Jangan Jadi Toxic People, Cerita Penyintas Covid-19

Covid-19

Wabah Covid-19

Jangan Jadi Toxic People
(Cerita Penyintas Covid 19)

Oleh: Nur Ngazizah

“Sedekahmu kurang mungkin Bu”
“Tilawahmu kurang banyak barangkali”
“Sholatmu kurang khusyu Bu”
“Doa dan dzikirmu kurang kuat Bu”
” Mungkin ada maksiat yang kau lakukan”
“Terima saja takdir Allah, karena umur seseorang hanya Allah yang Tahu”

Selintas kalimat kalimat di atas bagus ya dan terkesan religius banget. Tetapi jika itu dilontarkan pada orang yang sedang sakit, terpapar virus covid 19, bisa dibayangkan bagaimana rasanya. Sudah fisik sakit, mental dan jiwa ditambah beban, bukan malah dihibur. Kehadiran kalimat itu justru membuat rasa tidak nyaman dan semacam diadili. Kalimat diberikan bukan pada saat yang tepat.

Itulah salah satu ciri toxic people yang terkadang tanpa disadari melekat pada diri kita, sehingga kehadiran kita membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Terpapar covid 19 membutuhkan dukungan moral, spiritual dan materiil. Mendapatkan kalimat kalimat di atas alih alih menyemangati justru merugikan bagi yang mendengarnya. Bisa jadi moodnya semakin turun dan kondisi jadi memprihatinkan.

Apa toxic people?

Orang yang toksik atau Toxic people adalah seseorang yang memiliki perilaku negatif dan selalu membuat hidup orang lain menjadi tidak nyaman.

Toksik dalam seseorang tidak dianggap sebagai gangguan mental namun mungkin ada sesuatu masalah mental yang mendasari kenapa seseorang bertindak seperti itu.

Ciri-ciri toxic people dalam buku Toxic people adalah:

1. Tidak pernah bertanggung jawab
2. Bertindak manipulatif
3. Tidak pernah meminta maaf
4. Bertindak menghakimi
5. Tidak pernah berempati
6. Tidak konsisten
7. Tidak pernah mendengar orang lain
8. Sering memotong pembicaraan orang lain
9. Hanya ingin semua mata tertuju padanya

Contoh kalimat kalimat di atas bisa digolongkan pada point bertindak menghakimi dan tidak pernah berempati terhadap kondisi sakit yang sedang dirasakan orang lain. Tidak ada kepekaan rasa.

Atau bisa juga ketika ada yang sakit,ada yang memberikan saran saran tetapi saran itu belum terbukti kebenarannya dan bahkan yang memberikan saran belum pernah merasakan sakit seperti yang dirasakan, hanya copy paste dari media sosial yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan, ini sungguh membahayakan nyawa seseorang. Semisal dengan paparan virus covid 19, kemudian ada komentar : itu virus biasa, tidak usah berobat, tidak usah diperiksakan,nanti akan sembuh sendiri. Stop..kalimat kalimat seperti ini.
Kondisi paparan virus covid 19 itu berbeda-beda, ada yang tanpa gejala, gejala ringan, sedang dan berat. Sehingga efeknya tentu akan berbeda-beda.

Berbicaralah dengan ilmu, jika tidak bisa berkata-kata yang baik,lebih baik diam. Jangan sampai akibat perkataan yang tidak didasari ilmu,justru mengakibatkan banyak orang yang celaka.

Dalam riwayat dari Abu Hurairah disebutkan, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)” (HR: al-Bukhari dan Muslim).

Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Lebih baik doakan yang sakit dengan doa yang dicontohkan Rasulullah SAW,itu justru kekuatan yang luar biasa untuk membantu kesembuhan.

لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

Tidak mengapa, insya Allâh sakitmu ini membuat dosamu bersih

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا
شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Wahai Rabb seluruh
manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi

أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

Aku mohon kepada Allâh Yang Maha Agung, Rabb yang menguasai Arsy yang agung, agar menyembuhkan penyakit

Semoga kita bisa menjaga lesan lesan kita untuk selalu berkata kata yang baik dan didasari ilmu, sehingga lesan kita menyelamatkan orang lain dan kita tidak menjadi bagian dari toxic people

Albirru manittaqa
Fastabiqul khairaat

Nur Ngazizah, Dosen UM Purworejo, Ketua PDNA Purworejo

Exit mobile version