Kajian Strategi: Mempertahankan Atau Mengubur Harapan Reformasi?

Reformasi

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Melihat kondisi hari ini tentang demokrasi di Indonesia nampaknya sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu bidang Hikmah PC IMM Jakarta Timur periode 2021-2022 bekerja sama dengan Madrasah Digital membuka ruang diskusi untuk IMMawan dan IMMawati Jakarta Timur dan Mahasiswa umum lainnya. dengan mengundang narasumber hebat diantaranya ada Ubedillah Badrun sebagai pengamat politik dan IMMawan Muh Fadhir A.I.Lamase sebagai Instruktur Madya Malang Raya. Agenda tersebut dihadiri sebanyak 50 peserta (16/17/2021)

Ubedillah menyampaikan materi tentang “Apa Kabar 23 Tahun Reformasi? Dikubur atau Dilanjutkan?” dengan membawa hasil riset yang disajikan lewat data actual mengenai kondisi saat ini. Dari mulai kabar korupsi saat ini, ternyata indeks persepsi korupsin terbukti semakin buruk dilansir dari sumber :Tranparency International 2017-2020. Lantas melihat demokasi saat ini, melihat indeks penilaian dengan angka merah sungguh sangat memeperilhatkan bahwa kondisi demokrasi saat ini memburuk. Pak Ubedillah pun menuturkan bahwa perilaku politik saat ini mencontohkan konsep politik dinasti, terlihat kondisi keluarga Presiden RI saat ini menjadi Walikota. Jika melihat kabar ekonomi Indonesia saat ini sangat buruk dimana pada tahun 2021 pertumbuhan ekomoni -1% dilansir dari BPS, 2021.

Dilanjut dengan melihat kondisi penegakan Hak Asasi Manusia, sangat miris sekali dimana pak Ubedillah memperlihatkan data bahwa di tahun 2020 rata-rata skor seluruh variable pada indeks HAM 2020 adalah 2,9 dalam rentang 1-7 menurun dari tahun sebelumnya. “Penegakkan HAM buruk di Indoesia sangat buruk, dimana problem yang lalu seperti kasusn Tri Sakti tidak ditindak lanjuti dan tidak ditangani dengan serius, akhirnya berdatangan masalah baru seperti pembunuhan 6 laskar FPI”ujar pak Ubedillah. Jika dilihat dalam hasil surveynya dimana hak kebebasan berekspresi dan menayatakan pendapat sanagt rendah sekali skor nya yaitu 1,7 terlihat jelas bahwa kondisi saat ini kritikan dari mahasiswa di respresi oleh pemerintah.

Maka diakhir persentase nya, pak Ubedillah menyampaikan kesimpulan dimana bahwa kondisi Indonesia saat ini; Demokrasi memburuk, Ekonomi memburuk, Korupsi semakin parah dan Pelanggaran HAM terus terjadi. Adapun faktor perubahan besar di suatu Negara ialah adanya gagasan perubahan nasional dan menarik mewakili keinginan mayoritas rakyat, adanya para actor perubahan yang dipercaya publik (Mahasiswa, Cendekiawan, Tokoh Bangsa, Buruh, Petani, Rakyat Jelata) yang sangat organik. Dan adanya dukungan dari media mainstream maupun media non mainstream seperti media sosial. Dan kesimpulan besar bahwa “Mahasiswa Menjadi Aktor Kunci saat ini”.

Dilanjut dengan narasumber kedua yaitu IMMawan Muh Fadhir A.I.Lamase dengan materi “Pemuda : Dalam Pusaran `Kuda Troya` Kuasa”. Awal pemaparan materi IMMawan Fadhir menjelaskan istilah Kuda Troya yang diangkat dari situasi Yunani yang coba memanipulasi, dan ini bagian manipulasi. Dan jangan sampai kita termanipulasi dengan kuda troya.

Diangkat dari prawacana yang berbincang mengenai menakar agenda reformasi sudah menjadi wacana lama. Sehingga, butuh pembacaan dan langkah baru untuk menjawab persoalan saya. “bagi saya, benteng terakhir yang menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan bangsa ini ialah kalangan pemuda, intelektual, akademisi yang berhati mulia. Namun, masih adakah di era sekarang?” ujar Muh Fadhir.

Respon pemuda terhadap realitas kebangsaan kita, dimana pemuda menjadi pusaran penting dalam mengakomodir permasalahan kebangsaan saat ini. Pemuda sebagai agen of control dan perubahan. Pemuda harus peka dengan kondisi pemerintah, serta pemuda harus memiliki hubungan baik dengan masyarakat umum.

Kondisi pemuda kita hari ini, pada intinya pemikiran teoritis sosial menyebut adanya pengaruh perkembangan teknologi, kapitalisme dan industri yang eksesif terhadap kebudayaan masyarakat. Beberapa kondisi pemuda ditinjau dari sisi negative dan positif . sisi negatif; apatis, pragmatis, liberal, egois dan matrealistis dan untuk sisi positif; kreatif, emaptik, kritis, religius, dan produktif.

Tantangan kebangsaan kita saat ini, infiltrasi nilai liberal melalui pendidikan selama ratusan tahun sejak 1901. Dampak evolutif historisnya adalah kebudayaan nasional kita saat ini. Pada mawa awal, infiltrasi nilai dominan yitu rembesan budaya (1700), sosial (1830), ekonomi liberal (1901) vs pesantren dan budaya lokal. Masuk pada periode orde lama dimana masa transisi pertarungan ideology. Transisi pendidikan belanda menuju liberal. Selanjutnya orde baru dimana dualiesme ideology pancasila dengan infiltrasi sistem global; sistem pendidikan sekuler. Dan terakhir orde reformasi, dimana puncak liberalisasi sistem sosial, ekonomi dan pendidikan.

Kondisi saat ini, bergerak dinamis antara terstruktur atau antisipatif. Dimana gerakan terstruktur ini proses kaderisasi bernilai intelektualitas, moralitas, kultural dan masa depan. Sebaliknya gerakan antisipatif yaitu gerakan sporadis, politis, pragmatis, serta kepentingan jangka pendek.

Kesimpulan dari kedua narasumber pada kajian strategi ini, sebagai mahasiswa harus memiliki perubahan dimana perubahan itu berasal dari gagasan yang besar dan dikonsepkan nya gerakan yang terstruktur dan terorganisir. Tidak lupa based on data and riset dengan itu kita punya bangunan yang kokoh. (Nesa Nelania/Riz)

Exit mobile version