah perilaku kita mencerminkan Muhammadiyah secara bahasa dan maknawi? Sudahkah kita menyeru orang orang di sekitar kita untuk berada di jalan dakwah amar ma’ruf nahi munkar ini?
Mari jadikan Milad ke 112 miladiyah ini untuk melakukan Refleksi, Seberapa besar kita berbuat untuk kekokohan dan keistikomahan dakwah Muhammadiyah di tengah pandemi covid-19. Mari bergerak dan berkontribusi untuk kebaikan Masyarakat dan bangsa ini. Tidak ada kata lelah untuk berdakwah, tidak ada kata selesai dalam berjuang, sampai ajal menjemput kita.
Pesan Kyai Haji Ahmad Dahlan:
Kutitipkan Muhammadiyah
“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu.
Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.” “Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.
Kuberi Nama Muhammadiyah
“Usaha berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.”
Fastabiqul khairaat
Albirru manittaqaa
Nur Ngazizah, Dosen UM Purworejo, Ketua PDNA Purworejo