Diikuti 23 Negara, IPIREL UMY Gelar ICCTP Perdana

ICCTP

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – International Program of International Relations (IPIREL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar International Course of Conflict Transformation and Peacebuilding (ICCTP), program ini merupakan bagian dari Online Summer School 2021. Dengan menghadirkan 13 dosen asing dan 5 dosen lokal, program ini diselenggarakan mulai 26 Juli hingga 6 Agustus mendatang.

Dr. Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si., Direktur IPIREL UMY, saat ditemui oleh BHP pada Kamis (29/07) menjelaskan bahwa ICCTP merupakan sebuah upaya untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang memiliki kualifikasi di ranah internasional. “Selain bekerjasama dengan lembaga pendidikan, ICCTP saat ini juga bekerjasama dengan sebuah organisasi non-profit yaitu DEEP (Dialogue, Emphatic Engagement, and Peacebuilding) Network yang berbasis di La Trobe University Australia di bawah koordinasi Prof. Dr. Alberto Gomes,” ungkapnya.

Program yang baru pertama kali diadakan ini, hampir 90 persen diikuti oleh peserta yang berasal dari 23 negara termasuk Meksiko, Brazil, Spanyol, Malaysia, Bangladesh. Tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa, namun juga dari lembaga-lembaga non-profit, dan juga pusat studi perdamaian.

Terkait isu conflict transformation dan peacebuilding yang diangkat oleh ICCTP, Sugeng lebih lanjut menjelaskan bahwa kedua isu tersebut merupakan kontribusi paling mulia yang dapat dilakukan oleh bidang ilmu hubungan internasional. “Salah satu cara mengaplikasikan dan berkontribusi adalah dengan memberikan pemahaman mengenai conflict transformation dan mencari formulasi untuk menciptakan perdamaian.

Masih ada kaitannya dengan pandemi nanti di dalam pembahasan yang lebih spesifik, seperti bagaimana cara menyelesaikan konflik di tengah masa yang sulit seperti ini atau bagaimana kemudian vaksin menjadi cara baru untuk berdiplomasi,” jelasnya.

Setelah mengikuti program ini, nantinya para peserta akan diminta untuk membuat karya akademik yang akan digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat capaian peserta yang dapat digunakan sebagai transfer credit pada lembaga masing-masing. Sugeng menambahkan bahwa dengan mengikuti program ini, peserta akan mendapat prespektif baru mengenai isu terkait dan juga menghasilkan networking yang lebih luas melalui pertemuan intens yang terjadi selama program ini. “Harapannya program ini akan menjadi program yang berkelanjutan setiap tahunnya, apalagi nanti jika pandemi sudah selesai dan bisa dilaksanakan secara luring (luar jaringan),” pungkasnya. (ays)

Exit mobile version