YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 membawa dampak pada seluruh sektor termasuk Sektor Industri Rumah Tangga. Dosen UMY Sri Handari Wahyuningsih dan Alni Rahmawari melakukan pendampingan Penguatan Ketahanan UMKM Usaha Bakso Ndeso dan Catering Ni’ma yang berlokasi di Pandowan, Galur, Kulonprogo.
Disampaikan oleh Sri Handari Wahyuningsih, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang bertujuan meningkatkan ketahanan usaha ekonomi keluarga melalui beberapa rangkaian antara lain: pengurusan ijn usaha yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), penyuluhan proses produksi secara lebih higienis, penyuluhan diversifikasi produk, dan penyuluhan administrasi keuangan usaha rumah tangga.
Ditambahkan juga oleh Alni Rahmawati, bahwa pendampingan administrasi sederhana pencatatan keuangan menjadi hal penting agar Sektor Industri Rumah Tangga dapat mengetahui transaksi keuangan dan keuntungan dari usaha yang dijalankan.
Taufiq Ramdani, owner bisnis rumahan Baso Ndeso dan Catering Ni’ma menjelaskan bahwa Pandemi Covid-19 yang dirasakan lebih dari satu tahun memberikan dampak yang sangat besar pada omset usahanya. Bakso Ndeso sebelum pandemi diminati oleh warga dengan cukup banyaknya pengunjung untuk jajan, saat ini sepi.
Selain itu, bisnis catering yang dia geluti bersama istrinya juga mengalami penurunan omset karena kegiatan rapat dan pertemuan lain sangat berkurang intensitasnya. Bantuan dari Tim UMY dalam pendampingan ijin usaha NIB dan PIRT serta penyuluhan higienitas dalam proses produksi diharapkan dapat semakin menambah kepercayaan pelanggan. Taufik juga menambahkan bahwa penyuluhan dan banyaknya diskusi secara daring tentang menu baru memberikan semangat melakukan inovasi dan diversifikasi usaha.
Saat ini, variasi menu catering mulai dikembangkan dengan model pemasaran online melalui Whattsapp dan menjalin relasi dengan pelanggan seperti komunitas pengajian, komunitas masjid. Dalam satu minggu, produksi tahu bakso sebagai produk diversifikasi Bakso Ndeso mencapai produksi sampai 2000 unit. Ditambahkan juga, bahwa bantuan peralatan dari UMY yang diterima sangat bermanfaat untuk pengembangan usaha yang dijalankan. (Riz)